Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampung Tempe Sanan Kota Malang Terapkan Strategi Zero Limbah

Kompas.com - 16/06/2024, 10:15 WIB
Nugraha Perdana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Kampung Sanan di Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur sudah berpuluh tahun dikenal sebagai sentra ratusan usaha mikro kripik tempe.

Upaya pengelolaan limbah secara maksimal, atau zero limbah juga terus dilakukan. Salah satunya dengan mengolah limbah menjadi sesuatu yang memiliki manfaat.

Ketua RW 15 Kampung Sanan, Ivan Kuncoro mengatakan, limbah kedelai dalam bentuk cair atau padat yang ada diberikan untuk pakan ternak. Di Kampung Sanan juga terdapat sekitar 800 ekor sapi pedaging untuk penggemukan.

Baca juga: Berbekal Kekompakan Warga, Salah Satu RT di Kota Malang Merintis Usaha Katering

Menurutnya, keberadaan sapi dan limbah kedelai saling menguntungkan karena para peternak dapat menekan kebutuhan operasional pakan. Setiap ekor sapi membutuhkan limbah kedelai sekitar 5 kilogram dalam sehari.

"Jadi peternak sapi disini beli bibit unggul harga Rp19 juta sampai Rp20 juta, sapi-sapinya digemukkan, antara waktu 3-4 bulan bisa tembus harga Rp30 sampai Rp35 juta," kata Ivan, Jumat (14/6/2024).

Disampaikannya, jika tidak ada peternak sapi justru warga akan kesulitan membuang limbah kedelai. Apalagi, jika limbah kedelai menginap sehari saja maka bau tidak sedap pekat.

"Setiap hari kebutuhan kedelai di Kampung Sanan antara 30-40 ton, disini ada sekitar 500 usaha kripik tempe," katanya.

Pemanfaatan Biogas

Sedangkan untuk kotoran sapi yang dihasilkan dimanfaatkan untuk biogas. Sejauh ini di Kampung Sanan terdapat 8 digester biogas. Setiap digester dapat dimanfaatkan sekitar 4 rumah.

"Jadi setiap ada sekitar tiga sapi, bawahnya dibuat digester, posisi biogas-nya dibawah kandang, , disini ada 8 digester, ada yang jumbo bisa sampai 20 KK, yang penting warga mau merawat karena kalau tidak dirawat lubangnya cepat buntu," ungkapnya.

Baca juga: Gubernur Jatim Resmikan Pabrik Kopi Berkarbonasi Milik Ponpes di Malang

Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk terus memberi dukungan terhadap keberlangsungan usaha tempe yang ada di Kampung Sanan.

Di antaranya yang sudah berjalan seperti perizinan NIB, merk dagang, kegiatan promosi dan lain sebagainya. Usulan terkait pelatihan inovasi pengembangan produk juga akan dilakukan.

"Kemudian, ada pengembangan mau buat briket untuk bahan bakar menggoreng, itu masih dalam proses penyempurnaan, kalau sudah selesai pasti kita support," katanya.

Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat akan meminta Dinas Lingkungan Hidup untuk membantu pengembangan penggunaan briket dari kotoran sapi menggantikan elpiji di Kampung Tempe Sanan.

"Sehingga ekonomis bagi pengrajin, ada beberapa daerah yang berusaha terkait briket ini berhasil, nanti dinas terkait saya minta untuk belajar atau bersama perguruan tinggi mendampingi terkait briket tersebut," katanya.

Baca juga: Ayam Kampung Super Dari Malang Ini Mampu Bertelur Setiap Hari

Sebagai informasi, di Kampung Tempe Sanan juga setiap minggunya terdapat kunjungan wisatawan baik dari rombongan kalangan pelajar, instansi dan umum.

Pengunjung yang datang dapat berwisata edukasi pembuatan kripik tempe. Harganya setiap orang mulai dari Rp30.000. Yakni, mulai dari diajak blusukan untuk mengenal proses pembuatan kripik tempe, workshop atau praktik, dan mendapat oleh-oleh kripik tempe.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau