Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kue Bolen Produksi Pasutri asal Malang Ini Digemari Pembeli dari Luar Negeri

Kompas.com - 23/06/2024, 11:18 WIB
Nugraha Perdana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Pasangan Suami Istri atau Pasutri di Kota Malang, Jawa Timur yakni Ismiati Solihah (48) dan Sony Darmawan (48) bisa menjadi contoh bagi para pelau usaha yang bergerak di bidang kuliner.

Usaha yang dirintis keduanya berhasil berkembang berkat kegigihannya dalam berbisnis. Bahkan produk yang dihasilkan sudah terjual hingga ke Hongkong dan Paris, Prancis.

Selain itu, keberanian melakukan inovasi juga dibutuhkan agar usaha berkembang. Ismi mengatakan, dirinya mengawali usaha kue bolen sejak tahun 2018 secara otodidak. Dia beberapa kali memodifikasi resep untuk menemukan rasa yang enak.

Baca juga: Kampung Tempe Sanan Kota Malang Terapkan Strategi Zero Limbah

"Karena memang senang dan passion membuat kue, setiap ada resep suka diotak-atik. Bolen ini juga begitu, setiap buat saya tester ke pengajian, acara lainnya, saya minta komentarnya ibu-ibu, kurang apa diperbaiki lagi, awalnya kuenya enggak tahan lama, mepet waktu expired, sampai menemukan resep yang pas," jelas Ismi, Sabtu (22/6/2024).

Pasutri tersebut sebelumnya memiliki usaha spa. Namun, usaha tersebut tutup saat pandemi Covid-19. "Sehingga suami bantuin saya, mikirin desain kemasannya juga," katanya.

Bermodalkan Rp 10 Juta

Keduanya mengawali memulai usaha kue bolen bermodalkan Rp10 juta. Namun, saat ini omzet rata-rata yang didapatkan antara Rp50 juta hingga Rp70 juta setiap bulannya.

Keduanya kini memiliki pegawai sekitar 7 orang. Yakni, 3 pegawai bagian produksi, 2 pegawai kurir, dan 2 pegawai bagian administrasi. Produknya saat ini juga kebanjiran pesanan seperti saat hari-hari libur panjang.

"Setiap hari ready, tetapi kalau mau beli PO (Pre Order) dulu, ini hari ini sampai Agustus terus ramai pesanan," katanya.

Baca juga: Ayam Kampung Super Dari Malang Ini Mampu Bertelur Setiap Hari

Produk varian terlaris yang dibeli orang luar daerah yakni kue bolen Apel khas Batu. Harga kue bolen yang dijual untuk isi empat yakni Rp 25.000, isi enam seharga Rp 40.000 dan isi 10 adalah Rp 65.000.

Tempat produksinya berada di Jalan Borobudur Agung Timur 7A Nomor 18, Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru. Dalam sehari, Ismi dan Sony mampu memproduksi hingga 2.000 potong kue bolen.

"Hari ini saja 20 loyang, ketika libur panjang sekitar 5.000 kue bolen setiap bulan, permintaan memang saat ini luar biasa, pernah menolak pesanan, karena tenaga kerja kita enggak sampai," katanya.

Untuk pisang yang digunakan diambil dari Dampit, Kabupaten Malang. Pisang jenis agung dipilih karena memiliki rasa yang lebih manis dan daging lebih tebal.

Kue bolen di suhu ruangan mampu bertahan sekitar 7 hari. Sedangkan di lemari es bisa mencapai 14 hari, dan freezer hingga satu bulan.

Baca juga: Minuman Kelapa Muda dari Malang Ini Banyak Dicari Penderita Asam Lambung hingga Diabetes

"Kalau dimasukkan lemari pendingin, kami sarankan untuk dipanaskan terlebih dahulu sebelum dimakan," katanya.

Produk Kue Bolen Malang Fairuziba ini dipasarkan di toko oleh-oleh di kota-kota besar, seperti Surabaya, Jakarta, Jogjakarta, Semarang dan Bali.

Selain itu, produknya juga dipasarkan hingga ke luar negeri. Seperti adanya reseller di Hongkong yang rata-rata setiap membeli sekitar 70 boks.

"Ada orang luar negeri sendiri, di Paris, itu sudah empat kali beli disini, ini mau pesan lagi, katanya orangnya senang sama tekstur kulit kuenya enak," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau