Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Vita Lestarikan Kain Tenun Tradisional, Berinovasi dengan Motif Kekinian

Kompas.com - 19/05/2024, 17:12 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Penenun Lokal Asli Lombok

Meskipun motif-motifnya banyak diperbaharui, namun produksi tenun di Tenun é-Boon masih tradisional dan otentik. Para penenun masih menenun menggunakan alat gedogan.

Mengikatkan alat gedogan di pinggang sembari menenun di lantai, seperti itu lah cara para penenun menghasilkan kain tenun handmade.

Vita turut memberdayakan para penenun lokal di beberapa desa. Awalnya terdapat sekitar 50 orang penenun, tetapi dampak dari pandemi kini hanya tersisa setengahnya saja.

"Penenun asli Lombok karena masih saudara, hingga berkembang ke beberapa desa. Awal mula ada sekitar tiga desa dengan 50 orang. Setelah pandemi ada yang beralih profesi jadi sekarang sisa separuhnya saja," jelas Vita.

Sistem produksi di Tenun é-Boon ternyata menghubungkan dua daerah yaitu Jakarta dan Lombok. Vita yang berlokasi di Jakarta akan mengirim ide desain kepada para penenunnya yang di Lombok.

Cara Terhubung Antar Jakarta-Lombok

Vita akan mengirim cetakan foto dan konsep kain tenun yang hendak di produksi, mulai dari motif, warna, model, penggunaan benang, hingga ukuran.

Setelah konsep sampai di Lombok, Vita meminta bantuan saudaranya yang turut mengurus bisnis ini dari Lombok untuk mengkomunikasikannya kepada para penenun. Pasalnya, banyak penenun yang belum mengerti Bahasa Indonesia, jadi perlu diterjemahkan ke Bahasa Lombok terlebih dahulu.

Setelah itu para penenun akan mulai bergerak untuk memproduksi kain tenun. Jadi produksinya memang tradisional, tetapi pemanfaatan digitalisasi tetap ada di dalam prosesnya yaitu melalui pengiriman konsep yang dicetak tersebut.

Baca juga: Hendar Sukses Jalankan Bisnis Kain Tenun Khas Garut

Kini produk Tenun é-Boon bisa dibeli secara offline maupun online. Vita mengaku pemasaran digital tentunya berpengaruh untuk bisnis fesyennya tersebut dalam melestarikan warisan budaya tenun.

"Tentunya kami dan para penenun sangat terbantu dengan program-program pemasaran digital. Contohnya seperti acara Bronis UMKM ini sehingga cerita kami lebih terdengar di masyarakat. Dengan begitu kami bisa turut melestarikan budaya Indonesia secara lebih luas lagi," ujar Vita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau