"Kalau barang-barang seperti itu kami collecting, sortir, terus kami kirim ke mitra daur ulang. Kami kirim ke industri untuk dicacah jadi raw material lagi," lanjutnya.
Baca juga: Argopandoyo dan Vera Tjahyani, Pasutri yang Rintis Bisnis Homedecor dari Sampah Tak Terpakai
Meski awalnya memang bukan bergerak di bidang bisnis, seiring Denny mendapatkan jalan untuk mengelola Jagatera menjadi lebih berkembang.
Ia juga mulai merekrut tim profesional, sehingga membutuhkan dana untuk menutup operasional pengelolaan sampah.
"Kalau dulu 2014 itu kan masih volunteer, masih niat berbagi, tetapi makin ke sini akhirnya kami ingin memperluas jangkauannya. Jadi kami harus pakai tim yang profesional. Mau enggak mau, kami harus rekrut mereka," ucap laki-laki asal Sulawesi tersebut.
Oleh karena itu, akhirnya Denny memutuskan untuk membuat Jagatera menjadi komersil.
Masyarakat yang ingin menyetorkan sampah harus membayar terlebih dahulu, mulai dari Rp 10.000 per kilogram.
Baca juga: Kisah Artisa Merintis Tiga Mata Sapi, Buat Tas dari Karung Beras untuk Kurangi Sampah
"Sampah tekstil kayak baju, mainan, sandal, sepatu, boneka itu berbayar ya. Bahkan sampai daur ulang pun sekarang kami juga berbayar," lanjutnya.
Masyarakat yang ingin menyetorkan sampah pada Jagatera bisa datang langsung ke cabang Jagatera terdekat. Selain itu, Jagatera juga membuka layanan pick-up dari rumah ke rumah. Selanjutnya, sampah akan di-pick up oleh tim Jagatera sebulan sekali.
Denny pun berharap, nantinya semakin banyak orang diluar sana yang paham dengan persoalan sampah. Tidak hanya sebatas sampah organik dan anorganik.
Baca juga: Merintis Bisnis Daur Ulang, Sukriyatun Niamah Ubah Sampah Plastik Jadi Produk Home Decor
"Harapannya orang-orang semakin paham adanya sampah spesifik. Kami ingin mereka lebih aware lagi tentang pengelolaannya. Kalau sudah dipakai, tolong jangan dibuang sembarang," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang