JAKARTA, KOMPAS.com - Hammam Abdurrasyid (24), seorang pemuda asal Solo tersebut saat ini menjabat sebagai manajer dan penerus generasi ketiga di bisnis keluarga, PS MAS. Didirikan oleh kakek Hammam, Parto Suwito, nama PS MAS sendiri memiliki makna khusus. PS berasal dari inisial kakeknya dan MAS adalah singkatan dari Membuat Abon Sapi.
Perusahaan yang bergerak di bidang produksi abon sapi ini telah berdiri sejak tahun 1993, Hammam bercerita, dengan modal awal sebesar Rp 500.000 kakeknya mulai membangun bisnis abon sapi.
Perjalanan PS MAS dimulai dengan memproduksi abon sapi pada awalnya. Seiring berjalannya waktu, ternyata binsis abon ini terus berkembang dan semakin banyak permintaan pasar yang masuk.
Baca juga: Cerita Kurnia Tarik Buyer Luar Negeri Lewat Jamur Tiram Krispi
Melihat potensi yang kian meningkat, akhirnya dibuatkan produk lain yaitu abon ayam, serundeng kelapa, dan dendeng sapi.
"Kami selalu merespons permintaan konsumen. Awalnya hanya abon sapi, lalu kami memperluas produk sesuai kebutuhan dan permintaan yang masuk, seperti serundeng dan abon ayam," kata Hammam kepada Kompas.com, (9/10/2024).
Tahun berganti tahun diiringi dengan perkembangan yang pesat, modal yang dulunya sebesar Rp 500.000 per hari kini telah meningkat signifikan. Hammam mengaku kini setiap harinya, PS MAS bisa mengeluarkan modal puluhan juta rupiah untuk membeli bahan baku, seperti daging sapi, daging ayam, dan kelapa parut.
Modal tersebut terus diputar setiap harinya karena rata-rata dalam sehari kapasitas produksi mereka bisa mengolah hingga dua kuintal daging baik daging sapi dan ayam. Hammam juga mengatakan, saat ini omzet PS MAS bisa mencapai sekitar Rp 200 juta per bulan.
"Kami selalu menyesuaikan produksi dengan kebutuhan pasar, mengikuti prinsip supply and demand," tambahnya.
Baca juga: Cerita Syarif Bisnis Kerajinan Kerang dan Menjadi Agregator Ekspor
PS MAS juga terus memperluas jangkauan pasarnya. Saat ini, mereka mempekerjakan sekitar 15 karyawan, di luar anggota keluarga yang terlibat aktif, termasuk Hammam. Total karyawan yang terlibat berkisar 19 orang.
Dengan pekerja yang solid dan dukungan penuh dari keluarga, terbukti produk-produk PS MAS berhasil dipasarkan secara lokal di berbagai wilayah di Indonesia mulai dari Bali, Sumatera, hingga Kalimantan.
Mengingat sudah lintas generasi hingga sampai di penerus ketiga, tak perlu diragukan lagi tentu saja mereka telah memiliki jaringan yang tersebar di banyak kota besar di Indonesia. Hal ini juga membuat produk PS MAS mudah diakses oleh masyarakat di berbagai daerah.
Baca juga: Cerita Upit Pitrianingsih Rintis Bisnis Produk Buah Kering saat Pandemi
Tidak hanya di pasar domestik, PS MAS juga merambah pasar internasional. Meski tidak melakukan ekspor secara langsung, produk mereka telah berhasil menembus pasar luar negeri melalui pihak ketiga.
"Kami sudah ekspor ke beberapa negara seperti Singapura, Thailand, Vietnam, dan Hongkong," ungkap Hammam.
Dengan keberhasilan yang telah diraih, PS MAS terus berkomitmen untuk menjaga kualitas produk dan memperluas jangkauan, baik di dalam negeri maupun di pasar global.
Semangat inovasi dan dedikasi yang ditunjukkan oleh Hammam Abdurrasyid dan timnya membawa PS MAS menjadi salah satu produsen abon yang mampu mempertahankan eksistensinya.