Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Perjalanan Bisnis Bakmi Gang Kelinci, Berdiri Sejak Tahun 1957

Kompas.com - 11/05/2024, 12:05 WIB
Ester Claudia Pricilia,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Satu lagi cerita bisnis legendris di Jakarta, kali ini di wilayah Pasar Baru. Ada bakmi legendaris yang telah berjalan hingga tiga generasi di Jakarta, yaitu Bakmi Gang Kelinci.

Namanya masih sangat besar hingga saat ini. Mereka berhasil memiliki 10 cabang resmi dan 4 cabang lainnya dibawah AK Manajemen. Setiap hari, Bakmi Gang Kelinci masih selalu ramai pengunjung yang datang untuk makan di sana.

Baca juga: Berjualan Sejak 1980, Ini Kisah Bisnis Legendaris Es Campur Ko Acia

Bisnis legendaris yang telah berjalan 66 tahun lamanya tentu mempunyai sejarah, perjalanan, hingga lika-liku yang panjang di balik kesuksesannya saat ini.

Dimulai dari Padmawati Dharmawan (90) dan sang suami Almarhum Hadi Sukiman, selaku generasi pertama yang mendirikan Bakmi Gang Kelinci, dilanjutkan oleh generasi kedua, yaitu anak dari Padmawati, Kenny Sukiman (60), dan akan dilanjutkan lagi oleh generasi ketiga, yaitu cucu Padmawati yang merupakan anak Kenny, yakni Michael Kenny Sukiman.

Sebelumnya Pengrajin Rotan dan Belajar Masak di Hongkong

Sebelum memulai bisnis bakmi ini, Padmawati dan suami merupakan pengrajin rotan. Jadi saat ada penghasilan dari bisnis kerajinan rotan, mereka menabungnya sedikit demi sedikit untuk membuka bisnis bakmi.

Hingga akhirnya mereka berdua bisa mulai merintis bisnis bakmi sejak 1957. Saat itu usia Padmawati masih terbilang muda, 22 tahun.

Sang suami, almarhum Hadi Sukiman, memang mengerti tentang industri makanan. Ia bahkan pernah belajar dan bekerja di industri makanan di Hongkong. Oleh karena itu, ia memutuskan membuka bisnis makanan berbekal pengetahuan dan pengalamannya.

Mulai dengan Gerobak dan Lokasi yang Berpindah-pindah

Awalnya saat merintis bisnis ini, mereka menggunakan gerobak untuk berjualan bakmi. Tempat jualan pun belum menetap, masih berpindah-pindah lokasi jualan. 

“Saya dan suami mulai jualan pakai gerobak dan kami belum pakai nama apa pun,” beber Padmawati saat diwawancarai tim Kompas.com, Rabu (08/05/2024).

Baca juga: Sejarah Tan Ek Tjoan, Roti Legendaris asal Bogor Sejak 1920

Bakmi Gang Kelinci Cabang Pusat, Pasar Baru, JakartaKompas.com - Ester Claudia Pricilia Bakmi Gang Kelinci Cabang Pusat, Pasar Baru, Jakarta

Namun perjalanan berjualan dengan gerobak hanya berjalan beberapa bulan. Mereka mendapat tempat dan menyewa lapak pada seseorang di belakang bioskop Globe.

“Kami berjualan di depan toko minuman, karena ada lapak, jadi kami berjualan di depannya,” katanya.

Sayangnya, tahun 1960-an mereka harus pindah, karena pemilik lapak ingin memakainya sendiri.

Saat itu, Padmawati akhirnya berhenti berjualan sejenak, karena harus mencari lapak lagi.

Baca juga: Kisah Bisnis Legendaris AGTL Ny. Nani S, Berdiri Sejak Tahun 1989

“Saat itu susah nyarinya, enggak dapat-dapat. Sekalinya dapat tempatnya, enggak dapat izinnya. Jadi papa saya saranin agar berjualan di rumah sendiri saja, di gang Sumur,” jelas Ibu dari lima anak itu.

Namun, karena rumahnya di dalam gang, tak banyak orang yang tau. Jualan pun sepi. 

Untuk mengatasi hal itu, Padmawati dan suami menarik pelanggan dari depan Pasar Baru untuk mampir ke tempatnya berjualan bakmi.

Upaya mereka tak sia-sia, seiring berjalannya waktu, jualan bakmi mereka mulai ramai didatangi pembeli.

Nama Bakmi Gang Kelinci Terinspirasi Lagu

Di tahun 1979, muncul masalah lagi. Rumah yang untuk berjualan diberikan kepada adik Padmawati, sehingga ia harus pindah dan mencari tempat baru lagi.

Dari situ, mereka kemudian menetap di Gang Kelinci, yang hingga saay ini menjadi pusat Bakmi Gang Kelinci di daerah Pasar Baru, Jakarta.

Menariknya, bertepatan dengan pindahnya mereka ke lokasi tersebut, Lilis Suryani merilis lagu yang berjudul “Gang Kelinci”.

“Lilis Suryani tinggal di Gang Kelinci dan dia mengeluarkan lagu berjudul ‘Gang Kelinci’, Lokasi usaha ini juga di Gang Kelinci, jadi ya saya namakan juga usaha ini jadi ‘Bakmi Gang Kelinci’,” ungkap wanita yang lahir pada tahun 1935 ini.

Saat itu, anak-anak Padmawati sudah mulai membantu berjualan, termasuk yang masih berumur 10 tahun.

Padmawati memang menyiapkan bisnis bakmi ini, agar dapat diturunkan kepada anak-cucunya.

Baca juga: Kisah di Balik Perjalanan Kupat Tahu Pak Pangat Magelang yang Legendaris

Hadiah untuk Anak Sekolah

Awal tahun 1990, Almarhum Hadi Sukiman menunjuk anaknya, yaitu Kenny untuk meneruskan usahanya.

Di zaman Kenny, Bakmi Gang Kelinci menargetkan anak-anak sekolah, karena memang banyak anak-anak pulang sekolah dari Sekolah Penabur, Santa Ursula, Budi Utomo (SMAN 1), dan masih banyak lagi yang makan di situ.

Maka Kenny pun sering memberikan hadiah seperti balon, pensil, penggaris, dan lain-lain untuk anak-anak yang makan di Bakmi Gang Kelinci.

“Waktu itu saya bikin persis kayak McDonald, jadi anak-anak yang datang saya kasih banyak mainan. Kalau sekarang, anak-anak itu sudah sepantaran saya,” jelas Kenny, generasi kedua Bakmie Gang Kelinci.

Namun sekarang, Bakmi Gang Kelinci didatangi oleh semua kalangan, tak terbatas dari segmen usia tertentu.

Mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga orang dewasa, bahkan orang-orang tua datang ke Bakmi Gang Kelinci untuk makan di sana dan sekadar nostalgia memori masa muda mereka.

Saat ini, anak Kenny juga mulai belajar menjalankan manajemen Bakmi Gang Kelinci, yang nantinya akan menjadi penerus bisnis ini.

Baca juga: Cerita di Balik Ramainya Kedai Mie Tjap Chili, Ludes 500 Porsi per Hari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau