Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahui Kelebihan dan Kekurangan Kolaborasi Bisnis

Kompas.com - 19/08/2024, 16:00 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pernahkah kamu ingin mempunyai bisnis dengan orang terdekat? Baik itu teman, pasangan, keluarga, atau mungkin orang lain yang ingin kamu ajak kerja sama.

Salah satu cara agar kamu bisa mempunyai bisnis dengan orang lain adalah dengan kolaborasi bisnis. Kerja sama ini berdasarkan dua orang yang mengembangkan satu bisnis bersama, menggabungkan ide, pemikiran, masukan, dan usaha untuk mencapai tujuan tertentu.

Pada dasarnya kolaborasi bisnis memang terlihat menyenangkan, kamu bisa memecahkan masalah bersama-sama dan saling berbagi keuntungan. Namun, kolaborasi bisnis juga memiliki risiko yang perlu diperhatikan.

Baca juga: Astra: Inovasi dan Kolaborasi Jadi Penentu UMKM Naik Kelas

Oleh karena itu, sebelum kamu memutuskan untuk kolaborasi bisnis ada baiknya kamu mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan dari kolaborasi ini.

Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan kolaborasi bisnis yang bisa menjadi pertimbanganmu, seperti yang dilansir dari business.com:

Kelebihan Kolaborasi Bisnis

1. Meningkatkan Produktivitas

Bekerja sama atau kolaborasi dengan orang lain cenderung mendorong seseorang untuk lebih produktif. Hal ini karena akan adanya rasa tanggung jawab dan perasaan ingin memberikan yang terbaik agar tidak mengecewakan pihak lain.

Selain itu, bisnis yang dikembangkan oleh dua orang berpeluang memiliki persiapan yang matang dan lebih inovatif. Kedua pihak tentu memiliki ide, masukan, dan strategi masing-masing. Keduanya bisa mencapai kesepakatan dan membuat perencanaan bisnis yang lebih matang.

Selain itu, biasanya kolaborasi terjalin karena masing-masing pihak memiliki kelebihannya sendiri di satu bidang. Dengan kolaborasi, akan terbangun pembagian kerja yang efektif, dengan begitu perusahaan bisa meningkatkan produktivitas.

Baca juga: Kembangkan UMKM, Pemkab Sukabumi Kolaborasi dengan UMMI

2. Menghemat Modal

Pada dasarnya salah satu keuntungan dari kolaborasi bisnis adalah dapat menghemat modal dari kedua pihak yang saling bekerja sama. Bisnis tentu membutuhkan modal, tetapi dengan kolaborasi jumlah modal yang dibutuhkan bisa dibagi bersama.

Misalnya modal yang dibutuhkan untuk bisnis tersebut sebesar Rp 30 juta, maka masing-masing orang bisa mengeluarkan modal sebesar Rp 15 juta. Hal ini tentu bisa meringankan keduanya.

Selain menghemat modal, kedua pihak bisa menghindari potensi kerugian yang besar apabila bisnis mengalami hambatan atau kegagalan.

3. Meningkatkan Solidaritas

Membangun bisnis dengan orang lain bisa meningkatkan kebersamaan dan rasa solidaritas. Tentunya hal ini memberikan pengaruh untuk membentuk tim yang solid di perusahaan.

Dengan adanya solidaritas, beban yang kamu rasakan selama menjalani bisnis bisa lebih terasa ringan. Rekan bisnis akan saling membantu saat bisnis mengalami krisis.

Selain itu, kolaborasi yang melibatkan dua orang di dalamnya juga memudahkan bisnis dalam mencari solusi. Kamu bisa berdiskusi dengan rekanmu untuk mencari jalan keluar terbaik saat menghadapi masalah.

Mungkin saja masalah yang diselesaikan bersama-sama terasa lebih mudah dibandingkan menyelesaikan masalah seorang diri. Itu sebabnya kolaborasi bisnis meningkatkan solidaritas.

Kekurangan Kolaborasi Bisnis

1. Rentan Beda Pendapat

Meskipun memiliki banyak kelebihan yang menguntungkan, tetapi kolaborasi bisnis juga memiliki kekurangan yang mungkin saja menghambat kamu dalam berbisnis.

Tantangan utama dalam kolaborasi bisnis adalah menyatukan pendapat. Ketika bisnis memiliki dua kepala yang memimpin, tentu akan ada banyak perbedaan pola pikir di dalamnya.

Perbedaan pendapat sebenarnya bisa menjadi hal positif untuk membangun diskusi dan menemukan kesepakatan terbaik. Namun, akan menjadi hal yang negatif apabila tidak menemukan titik tengah dan berujung beda pendapat.

Jika perbedaan pendapat ini berlarut-larut tentu akan mengganggu ekosistem bisnis itu sendiri menjadi tidak memiliki tujuan yang jelas.

Baca juga: Cerita Kolaborasi Nevertoolavish dengan Brand Clarks Originals Asal Inggris

2. Kurangnya Privasi

Dalam kolaborasi bisnis, sebisa mungkin bangun transparansi dari kedua pihak. Kolaborasi yang baik adalah kolaborasi yang dijalankan secara bersama-sama, memiliki tujuan dan maksud yang sama.

Namun, jika kamu menginginkan privasi dalam berbisnis maka kolaborasi sepertinya tidak mendukung hal tersebut.

Misalnya, kamu memiliki resep turun temurun dari keluarga dan resep tersebut kamu jadikan menu andalan di restoran kamu. Namun, karena adanya kolaborasi mau tidak mau kamu perlu sepakat dengan rekan bisnismu terkait resep tersebut, dan mungkin saja ada perubahan resep.

Hal-hal yang berkaitan dengan privasi seperti ini memang menjadi tantangan tersendiri dalam kolaborasi bisnis.

3. Ruang Gerak Terbatas

Menjalankan bisnis bersama orang lain tentu akan berdampak terhadap ruang gerak dan keputusan yang bisa kamu ambil. Saat kamu memutuskan untuk kolaborasi, maka kamu harus sudah tahu bahwa kendali bisnis tidak sepenuhnya ada di tanganmu.

Meskipun kamu berpikir ide dan strategimu yang terbaik, tapi kamu tidak bisa sembarangan memberi keputusan. Kamu tetap perlu persetujuan dari rekan bisnismu karena ini adalah bentuk kerja sama dua pihak.

Setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan kolaborasi bisnis, sudah sejauh mana kesiapanmu untuk kerja sama dengan orang lain? Semoga berhasil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Jagoan Lokal
Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Program
Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Program
BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

Program
TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

Program
DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

Program
Berbisnis di Luar Negeri, Restoran Hingga Minimarket Peroleh Diaspora Loan BNI

Berbisnis di Luar Negeri, Restoran Hingga Minimarket Peroleh Diaspora Loan BNI

Program
Ratusan Pengusaha Mikro Ikuti Pendampingan Kewirausahaan di Kota Batu

Ratusan Pengusaha Mikro Ikuti Pendampingan Kewirausahaan di Kota Batu

Program
Menteri Dikti: Kampus yang Punya Program UMKM Harus Punya Keunikan

Menteri Dikti: Kampus yang Punya Program UMKM Harus Punya Keunikan

Training
Kementerian UMKM dan Kementerian Ketenagakerjaan Kolaborasi Berdayakan UMKM

Kementerian UMKM dan Kementerian Ketenagakerjaan Kolaborasi Berdayakan UMKM

Program
1.000 UMKM Ikut BRI UMKM EXPO(RT) 2025, BRI Targetkan Penjualan Rp 38 Miliar

1.000 UMKM Ikut BRI UMKM EXPO(RT) 2025, BRI Targetkan Penjualan Rp 38 Miliar

Program
Mahasiswa KKN UGM Latih Strategi 'Branding' bagi UMKM di Temanggung

Mahasiswa KKN UGM Latih Strategi "Branding" bagi UMKM di Temanggung

Program
Pelindo Siapkan Gerai UMKM di Terminal Penumpang Tanjung Priok

Pelindo Siapkan Gerai UMKM di Terminal Penumpang Tanjung Priok

Program
UMKM Mitra Program Makan Bergizi Gratis Akan Dapat Modal Awal hingga Rp 500 Juta, Ini Syaratnya

UMKM Mitra Program Makan Bergizi Gratis Akan Dapat Modal Awal hingga Rp 500 Juta, Ini Syaratnya

Program
Pemkot Malang Fasilitasi Ekspor Produk Makanan Olahan UMKM ke Australia dan Selandia Baru

Pemkot Malang Fasilitasi Ekspor Produk Makanan Olahan UMKM ke Australia dan Selandia Baru

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau