Aris mengaku kain-kain wastra yang digunakan, ia dapatkan langsung dari tangan pertama, yaitu pengrajin.
“Salah satu alasan kuat Titik Nyaman ada, karena saya mau menyejahterakan kembali pengrajin-pengrajin kain di Indonesia,” kata pria asal Jakarta itu.
Memang tak bisa dipungkiri, daya beli terhadap kain etnik sangat lesu, karena banyaknya fesyen modern yang lebih diminati oleh masyarakat Indonesia.
Dengan menggunakan kain tradisional, Aris berharap pembelian yang ia lakukan kepada pengrajin kain, dapat menaikkan semangat mereka untuk terus memproduksi kain-kain tradisional Indonesia.
“Saya tahu mereka kesusahan dalam menjual produk kainnya, soalnya peminatnya sangat sedikit. Apalagi bersaing masalah harga, mereka akan kalah dengan produk asing yang dijual dengan harga murah,” jelasnya.
Dikarenakan menggunakan kain langsung dari sumber pertama yaitu pengrajin, tentu harga jual produk Titik Nyaman juga tidak bisa dipasarkan dengan harga murah. Pasalnya, bahan yang digunakan saja sudah mahal.
Produk Titik Nyaman dibandrol dengan harga termurah Rp 180 ribu hingga termahal Rp 650 ribu.
Maka ketika mereka memasarkannya lewat pemasaran digital seperti Shopee atau Tokopedia, produknya susah dilirik oleh pembeli, karena bersaing dengan harga-harga murah.
Aris mengatakan satu-satunya pemasaran yang paling efektif adalah pameran, atau toko fisik langsung yang bisa mempertemukan Titik Nyaman dengan konsumen.
“Dengan bertemu langsung, kami bisa mengedukasi dan menjelaskan produknya kepada customer tersebut,” ujar Aris.
Baca juga: Perjalanan Ratna Merintis Batik Handayani Geulis, Mulai dari Melahirkan Pengrajin Batik Bogor
Selain permasalahan pemasaran, kendala lain yang sering dirasakan Aris adalah ketika memproduksi produk Titik Nyaman dalam jumlah besar.
Mulai dari produksi kain hingga jadi ke dalam satu baju, semua proses dilakukan murni dengan tangan dan bukan dengan mesin.
Ditambah kendala sumber daya manusia, Aris hanya mempunyai tiga karyawan tetap dan delapan karyawan freelance. Jadi mereka kesulitan untuk memproduksi masal atau menerima pesanan dalam jumlah banyak.
Jumlah pesanan paling banyak yang diterima Titik Nyaman adalah sekitar 50pcs. Itu pun pesanan dari perkantoran.
Untuk lokasi produksi Titik Nyaman, saat ini dilakukan di daerah Bogor, Indonesia.
Baca juga: Torajamelo Bawa Produk Kain Tenun untuk Sasar Pasar Global