Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Bisnis Kaset Jadul Bisa Selalu Bertahan Hingga kini

Kompas.com - 25/05/2024, 15:00 WIB
Alfiana Rosyidah,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Era 1960-an hingga tahun 2000-an, meninggalkan kesan bagi orang -orang yang pernah hidup di masa itu. Ada diantara mereka yang bernostalgia melalui kaset musik zaman dulu (jadul). Rupanya, kaset musik di masa itu bisa menjadi peluang bisnis di masa kini.

Yor (35) adalah salah satu dari beberapa orang lainnya yang membuka bisnis kaset jadul di Pasar Santa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Selain di Pasar Santa, bisnis kaset jadul miliknya juga buka di daerah Grogol, Jakarta Barat. Produk yang ia jual mulai dari musisi lokal hingga internasional.

Ketika Kompas.com berjumpa dengan Yor di toko kaset jadul miliknya, Yor mengatakan ada beberapa alasan bisnis kaset jadul bisa selalu bertahan. Ia juga berharap nantinya semakin banyak toko kaset jadul yang tersebar di seluruh Indonesia. 

Baca juga: Hobi Berburu Radio Lawas, Rizky Sukses Berbisnis Barang Antik

Menghormati Karya Para Musisi

Para musisi di era 60-an hingga 2000-an rutin membuat vinyl atau piringan hitam serta kaset-kaset yang diproduksi ribuan copy. Mereka pun mendapatkan royalti secara langsung begitu vinyl dan kaset selesai dibuat.

Inilah yang membuat Yor menyebut bisnis kaset jadul bisa selalu bertahan. Pembelian kaset dan vinyl merupakan bentuk menghargai karya para musisi tersebut. Berbeda dengan mendengarkan musik mereka melalui platform digital. 

"Kalau lewat kaset-kaset begini, musisi itu bisa langsung dapat royalti begitu kasetnya jadi. Beda sama digital. Mereka harus nunggu dulu baru bisa dapat royalti," ucapnya pada Jumat (24/5/2024). 

Baca juga: Cerita Vera, Kumpulkan Kebaya Lawas Hingga Terjual ke Spanyol

Hal inilah yang menyebabkan beberapa band musik pada masa kini tetap mengeluarkan rilis fisik berupa vinyl dan kaset seperti Taylor Swift dan Lana Del Rey.

"Jadi orang yang mengoleksi rilisan fisik ini bukan semata-mata fomo atau ikut-ikutan. Tapi mereka beli agar lebih menghargai karya musisi tersebut," sambungnya.

Punya Kaset adalah Kebanggaan Tersendiri

Menurut Yor, orang-orang masih suka mendengarkan dan mengoleksi kaset jadul karena ada rasa kebanggaan tersendiri. Kaset yang sudah dibeli bisa dikumpulkan, dipajang, lalu didengarkan sambil membaca lirik yang sudah tersedia. 

Baca juga: Ka Nung Bakery Ungkap Strategi Bisnisnya hingga Mampu Bertahan Puluhan Tahun

"Rasanya itu enggak lengkap kalau enggak dengerin lagu dari kasetnya. Kurang mantep gitu. Tapi bukan berarti benci ke digital," tuturnya. 

Meski penyuka kaset jadul sudah mendengarkan via digital, mereka tetap merasa "tidak sah" kalau belum mendengarkan dari rilis fisiknya. Bahkan, ada pengunjung yang membeli vinyl tetapi belum memiliki alat pemutar vinyl tersebut. 

"Sampai ada orang yang dia itu beli vinyl, tapi bilang kalau belum punya pemutarnya. Bilangnya pelan-pelan mau koleksi vinylnya dulu," tambahnya. 

Baca juga: Rahasia Es Bir Kotjok Si Abah Bertahan sejak 1965 meski Hanya Jualan di Gerobak

Hobi Mengoleksi Kaset Jadul

Akar dari bertahannya bisnis kaset jadul yaitu hobi dan kesukaan dari si pemilik bisnis itu sendiri. Yor sebagai pemilik bisnis kaset jadul pun memang menaruh minat pada vinyl dan kaset dari para musisi. 

"Kalau saya itu memang awalnya dari hobi, suka mengoleksi kaset. Saya pribadi juga mencintai bisnis ini. Bahkan saya juga sambil mempelajari musik-musik yang baru saya beli," ujar Yor. 

Lebih lanjut, Yor juga menceritakan upayanya untuk mendapatkan kaset-kaset tersebut hingga ke luar kota. Hal ini dilakukan jika Yor tidak mendapatkan kaset dari perusahaan label musik.

Baca juga: Cara Tan Ek Tjoan Bakery Bertahan dari Persaingan Bisnis dan Perubahan Zaman

"Biasanya kami dapat kaset musisi lokal yang terbaru itu dari perusahaan labelnya langsung. Cuma kalau enggak ada, ya akhirnya saya sama teman saya ke luar kota buat cari kasetnya," kata Yor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Suadesa Festival 2025 Dorong Perputaran Ekonomi di Desa Karangrejo hingga Rp3 Miliar

Suadesa Festival 2025 Dorong Perputaran Ekonomi di Desa Karangrejo hingga Rp3 Miliar

Program
Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur

Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur

Program
Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas

Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas

Program
Rendang Buya, UMK Binaan PTBA yang Siap Mendunia

Rendang Buya, UMK Binaan PTBA yang Siap Mendunia

Jagoan Lokal
Yayasan Astra bersama Pemerintah Dorong Transformasi IKM Lokal

Yayasan Astra bersama Pemerintah Dorong Transformasi IKM Lokal

Program
Dorong Rantai Pasok Berkelanjutan, Yayasan Astra Tingkatkan Kapasitas IKM Nasional

Dorong Rantai Pasok Berkelanjutan, Yayasan Astra Tingkatkan Kapasitas IKM Nasional

Program
Desa Binaan IPB University Ekspor 36 Ton Pinang

Desa Binaan IPB University Ekspor 36 Ton Pinang

Training
Tokopedia-TikTok Gaet Ibu-Ibu di Makassar Hasilkan Uang dari Rumah

Tokopedia-TikTok Gaet Ibu-Ibu di Makassar Hasilkan Uang dari Rumah

Program
Dukung Industri Kreatif di Daerah, Pemerintah Bakal Bentuk Dinas Ekraf

Dukung Industri Kreatif di Daerah, Pemerintah Bakal Bentuk Dinas Ekraf

Program
YBDA Dampingi 13.000 UMKM, Fokus ke Manajemen dan Akses Pasar

YBDA Dampingi 13.000 UMKM, Fokus ke Manajemen dan Akses Pasar

Program
Jurus Tokopedia Genjot UMKM, Jagokan Produk Lokal hingga Beri Diskon Konsumen

Jurus Tokopedia Genjot UMKM, Jagokan Produk Lokal hingga Beri Diskon Konsumen

Training
Kisah Kegigihan Buruh Tani asal Malang hingga Punya Toko Sembako

Kisah Kegigihan Buruh Tani asal Malang hingga Punya Toko Sembako

Program
LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

Program
25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

Jagoan Lokal
Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Jagoan Lokal
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau