Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berawal dari Keresahan, Komunitas Ini Sulap Sampah Organik Jadi Briket

Kompas.com - 30/05/2024, 10:00 WIB
Ester Claudia Pricilia,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Permasalahan sampah tidak pernah habis dibahas. Setiap hari, baik individu maupun industri akan menghasilkan sampah.

Begitu juga di Kota Medan, Sumatera Utara, sampah organik maupun anorganik sangat menumpuk dan tak terbendung. Jika didiamkan, sampah itu akan berserakan dan menghasilkan bau yang tak sedap.

Baca juga: Cerita Zahro Manfaatkan Arang Batok Kelapa untuk Bisnis Pakaian

Berangkat dari keresahan itu, pendiri Komunitas Macan Ganas (Mak-Emak Cantik Gang Nasional), Rena Arifah memutar otak agar dapat membantu menguraikan permasalahan sampah. Ia pun berhasil menciptakan arang briket sehat dari sampah.

Arang briket itu merupakan hasil dari penelitian tesis Rena pada tahun 2015, yaitu pada program pascasarjana Pengelolaan Sumber daya Lingkungan di Universitas Sumatera Utara (USU).

Memilih Sampah Organik Sebagai Bahan Utamanya

Rena berpikir permasalahan utama sampah ada pada sampah organik, karena menurutnya sampah anorganik masih bisa digunakan kembali dengan metode 3R (Reduce, Recycle, Reuse).

Jadi sampah anorganik masih mempunyai masa yang lebih panjang, dibanding sampah organik. Rena mengatakan kalau sampah organik dibiarkan dalam dua hari atau lebih, akan menimbulkan banyak dampak negatif.

“Sampah organik tidak enak dipandang, jorok, dan akan melahirkan hewan-hewan seperti belatung, lalat, lipan, tikus, dan lainnya yang bahaya bagi kesehatan,” kata Rena dalam acara Bronis UMKM, Jumat (24/5/2024).

Briket Arang Sehat, Produk Rumah Briket MedanInstagram /@rumahbriket Briket Arang Sehat, Produk Rumah Briket Medan
 Tak hanya berangkat dari sampah, Rena juga berangkat dari data-data Kementrian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) yang menunjukkan bahwa tahun 2030 adalah perkiraan waktu energi fosil akan habis.

Oleh karena itu, Rena mencari energi terbarukan untuk mengganti peran energi fosil tesebut.

“Kami juga membantu permasalahan negara,” imbuhnya.

Bekerja Sama dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan

Sampah organik yang dimaksud Rena seperti sampah rumah tangga, batok kelapa, sisa potongan sayur, daun atau kayu bekas tebangan pohon, dan masih banyak lagi.

Komunitas Gang Macan yang terdiri dari 10 orang akan berbagi tugas. Jadi digilir siapa yang mengumpulkan sampah tebangan pohon, siapa yang membakar dan lain sebagainya.

Tebangan pohon yang dimaksud adalah saat pemeliharan pohon atau hutan-hutan pelindung, yang biasanya terletak di pinggir jalan. TPA (Tempat Pembuangan Akhir) tidak akan langsung menerima sampah organik seperti daun, kayu, ataupun ranting pohon.

Baca juga: Rena Arifah, Berhasil Olah Sampah Organik Kayu menjadi Arang Berkualitas

Jeli melihat celah, Rena melihat hal itu sebagai sebuah peluang. Rena pun bekerjasama dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan.

“Jadi setiap dipotong, kami ambil daunnya untuk untuk dijadikan pupuk kompos dan juga ranting atau kayu untuk pembuatan briketnya,” jelas Rena.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau