Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Sejahterakan Pengrajin Kain, Aris Merintis Titik Nyaman hingga Berhasil Ekspor

Kompas.com - 16/05/2024, 07:42 WIB
Ester Claudia Pricilia,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Derasnya arus globalisasi, menyebabkan mudah masuknya kebudayaan asing ke Indonesia tanpa adanya penyaring.

Salah satu akibatnya, generasi muda lebih banyak terpapar dengan kebudayaan asing dibanding kebudayaan dalam negeri sendiri.

Termasuk dalam cara berpakaian. Generasi muda Indonesia cenderung lebih menyukai pakaian modern dengan gaya kebarat-baratan, Korea, atau Jepang. Tentu hal itu berimbas negatif pada kebudayaan dan produk dalam negeri.

Baca juga: Ingin Kenalkan Kain Tradisional Indonesia, Sondang Merintis Mejikuhibiniu Butik

Berangkat dari keresahan itu, Mas Aris Wibowo (30), merintis bisnis fesyen kekinian yang dipadukan dengan kain-kain tradisional Indonesia. Bisnis itu ia namakan Titik Nyaman Outfit.

Titik Nyaman menyediakan outfit kekinian seperti outer, blouse, kaos, kemeja, dan topi yang dalam satu produknya bisa menggabungkan dua hingga tiga kain wastra Indonesia.

Selain menggabungkan kain-kain wastra, Titik Nyaman juga mempunyai keunikan lain, yaitu desain yang asimetris.

“Saya ingin menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari kompetitor. Desain simetris itu normal dan sudah biasa. Jadi dengan asimetris, orang pasti akan mengenali kalau itu produk Titik Nyaman,” jelas Aris saat dihubungi Kompas.com, Selasa (14/05/2024).

Tertarik pada Kain-kain Tradisional

Ketertarikan Aris pada kain-kain tradisional lah yang akhirnya membuat ia menciptakan perpaduan itu, agar bisa dipakai secara casual atau sehari-hari.

“Saya memang suka sama kain etnik. Jadi awalnya saya bikin hanya untuk diri sendiri dengan desain simpel. Soalnya saya mau beli pun, enggak nemu yang buat pria, kebanyakan buat perempuan,” bebernya.

Ia awalnya memang hanya membuat untuk diri sendiri, tetapi lama kelamaan teman-temannya ikut minta dibuatkan.

Dari situ Aris merasa, produk yang ia ciptakan bisa dikomersialkan. Maka, ia pun resmi membuka Titik Nyaman Outfit pada tahun 2020.

Untuk menciptakan inovasi itu ke dalam bentuk bisnis yang siap jual, Aris membutuhkan modal sebesar Rp 15 juta. Awal memulai Titik Nyaman, Aris hanya menjual pakaian pria.

“Seiring berjalannya waktu, permintaan pasar untuk produk wanita banyak masuk. Jadi saya rekrut satu orang buat fokus di outfit Perempuan, saya yang laki-lakinya,” ujarnya.

Baca juga: Wujudkan Passion di Bidang Fesyen, Frida Aulia Bangun Bisnis hingga Kenalkan Batik ke Mancanegara

Produk-produk Titik NyamanInstagram /@titik.nyamanoutfit Produk-produk Titik Nyaman

Mendorong Generasi Muda Pakai Kain Wastra

Inovasi yang ia ciptakan itu sejalan dengan tujuan usahanya, yakni agar generasi muda yang ingin memakai kain wastra, bisa memakainya sebagai pakaian sehari-hari dengan kesan tidak terlalu formal.

“Biasanya kan anak muda ogah kalau pakai Batik untuk sehari-hari, biasanya hari tertentu saja. Jadi saya bisa kombinasikan Batik dengan denim atau kain modern lain, agar mereka bisa pakai kasual,” tambahnya.

Baca juga: Hendar Sukses Jalankan Bisnis Kain Tenun Khas Garut

Halaman:

Terkini Lainnya
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Jagoan Lokal
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
Training
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Program
Menteri UMKM Janji Dampingi Pengusaha 'Outdoor' untuk Perluas Akses Pasar
Menteri UMKM Janji Dampingi Pengusaha "Outdoor" untuk Perluas Akses Pasar
Training
Kualitas Peralatan Outdoor Lokal Tak Kalah dari Produk Luar
Kualitas Peralatan Outdoor Lokal Tak Kalah dari Produk Luar
Training
Beri Perlindungan Hukum ke UMKM, Pemerintah Gandeng Kongres Advokat Indonesia
Beri Perlindungan Hukum ke UMKM, Pemerintah Gandeng Kongres Advokat Indonesia
Program
Kreasi Pala Nusantara Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai saat Ekonomi Lesu
Kreasi Pala Nusantara Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai saat Ekonomi Lesu
Jagoan Lokal
Usia 25, Yoel Punya 3 Gerai Makanan Sehat Berkat Kebiasaan Lama
Usia 25, Yoel Punya 3 Gerai Makanan Sehat Berkat Kebiasaan Lama
Jagoan Lokal
Panen Tebu di Blitar Melimpah, Pabrik GulaIni  Naikkan Target Giling
Panen Tebu di Blitar Melimpah, Pabrik GulaIni Naikkan Target Giling
Program
Budi Daya Maggot, Paiman Berhasil Raup Omzet Puluhan Juta Per Bulan
Budi Daya Maggot, Paiman Berhasil Raup Omzet Puluhan Juta Per Bulan
Jagoan Lokal
SMBC Indonesia Gandeng Komunitas Lokal Perkuat Perempuan Pelaku UMKM
SMBC Indonesia Gandeng Komunitas Lokal Perkuat Perempuan Pelaku UMKM
Training
Suadesa Festival 2025 Dorong Perputaran Ekonomi di Desa Karangrejo hingga Rp3 Miliar
Suadesa Festival 2025 Dorong Perputaran Ekonomi di Desa Karangrejo hingga Rp3 Miliar
Program
Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur
Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur
Program
Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas
Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas
Program
Rendang Buya, UMK Binaan PTBA yang Siap Mendunia
Rendang Buya, UMK Binaan PTBA yang Siap Mendunia
Jagoan Lokal
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau