JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai bagian dari upaya peningkatan ekspor ke negara-negara non tradisional khususnya kawasan Afrika, pemerintah melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) / Indonesia Eximbank mendorong kegiatan eksportir dengan menyediakan fasilitas Penugasan Khusus Ekspor (PKE) Kawasan.
Hal ini bertujuan memberikan pembiayaan untuk transaksi atau proyek yang secara komersial sulit diwujudkan, tetapi dipandang strategis oleh pemerintah dalam mendukung kebijakan ekspor nasional.
PKE Kawasan mencakup pembiayaan ekspor bagi eksportir yang berfokus pada negara-negara di Afrika, Asia Selatan, dan Timur Tengah, kecuali negara-negara yang mendapat perhatian khusus.
Baca juga: LPEI: Sumatera Utara Jadi Salah Satu Tulang Punggung Ekspor Nasional
Pada tahun 2023, nilai ekspor Indonesia ke Afrika mencapai USD 6,88 miliar. LPEI menunjukkan komitmennya dalam mendukung peningkatan ekspor produk dan komoditas Indonesia dengan berperan aktif mendukung 84 eksportir Indonesia untuk menembus pasar di 49 negara di Afrika.
Lima komoditas ekspor terbesar Indonesia ke Afrika antara lain minyak hewani dan nabati, kertas dan produk kertas, sabun dan bahan pembersih, otomotif dan komponen otomotif, serta peralatan elektrikal.
Plt. Direktur Pelaksana Sekretariat Lembaga, Kepatuhan, dan Sumber Daya Manusia LPEI, T. Wahyu Prihadi Wibowo menjelaskan, Indonesia Eximbank berkomitmen untuk terus mendukung eksportir dalam mengakses pasar Afrika melalui penyediaan Pembiayaan Ekspor dan Asuransi Kredit Perdagangan (Trade Credit Insurance/TCI).
"Indonesia Eximbank tidak hanya berperan dalam meningkatkan daya saing produk-produk Indonesia di pasar Afrika yang terus berkembang, tetapi juga memberikan perlindungan kepada eksportir dari berbagai risiko yang berkaitan dengan perdagangan internasional,” ujar Wahyu dalam keterangan tertulis, Jumat (6/09/2024).
Baca juga: Siapkan Platform Marketplace, LPEI Dukung UKM Binaan BRI Mendunia
Beberapa proyek yang telah difasilitasi oleh LPEI melalui program PKE Kawasan di Afrika yaitu pembiayaan ekspor pesawat CN-235 ke Senegal, pembiayaan pembangunan 3.950 unit Rumah Sosial di Aljazair oleh PT Wijaya Karya, ekspor semen dan klinker ke Afrika Timur, serta ekspor ikan kaleng (sarden, makarel, dan tuna) ke Nigeria dan Ghana di Afrika Barat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah oleh Indonesia Eximbank, ekspor Indonesia ke Afrika mengalami pertumbuhan stabil dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sekitar 9,47 persen dalam lima tahun terakhir.
Lima negara tujuan utama ekspor Indonesia di Afrika meliputi Mesir (37 persen), Kamerun (7,3 persen), Djibouti (7 persen), Afrika Selatan (6,1 persen), dan Nigeria (5,5 persen).
Baca juga: Difasilitasi LPEI, CV Maharani Sukses Tembus Pasar Ekspor ke Berbagai Negara
Wahyu juga menambahkan, Afrika menawarkan peluang pasar besar dengan pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan bagi eksportir Indonesia. Saatnya eksportir Indonesia memanfaatkan peluang ini untuk memperluas jangkauan dan memperkuat posisi di pasar global
"Dengan dukungan LPEI para pelaku usaha dapat lebih percaya diri menembus pasar Afrika," tutup Wahyu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.