BOGOR, KOMPAS.com - Banyak bisnis yang merekrut pekerja dari lulusan terbaik yang dianggap potensial.
Namun tak demikian dengan Ka Nung Bakery, sebuah toko roti di Kota Bogor yang memilih memperkerjakan para difabel lulusan Sekolah Luar Biasa (SLB).
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang berlokasi di Jalan Sedane Empang, Kota Bogor ini sudah berdiri sejak tahun 1974. Menjual roti konde (roti canai) dan berbagai sajian roti khas Timur Tengah.
Pendirinya adalah Ibu Nur, seorang single mother yang berhasil membuat ke-enam anaknya sarjana dari hasil berjualan roti konde semenjak ditinggal sang suami berpulang. Kini Ka Nung Bakery sudah dijalankan oleh ke generasi kedua, Cholid Askar sejak tahun 2002.
Baca juga: Trisna Berdayakan Kaum Difabel untuk Produksi Fesyen Model Jepang
Pada masa kepengurusan oleh Askar ini, Ka Nung Bakery mulai merekrut pekerja dari teman-teman difabel sejak tahun 2005.
Semua bermula dari lokasi usaha Ka Nung Bakery yang bertetangga dengan salah satu Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kota Bogor, yaitu SLB Al-Irsyad.
Askar yang masih satu lokasi, setiap tahunnya melihat para lulusan SLB tersebut sering kebingungan mencari pekerjaan. Lalu Askar berpikir untuk menawarkan kerja sama dengan teman-teman difabel, bekerja di Ka Nung Bakery.
"Mereka itu sama dengan kita, meraka juga ingin mendapat hak yang sama. Ingin punya pekerjaan, gaji, dan kegiatan seperti yang lain. Kalau memang mereka bisa dan ada kemauan, mengapa tidak kami tawarkan untuk bekerja?" Kata Askar kepada Kompas.com, Selasa (14/5/2024).
Baca juga: Cerita Di Balik Ka Nung Bakery Bogor, Roti Konde Legendaris Sejak 1974
Bahkan menurut Askar, kinerja para difabel justru memuaskan. Mereka bersungguh-sungguh dan memaksimalkan kesempatan ini untuk menggali potensi diri. Askar pun tentu dengan senang hati menyambut semangat tersebut.
'Rumangsa', adalah kesimpulan dari Askar yang menggambarkan alasan dibalik optimalnya teman-teman difabel dalam bekerja.
'Rumangsa' di sini dapat diartikan sebagai rasa memahami keadaan, sehingga berusaha totalitas ketika menerima kesempatan.
Baca juga: Peruri Berikan Pelatihan Digital Marketing untuk UMKM dan Kewirausahaan untuk Difabel
Para teman-teman difabel yang baru lulus sekolah dan kesulitan mencari kerja, akhirnya dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh saat menerima tawaran bekerja di Ka Nung Bakery.
"Ternyata mereka kerjanya itu komit. Mungkin karena ada rasa 'rumangsa'. Memang mereka punya keterbatasan, tapi ketika mereka ditawari kesempatan itu, akhirnya mereka memaksimalkan," ungkap Askar.
Para pekerja difabel nyatanya memiliki loyalitas yang tinggi. Salah satu cerita menarik datang dari pekerja difabel yang rumahnya berjarak puluhan kilometer dari toko. Askar bercerita, setiap subuh pekerja difabel ini datang menggunakan sepeda.
Ketika sampai di toko, dia langsung masuk ke showroom mengecek stock produk, kemudian berdoa agar produk tersebut bisa laris terjual, agar ia dapat terus bekerja.