Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Banding ke Amerika, Teten Pelajari Teknologi EBT untuk UMKM

Kompas.com - 22/08/2024, 14:54 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor


AMERIKA SERIKAT, KOMPAS.com
- Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki melakukan studi banding ke dua lembaga untuk mempelajari teknologi dalam mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Amerika Serikat.

Teknologi EBT dinilai bisa menekan biaya operasional dan meningkatkan daya saing UMKM di pasar global.

Pertama, studi banding dilakukan MenKopUKM Teten ke Scripps Institution of Oceanography dalam rangka melihat langsung pemanfaatan EBT dan mempelajari pusat riset pencitraan 3D dan AI bawah laut terbaik dunia.

Scripps Institution of Oceanography menggunakan teknologi canggih seperti 3D dan kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung penelitian mereka.

“Untuk mengetahui pendekatan pendanaan seperti apa yang dilakukan, Scripps menggunakan sonar multibeam dan LIDAR untuk membuat peta tiga dimensi dari dasar laut, termasuk gunung bawah laut dan terumbu karang,” ucap Teten dalam keterangan resminya, Rabu (21/8/2024).

Scripps juga menerapkan rekonstruksi ekosistem 3D, yang merupakan teknologi 3D membantu para peneliti merekonstruksi dan menganalisis habitat laut yang kompleks, serta memahami dampak perubahan iklim dan aktivitas manusia.

Kemudian AI untuk analisis data dan digunakan untuk mengelola dan menganalisis data laut besar, mengenali pola dan tren yang membantu analisis yang lebih cepat dan akurat.

Baca juga: Digelar di Smesco, Teten Sebut Indonesia Clothing Summit 2024 jadi Contoh Konsolidasi UMKM

Ada juga teknologi robotik dan drones. Scripps mengembangkan robot bawah laut dan drones yang dilengkapi dengan teknologi AI dan 3D untuk eksplorasi laut dan pengumpulan data dari kedalaman yang sulit dijangkau.

Lalu, Modeling 3D untuk perubahan iklim, merupakan teknologi 3D digunakan untuk membuat model iklim bumi, memprediksi dampak perubahan iklim seperti kenaikan permukaan laut dan perubahan arus laut.

“Scripps juga menggunakan visualisasi data. Yakni, teknologi 3D mempermudah penyampaian data ilmiah secara intuitif dan interaktif, membantu ilmuwan, pembuat kebijakan, dan publik memahami hasil penelitian,” ucap Teten.

Studi banding juga dilakukan ke Aptera Motors Factory terkait pemanfaatan EBT dalam produknya.

Aptera Motors adalah produsen Amerika yang mengkhususkan diri dalam pengembangan kendaraan listrik bertenaga surya/Solar Electric Vehicle (SEV) yang sangat efisien.

Berkantor pusat di Carlsbad, California, perusahaan ini didirikan oleh Steve Fambro dan Chris Anthony.

Aptera berencana untuk memproduksi hanya 371 kendaraan selama fase produksi volume rendah pada tahun 2025, meningkat menjadi 11.000 unit pada tahun 2026, dan akhirnya mencapai produksi tahunan sebesar 20 ribu kendaraan.

“Hingga saat ini, Aptera telah berhasil mengumpulkan 135 juta dolar AS dari lebih dari 17.000 investor (crowdfunding), GDP Venture (Grup Djarum) adalah salah satu investor terbesar,” lanjut Teten.

Tak hanya itu, menurut Teten, bentuk mobil Aptera dianggap futuristik karena hanya memiliki tiga roda dan memiliki panel surya yang terintegrasi di badan mobilnya.

Produk mobil Aptera mampu menempuh jarak hingga 1.000 mil/1600 km dengan sekali pengisian daya dan tambahan 40 mil/64,3 km dari pengisian daya dari panel surya selama perjalanan.

Bahkan, Aptera diproduksi dengan pencetakan 3D, AI, dan bodi komposit yang memungkinkan produksi kendaraan yang cepat, bervolume tinggi, dan hemat biaya. Di mana harga satu unit lebih kurang 30.000 dolar AS atau sekitar Rp474 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Upaya Sederhana Untuk Mengurangi Risiko Siber dalam Bisnis

5 Upaya Sederhana Untuk Mengurangi Risiko Siber dalam Bisnis

Training
KemenKopUKM dan Aisyiyah Kolaborasi Perkuat Peran Perempuan dalam Memberdayakan Ekonomi Umat

KemenKopUKM dan Aisyiyah Kolaborasi Perkuat Peran Perempuan dalam Memberdayakan Ekonomi Umat

Program
Tips Mengelola Retur, Agar Bisnis Terhindar dari Kerugian

Tips Mengelola Retur, Agar Bisnis Terhindar dari Kerugian

Training
Dompet Dhuafa gelar FGD Peran Agama dan Budaya dalam Pemberdayaan

Dompet Dhuafa gelar FGD Peran Agama dan Budaya dalam Pemberdayaan

Program
Teten Masduki Tegaskan Pentingnya Wirausaha Muda Berbasis Riset

Teten Masduki Tegaskan Pentingnya Wirausaha Muda Berbasis Riset

Program
UMKM Binaan Bank Indonesia NTB Ekspor Anyaman Rotan ke Jerman

UMKM Binaan Bank Indonesia NTB Ekspor Anyaman Rotan ke Jerman

Program
Dukung Digitalisasi UMKM, Grab Dorong Terciptanya 2,3 Juta Kesempatan Kerja

Dukung Digitalisasi UMKM, Grab Dorong Terciptanya 2,3 Juta Kesempatan Kerja

Training
4 UMKM Binaan Astra Ungkap Manfaat Basic Mentality Untuk Kemajuan Bisnis

4 UMKM Binaan Astra Ungkap Manfaat Basic Mentality Untuk Kemajuan Bisnis

Training
UMKM Mukti Tempa Dibina Astra Tingkatkan Manajemen, Raup Omzet Jutaan

UMKM Mukti Tempa Dibina Astra Tingkatkan Manajemen, Raup Omzet Jutaan

Jagoan Lokal
Hingga Agustus 2024,  LPDB-KUMKM Salurkan Dana Bergulir Rp 1,31 Triliun ke Koperasi

Hingga Agustus 2024, LPDB-KUMKM Salurkan Dana Bergulir Rp 1,31 Triliun ke Koperasi

Program
Berbisnis Toko Bunga, Ikuti Panduan Lengkap Ini

Berbisnis Toko Bunga, Ikuti Panduan Lengkap Ini

Training
Selama Januari-Agustus, Dinas Penanaman Modal Kudus Terbitkan 3.931 NIB

Selama Januari-Agustus, Dinas Penanaman Modal Kudus Terbitkan 3.931 NIB

Program
Agar Tak Tertipu Produk Impor Tak Berkualitas, Teten Masduki Tekankan Pentingnya Edukasi dan Literasi

Agar Tak Tertipu Produk Impor Tak Berkualitas, Teten Masduki Tekankan Pentingnya Edukasi dan Literasi

Training
Ini 9 Jenis Diskon dalam Bisnis dan Penggunaannya, Sudah Tahu?

Ini 9 Jenis Diskon dalam Bisnis dan Penggunaannya, Sudah Tahu?

Training
3 Tantangan Berbisnis Salon, Berikut Tips Mengatasinya

3 Tantangan Berbisnis Salon, Berikut Tips Mengatasinya

Training
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau