JAKARTA, KOMPAS.com – Treestori Coffee, kafe yang mengkaryakan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dengan memperkerjakan mereka sebagai barista, meluncurkan Treestori Coffee Corner di WTC Mangga Dua, melalui acara talkshow yang bertajuk "Empowering Independence of Special Needs" di Jakarta, Sabtu, 21 September 2024.
Acara yang sebagai bentuk dukungan terhadap inklusivitas dan pemberdayaan anak berkebutuhan khusus ini turut menghadirkan narasumber Psikolog Pendidikan dan Terapis Okupansional, Vonny Susanty, serta CEO dan Founder Konekin Indonesia, Marthela Sirait.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019, dari 17,7 juta individu penyandang Disabilitas di Indonesia, hanya 7,8 juta penyandang disabilitas yang berhasil mendapat pekerjaan.
Baca juga: Treestori Coffee, Karyakan Anak Berkebutuhan Khusus Menjadi Barista
"Jadi cukup sulit untuk teman-teman disabilitas ini mendapatkan pekerjaan. Maka dari itu, Treestori Coffee memiliki visi untuk membagikan cerita dan kempatan melalui kopi. Kami ingin menyediakan kesempatan bagi para ABK untuk bekerja agar bisa berkembang dan mandiri," ujar salah satu Founder Treestori Coffee, Adriana Affanda Timur dalam sambutannya, Sabtu (21/09/2024).
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam acara tersebut Treestori Coffee juga menjalin kolaborasi inklusif dengan Konekin Indonesia, sebuah yayasan sosial pemberdayaan disabilitas yang berkomitmen menciptakan ekosistem inklusif di Indonesia.
Kolaborasi ini semakin memperkuat komitmen Treestori Coffee dalam mempromosikan keberagaman dan kesempatan kerja yang setara bagi semua orang.
"Visi Konekin adalah agar masyarakat tahu tentang disabilitas, mau terlibat, dan mampu mendorong terciptanya Indonesia yang inklusif," ujar CEO dan Founder Konekin Indonesia, Marthela Sirait.
Baca juga: Cerita Para Disabilitas Berwirausaha, dari Desain sampai FnB
Lebih lanjut dalam Talkshow "Empowering Independence of Special Needs" juga menyoroti tantangan yang dihadapi oleh penyandang disabilitas dalam mendapatkan pekerjaan dan pentingnya pemberdayaan mereka.
Vonny Susanty menjelaskan bahwa untuk menjawab tantangan ini, baik itu orang tua, penyedia lapangan pekerjaan, masyarakat, hingga pemerintah perlu memberdayakan Anak Berkebutuhan Khusus untuk bekerja sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
"Kita perlu melihat kebutuhan dan keahlian apa yang mereka minati, lalu hal ini bisa dikembangkan," kata Psikolog Pendidikan dan Terapis Okupansional, Vonny Susanty.
Tak hanya itu, Vonny juga menambahkan dalam mempekerjakan ABK, penting untuk menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi masing-masing individu. Meskipun kompetensi diri bisa dilatih melalui program-program pelatihan, tetapi para ABK ini bisa semakin berkarya jika sesuai dengan keahliannya.
Baca juga: Karla Bionics Hadirkan Raga Arm Untuk Disabilitas
"Jadi pekerjaannya juga perlu disesuaikan. Misalnya untuk ABK dengan disabilitas tuli, kalau diberi pekerjaan sebagai notulensi meeting di perusahaan ya pasti sulit, karena mereka tidak bisa mendengar apa isi meeting tersebut tetapi diminta membuat notulensi, jadi enggak sesuai dengan kondisi dan keahliannya," papar Vonny.
"Namun, jika mereka diberi pekerjaan yang memang bisa mereka lakukan, mereka minati, dan sesuai dengan keahliannya, para disabilitas tentu bisa potensial untuk dikaryakan dan diberdayakan," lanjutnya kemudian.
Diskusi ini berlanjut dengan membahas berbagai peluang kerja yang bisa diambil oleh kaum disabilitas di industri F&B, seperti di bagian pelayanan tamu, dapur, housekeeping, hingga pekerjaan pendukung lainnya.
Baca juga: Kisah Rian, Disabilitas Tuli yang Merintis Bisnis Kue dan Catering Bersama Istrinya
Selain itu, pelaku usaha diimbau untuk lebih inklusif, dengan menyediakan pelatihan khusus, menyesuaikan lingkungan kerja, dan membangun komunikasi yang jelas untuk membantu ABK berkembang.
"Untuk memperkerjakan mereka memang ada penyesuaian-penyesuaian yang harus dilakukan. Misalnya anak-anak down syndrome yang telapak tangannya cenderung kecil dan ototnya juga berbeda dengan orang pada umumnya, sehingga alat-alat yang kami gunakan juga disesuaikan dengan ABK, mulai dari menggunakan gelas berukuran kecil yang ringan," jelas salah satu Founder Treestori Coffee, Thao Ziang kepada Kompas.com.
Melalu acara Grand Opening Treestori Coffee Corner yang juga diiringi talkshow "Empowering Independence of Special Needs", diharapkan acara ini menginspirasi lebih banyak usaha untuk membuka kesempatan bagi individu berkebutuhan khusus dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesetaraan dalam dunia kerja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.