Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membedah Penerapan Model Bisnis Triple Bottom Line dalam Ecopreneurship

Kompas.com - 05/11/2024, 14:44 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ecopreneur adalah pengusaha yang mengusung prinsip keberlanjutan sebagai landasan utama dalam menjalankan bisnisnya, seperti membuat solusi bisnis yang ramah lingkungan sekaligus memenuhi kebutuhan pasar dengan produk dan layanan yang keberlanjutan.

Ecopreneur tidak hanya berfokus pada keuntungan finansial, melainkan soal manfaat sosial dan keberlanjutan lingkungan. Itu sebabnya sebagai pengusaha yang menekankan keberlanjutan, ecopreneur sering menggunakan dan mementingkan model bisnis Triple Bottom Line (TBL).

Baca juga: Tak Melulu Berupa Uang, Ini Jenis Modal Non-finansial yang Juga Penting

Triple Bottom Line adalah kerangka kerja yang menilai keberhasilan bisnis berdasarkan tiga aspek utama yaitu keuntungan (profit), kepedulian terhadap lingkungan (planet), dan dampak sosial (people).

Pada dasarnya, setiap bisnis penting untuk memerhatikan dan melengkapi metode Triple Bottom Line, karena bisnis tidak bisa hanya mementingkan keuntungan finansial semata tetapi mengabaikan aspek sosial dan lingkungan.

Untuk penjelasan lebih lanjut, berikut ini bagaimana TBL diterapkan dalam ecopreneurship dan alasan mengapa ecopreneur memiliki peluang TBL yang lengkap, seperti yang dilansir dari masslight.com,

Baca juga: 6 Hal Penting Website untuk Dorong Pertumbuhan Bisnis

1. Profit, Memastikan Keberlanjutan Finansial

Sama seperti bisnis pada umumnya, aspek keuntungan tetap menjadi bagian penting bagi tiap pengusaha, termasuk ecopreneur. Namun, terdapat sedikit perbedaan yaitu bagaimana cara ecopreneur mencapai profit tersebut.

Ecopreneur biasanya lebih memilih model bisnis yang berfokus pada efisiensi sumber daya dan berusaha meminimalkan dampak lingkungan, alih-alih hanya memaksimalkan keuntungan finansial.

Misalnya dengan merancang produk yang lebih tahan lama, menggunakan bahan daur ulang, atau menyediakan jasa yang mendorong praktik ramah lingkungan. Melalui inovasinya tersebut ecopreneur bisa memberi nilai tambah yang berujung pada keuntungan finansial.

Baca juga: 3 Strategi Bisnis yang Berorientasi Pelanggan, Penting Bagi Usaha Kecil

Dengan pendekatan ini, mereka para ecopreneur bisa memastikan bahwa bisnis mereka tetap kompetitif di pasar, sekaligus mendukung keberlanjutan jangka panjang.

2. Planet, Mengurangi Dampak Lingkungan

Aspek planet dalam TBL adalah salah satu aspek yang terbilang jarang dipenuhi oleh bisnis pada umumnya. Namun, berbeda dengan ecopreneur karena dengan prinsip berbasis ramah lingkungan, ecopreneur tentu memerhatikan aspek ini.

Aspek planet biasanya berkaitan pada upaya ecopreneur untuk melindungi dan memulihkan lingkungan. Ecopreneur bertanggung jawab dalam menjaga kelestarian lingkungan, salah satunya melalui praktik bisnis yang mendukung ekosistem alam.

Baca juga: 4 Cara Mudah Membuat Bisnis Lebih Ramah Lingkungan

Misalnya dengan mengurangi penggunaan energi dan sumber daya alam, mengurangi emisi karbon, serta mengelola limbah dengan bijak.

Tak jarang ecopreneur yang menggunakan bahan daur ulang atau ramah lingkungan dalam produksi mereka. Bahkan beberapa ecopreneur juga berkomitmen untuk menanam kembali pohon hingga mendukung program konservasi.

3. People, Memberikan Dampak Sosial yang Positif

Aspek people dalam TBL mengarah pada tanggung jawab ecopreneur terhadap kesejahteraan masyarakat. Hal ini mencakup perlakuan yang adil terhadap karyawan, penyediaan upah layak, serta mendukung komunitas lokal.

Baca juga: Cerita Rauf Bangun Bisnis Papercraft dengan Konsep Ramah Lingkungan

Dengan memberikan kontribusi positif pada masyarakat, ecopreneur dapat membangun reputasi yang baik dan meningkatkan dukungan dari komunitas sekitar.

Misalnya ecopreneur yang mengembangkan produk atau layanan dengan memberdayakan komunitas lokal, seperti bekerja sama dengan pengrajin atau petani setempat.

Pendekatan seperti ini tidak hanya memberi dampak positif pada masyarakat, tetapi juga membangun hubungan baik antara bisnis dengan komunitas lokal.

Baca juga: 3 Ide Bahan Baku Bisnis Souvenir yang Murah dan Ramah Lingkungan

Memenuhi TBL penting untuk ecopreneur maupun pebisnis lainnya untuk menarik kepercayaan konsumen. Mengingat saat ini konsumen semakin sadar terhadap isu lingkungan dan sosial.

Sehingga bisnis yang menunjukkan komitmen dan memenuhi tiga aspek Triple Bottom Line yaitu profit, planet, dan people akan lebih mendapatkan kepercayaan lebih dari konsumen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

7 Perbedaan Modern Trade dan General Trade dalam Bisnis Ritel

7 Perbedaan Modern Trade dan General Trade dalam Bisnis Ritel

Training
Tantangan yang Sering Ditemui Bisnis Inklusif dan Strategi Mengatasinya

Tantangan yang Sering Ditemui Bisnis Inklusif dan Strategi Mengatasinya

Training
Bisnis Inklusif: Definisi, Imiplementasi, dan Ciri-Cirinya

Bisnis Inklusif: Definisi, Imiplementasi, dan Ciri-Cirinya

Training
Modern Trade dalam Bisnis Ritel: Karakteristik dan Keunggulannya

Modern Trade dalam Bisnis Ritel: Karakteristik dan Keunggulannya

Training
Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan Model Bisnis Inklusif

Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan Model Bisnis Inklusif

Program
Inovasi dalam Industri Batik, CV. Astoetik Buat Kompor Batik Listrik

Inovasi dalam Industri Batik, CV. Astoetik Buat Kompor Batik Listrik

Jagoan Lokal
Wamen UMKM Dorong Gen Z jadi Entepreneur Tangguh

Wamen UMKM Dorong Gen Z jadi Entepreneur Tangguh

Program
CEO Ini Ungkap Peluang dan Tantangan Industri Produk Kecantikan Indonesia

CEO Ini Ungkap Peluang dan Tantangan Industri Produk Kecantikan Indonesia

Training
Apa yang Penyebab Merek China Bisa Dominasi Pasar Lokal Saat Ini?

Apa yang Penyebab Merek China Bisa Dominasi Pasar Lokal Saat Ini?

Training
CEO Hypefast: 6 dari 10 Orang Indonesia Tak Bisa Bedakan Produk Indonesia atau China

CEO Hypefast: 6 dari 10 Orang Indonesia Tak Bisa Bedakan Produk Indonesia atau China

Program
Kementerian UMKM Akan Buat Super Apps 'Sapa UMKM'

Kementerian UMKM Akan Buat Super Apps "Sapa UMKM"

Program
 Perpanjangan PPh Final 0,5 Persen, Menteri UMKM Sebut Sudah Sepaham dengan Menteri Keuangan

Perpanjangan PPh Final 0,5 Persen, Menteri UMKM Sebut Sudah Sepaham dengan Menteri Keuangan

Training
Menteri UMKM Minta PPh Final 0,5 Persen untuk UMKM Diperpanjang

Menteri UMKM Minta PPh Final 0,5 Persen untuk UMKM Diperpanjang

Program
Menteri UMKM Sebut Judi 'Online' Jadi Biang Kerok Turunnya Daya Beli Masyarakat

Menteri UMKM Sebut Judi "Online" Jadi Biang Kerok Turunnya Daya Beli Masyarakat

Training
Menteri UMKM Pastikan Program Entrepreneur Hub Dilanjutkan di Masa Pemerintahannya

Menteri UMKM Pastikan Program Entrepreneur Hub Dilanjutkan di Masa Pemerintahannya

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau