Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Sejahterakan Pengrajin Kain, Aris Merintis Titik Nyaman hingga Berhasil Ekspor

Kompas.com - 16/05/2024, 07:42 WIB
Ester Claudia Pricilia,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Ingin Menyejahterakan Pengrajin Kain di Indonesia

Aris mengaku kain-kain wastra yang digunakan, ia dapatkan langsung dari tangan pertama, yaitu pengrajin.

“Salah satu alasan kuat Titik Nyaman ada, karena saya mau menyejahterakan kembali pengrajin-pengrajin kain di Indonesia,” kata pria asal Jakarta itu.

Memang tak bisa dipungkiri, daya beli terhadap kain etnik sangat lesu, karena banyaknya fesyen modern yang lebih diminati oleh masyarakat Indonesia.

Dengan menggunakan kain tradisional, Aris berharap pembelian yang ia lakukan kepada pengrajin kain, dapat menaikkan semangat mereka untuk terus memproduksi kain-kain tradisional Indonesia.

“Saya tahu mereka kesusahan dalam menjual produk kainnya, soalnya peminatnya sangat sedikit. Apalagi bersaing masalah harga, mereka akan kalah dengan produk asing yang dijual dengan harga murah,” jelasnya.

Kendala Pemasaran Digital dan Produksi

Dikarenakan menggunakan kain langsung dari sumber pertama yaitu pengrajin, tentu harga jual produk Titik Nyaman juga tidak bisa dipasarkan dengan harga murah. Pasalnya, bahan yang digunakan saja sudah mahal.

Produk Titik Nyaman dibandrol dengan harga termurah Rp 180 ribu hingga termahal Rp 650 ribu.

Maka ketika mereka memasarkannya lewat pemasaran digital seperti Shopee atau Tokopedia, produknya susah dilirik oleh pembeli, karena bersaing dengan harga-harga murah.

Aris mengatakan satu-satunya pemasaran yang paling efektif adalah pameran, atau toko fisik langsung yang bisa mempertemukan Titik Nyaman dengan konsumen.

“Dengan bertemu langsung, kami bisa mengedukasi dan menjelaskan produknya kepada customer tersebut,” ujar Aris.

Baca juga: Perjalanan Ratna Merintis Batik Handayani Geulis, Mulai dari Melahirkan Pengrajin Batik Bogor

Selain permasalahan pemasaran, kendala lain yang sering dirasakan Aris adalah ketika memproduksi produk Titik Nyaman dalam jumlah besar.

Mulai dari produksi kain hingga jadi ke dalam satu baju, semua proses dilakukan murni dengan tangan dan bukan dengan mesin.

Ditambah kendala sumber daya manusia, Aris hanya mempunyai tiga karyawan tetap dan delapan karyawan freelance. Jadi mereka kesulitan untuk memproduksi masal atau menerima pesanan dalam jumlah banyak.

Jumlah pesanan paling banyak yang diterima Titik Nyaman adalah sekitar 50pcs. Itu pun pesanan dari perkantoran.

Untuk lokasi produksi Titik Nyaman, saat ini dilakukan di daerah Bogor, Indonesia.

Baca juga: Torajamelo Bawa Produk Kain Tenun untuk Sasar Pasar Global

Halaman:

Terkini Lainnya
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Jagoan Lokal
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
Training
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Program
Menteri UMKM Janji Dampingi Pengusaha 'Outdoor' untuk Perluas Akses Pasar
Menteri UMKM Janji Dampingi Pengusaha "Outdoor" untuk Perluas Akses Pasar
Training
Kualitas Peralatan Outdoor Lokal Tak Kalah dari Produk Luar
Kualitas Peralatan Outdoor Lokal Tak Kalah dari Produk Luar
Training
Beri Perlindungan Hukum ke UMKM, Pemerintah Gandeng Kongres Advokat Indonesia
Beri Perlindungan Hukum ke UMKM, Pemerintah Gandeng Kongres Advokat Indonesia
Program
Kreasi Pala Nusantara Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai saat Ekonomi Lesu
Kreasi Pala Nusantara Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai saat Ekonomi Lesu
Jagoan Lokal
Usia 25, Yoel Punya 3 Gerai Makanan Sehat Berkat Kebiasaan Lama
Usia 25, Yoel Punya 3 Gerai Makanan Sehat Berkat Kebiasaan Lama
Jagoan Lokal
Panen Tebu di Blitar Melimpah, Pabrik GulaIni  Naikkan Target Giling
Panen Tebu di Blitar Melimpah, Pabrik GulaIni Naikkan Target Giling
Program
Budi Daya Maggot, Paiman Berhasil Raup Omzet Puluhan Juta Per Bulan
Budi Daya Maggot, Paiman Berhasil Raup Omzet Puluhan Juta Per Bulan
Jagoan Lokal
SMBC Indonesia Gandeng Komunitas Lokal Perkuat Perempuan Pelaku UMKM
SMBC Indonesia Gandeng Komunitas Lokal Perkuat Perempuan Pelaku UMKM
Training
Suadesa Festival 2025 Dorong Perputaran Ekonomi di Desa Karangrejo hingga Rp3 Miliar
Suadesa Festival 2025 Dorong Perputaran Ekonomi di Desa Karangrejo hingga Rp3 Miliar
Program
Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur
Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur
Program
Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas
Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas
Program
Rendang Buya, UMK Binaan PTBA yang Siap Mendunia
Rendang Buya, UMK Binaan PTBA yang Siap Mendunia
Jagoan Lokal
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau