Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elliyina Sukses Kembangkan Bisnis Camilan dan Gandeng Ratusan Mitra

Kompas.com - 21/05/2024, 09:47 WIB
Ester Claudia Pricilia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Mengambil langkah inovatif dengan memanfaatkan bahan lokal, Elliyina (36), berhasil merintis bisnis camilan berbahan dasar melinjo.

Bisnis itu ia namakan Koncone Ngemil. Koncone ngemil menghadirkan camilan kekinian berbahan dasar melinjo yang biasa kita kenal dengan emping.

Baca juga: Ingin Sejahterakan Pengrajin Kain, Aris Merintis Titik Nyaman hingga Berhasil Ekspor

Berbeda dengan emping biasanya, snack Koncone Ngemil ini memiliki tekstur yang gurih dan renyah, lebih mirip dengan keripik (chips). Emping chips itu terdiri dari beberapa varian rasa kekinian yaitu pedas, manis, asin, dan original.

Resign dari Pekerjaan

Elli mengaku awalnya ia merupakan seorang karyawan yang akhirnya berhenti dari pekerjaannya, karena anaknya sakit.

“Setelah resign, aku nganggur. Selama nganggur itu aku cuma menjalani hobi nulis aja,” katanya kepada Kompas.com pada Kamis (16/05/2024).

Hingga suatu hari ia mendapat rekomendasi dari temannya, bahwa peluang untuk berbisnis melinjo matang cukup tinggi. Elli sama sekali tidak mempunyai latar belakang bisnis, Ia lulus dengan menyandang sarjana pendidikan, tepatnya pendidikan bahasa Inggris.

Namun dengan keberanian yang ia punya, ia mengambil peluang itu dan resmi membuka Koncone Ngemil pada tahun 2018. Elli mengatakan setelah menjalankan bisnisnya, ia jauh lebih menikmati berbisnis dibanding saat masih menjadi karyawan kantor.

“Bisnis itu lebih challenging dan tak monoton. Kalau ngantor itu setiap hari begitu-begitu aja,” ujarnya.

Bermodalkan Rp 60.000

Untuk memulai Koncone Ngemil, saat itu ia hanya membutuhkan modal sekitar Rp 60.000, yaitu untuk membeli satu kilo melinjo. Sisanya ia hanya menggunakan perlengkapan dan peralatan dapur yang sudah ada seperti minyak, wajan, dan lain sebagainya untuk menggorengnya menjadi emping.

Baca juga: Kisah Murniati, Mantan Pegawai Kantoran yang Kini Sukses Berbisnis Camilan Olahan Nanas Madu

Ia memutuskan untuk lebih mengembangkan bisnisnya karena ia ingin memperkenalkan melinjo yang bagus untuk kesehatan karena mengandung anti-oksidan yang tinggi.

Produk-produk Koncone NgemilKompas.com - Ester Claudia Pricilia Produk-produk Koncone Ngemil

“Padahal anti-oksidan melinjo tinggi, bagus untuk anak muda. Orang-orang taunya kalau melinjo itu Cuma bikin asam urat,” kata Perempuan yang mempunyai hobi jalan-jalan itu.

Selain itu ia juga ingin anak muda tahu bahwa Indonesia mempunyai camilan nusantara yang unik, yaitu emping.

Kota asal Elli, Solo, yang juga merupakan lokasi usaha Koncone Ngemil, bukanlah penghasil komoditi melinjo, maka ia mendapatkan supplier melinjo dari daerah di sekitar Solo, yaitu Kabupaten Sukoharjo. Namun akhir-akhir ini penghasilan melinjo sedang terkendala karena faktor cuaca.

“Melinjo yang tumbuh nggak sesuai harapan, aku butuh lebih banyak melinjo karena permintaan pasar. Jadi sekarang masih cari-cari supplier lagi,” jelas Ibu dari tiga anak itu.

Sempat Sakit

Awal-awal membuka bisnis, cukup banyak masalah yang menimpa Elli. Pada 2019 awal, saat usia bisnisnya bahkan belum resmi menginjak satu tahun, Elli terpaksa harus menutup sementara karena sakit.

“Awal tahun 2019 aku sempet sakit selama empat bulan, waktu itu aku masih turun di produksi dan semua urusan Koncone. Jadi sempet aku tutup sementara dan aku buka lagi saat udah sembuh total,” jelas Elli.

Setelah beberapa bulan kembali normal, awal tahun 2020 pun kembali dilanda musibah, yaitu pandemi Covid-19. Penjualan Koncone Ngemil pun cukup turun drastis.

Namun, Ellie sangat bersyukur karena banyaknya bantuan pemerintah saat pandemi untuk pelaku usaha. Saat itu, ia pernah diberikan bantuan minyak goreng dan bahkan satu unit motor.

Baca juga: Cerita Nesya Anggi, Produksi Furnitur dari Limbah Kulit Jagung hingga Berhasil Ekspor

“Waktu itu pernah dikasih minyak goreng gratis sama motor. Saya juga pernah ngajuin motor untuk armada kirim produknya dan pemerintah bantu,” jelasnya.

Untuk mengatasi penurunan penjualan tersebut, Elli mengaku hanya fokus mengirim di titik-titik yang penjualannya masih terbilang bagus.

Produk di 125 Mitra dan Berhasil Ekspor ke Kanada

Elli pun berhasil mengembangkan usahanya hingga sekarang melewati masalah-masalah kritisnya saat itu. Kini produk Koncone Ngemil sudah ada di 125 mitra aktif atau berada di 200 titik, yang sudah masuk juga ke seluruh Indomaret dan Alfamaret Surakarta.

Setiap seminggu sekali, Elli pasti menerima orderan dari mitra-mitra. Hal itu menunjukkan bahwa penjualan Koncone sangat baik.

Elli mengatakan setiap bulannya ia bisa menjual 600 atau bahkan terbanyak pada angka 2.500pcs. Omzet Koncone Ngemil pun naik, saat ini Elli bisa menghasilkan omzet Rp 40 juta perbulannya.

Tak hanya memasarkannya di lokal, Elli juga telah berhasil ekspor produk melinjonya itu ke luar negeri yaitu Canada, tepatnya Vancouver.

“Aku berharap Koncone Ngemil bisa terus memperluas pasar dan bermanfaat bagi orang-orang di sekeliling-ku,” tutup Elli.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau