Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips untuk Pelaku Usaha Sebelum Merekrut Pekerja Disabilitas

Kompas.com - 23/09/2024, 19:00 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan data berjalan dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,5 juta individu. Setidaknya saat memasuki usia 20 tahun ke atas, mereka mulai kesulitan untuk mendapat peluang pekerjaan.

Di samping itu, sejak lahirnya UU Disabilitas tahun 2016, sudah ada mandat kuota pekerja disabilitas yakni 1 persen untuk perusahaan swasta dan 2 persen untuk BUMN. Maka dari itu, pada dasarnya sebagai pemilik usaha, masyarakat, pemerintah, hingga orang tua perlu memberdayakan disabilitas.

Berkaitan dengan hal ini, pemilik usaha yang ingin merekrut pekerja disabilitas juga perlu memerhatikan beberapa hal. Bagaimana pun, tetap ada penyesuaian yang dilakukan dalam mempekerjakan disabilitas.

Baca juga: Treestori Coffee, Karyakan Anak Berkebutuhan Khusus Menjadi Barista

CEO dan Founder Konekin Indonesia (yayasan sosial pemberdayaan disabilitas), Marthela Sirait, Psikolog Pendidikan dan Terapis Okupansional, Vonny Susanty, serta Founder Treestori Coffee (cafe yang memberikan kesempatan kerja bagi Individu berkebutuhan khusus), Thao Ziang menjelaskan berikut ini apa saja yang perlu diketahui jika pemilik usaha ingin merekrut pekerja disabilitas,

1. Pahami Ragam Disabilitas dan Keunikannya

Disabilitas memiliki banyak ragamnya mulai dari disabilitas netra, disabilitas rungu, disabilitas daksa, disabilitas intelektual, gangguan emosi dan perilaku, gangguan komunikasi, disabilitas mental, gangguan perhatian dan hiperativitas, kesulitan belajar spesifik, hingga gangguan spektrum autis.

Perlu diketahui bahwa masing-masing penyandang disabilitas tersebut memiliki keunikan dan membutuhkan penempatan yang berbeda-beda pula dalam bekerja.

"Penting untuk memahami bahwa tiap ragam disabilitas memiliki keunikannya tersendiri yang mendukung produktivitas jika ditempatkan pada posisi yang tepat," kata CEO dan Founder Konekin Indonesia, Marthela Sirait kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Senin (23/09/2024).

Baca juga: Anak Berkebutuhan Khusus Perlu Diberi Kesempatan Bekerja Sesuai Keahlian

Psikolog Pendidikan dan Terapis Okupansional, Vonny Susanty lebih lanjut menambahkan, dalam mempekerjakan disabilitas penting untuk menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi masing-masing individu.

"Jadi pekerjaannya juga perlu disesuaikan. Misalnya untuk ABK dengan disabilitas tuli, kalau diberi pekerjaan sebagai notulensi meeting di perusahaan ya pasti sulit, karena mereka tidak bisa mendengar apa isi meeting tersebut tetapi diminta membuat notulensi, jadi enggak sesuai dengan kondisi dan keahliannya," papar Vonny.

"Namun, jika mereka diberi pekerjaan yang memang bisa mereka lakukan, mereka minati, dan sesuai dengan keahliannya, para disabilitas tentu bisa potensial untuk dikaryakan dan diberdayakan," lanjutnya kemudian.

2. Komitmen inklusi

Jika pelaku usaha ingin merekrut pekerja disabilitas, perlu adanya komitmen inklusi, yang artinya terbuka untuk siapa saja dengan latar belakang kondisi berbeda-beda. Hal ini juga meliputi memperlakukan pekerja disabilitas dengan memberikan hak yang sama seperti pekerja lainnya.

Baca juga: Cerita Para Disabilitas Berwirausaha, dari Desain sampai FnB

"Pelaku usaha merekrut disabilitas karena sejalan dengan visi-misi perusahaan untuk memberikan kesempatan yang setara, sehingga upah pekerja disabilitas pun sama dengan karyawan lainnya," kata Marthela.

Komitmen inklusi ini juga berlanjut dengan komitmen untuk tanggung jawab yang lebih besar. Salah satu tantangan dari merekrut pekerja disabilitas adalah kemungkinan mengeluarkan waktu, tenaga, biaya, dan usaha yang lebih besar dari biasanya.

"Memang menjadi tantangan tersendiri karena pasti ada cost lebih besar ketika mempekerjakan disabilitas, seperti contohnya waktu proses yang lebih lama, jumlah orang yg lbh banyak, dan lain sebagainya," jelas salah satu Founder Treestori Coffee, Thao Ziang kepada Kompas.com.

3. Asesmen aksesibilitas

Penyesuaian juga perlu diperhatikan oleh pelaku usaha apabila merekrut pekerja disabilitas. Salah satunya dengan memastikan bahwa lingkungan kerja ramah terhadap disabilitas.

Baca juga: Karla Bionics Hadirkan Raga Arm Untuk Disabilitas

Hal ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja, sehingga perlu menyesuaikan peralatan kerja agar dapat dioperasikan oleh penyandang disabilitas.

Misalnya penyesuaian operasional di lingkungan kerja yang dilterapkan oleh Treestori Coffee, mulai dari mengganti ukuran gelas hingga menambah alat-alat penunjang para barista disabilitas.

"Untuk memperkerjakan mereka memang ada penyesuaian-penyesuaian yang harus dilakukan. Misalnya anak-anak down syndrome yang telapak tangannya cenderung kecil dan ototnya juga berbeda dengan orang pada umumnya, sehingga alat-alat yang kami gunakan juga disesuaikan dengan ABK, mulai dari menggunakan gelas berukuran kecil yang ringan," imbuh Thao.

Aksesbilitas ini bukan hanya penyesuaian operasional di lingkungan kerja, tetapi metode komunikasi juga perlu disesuaikan untuk pekerja disabilitas, misalnya dengan bahasa yang lebih sederhana atau visual yang jelas ketika merekrut Tuli dan Down Syndrome.

Thao juga menambahkan, setiap disabilitas memiliki kemampuan yang berbeda-beda, hal ini pun tentunya butuh penyesuaian. Ada pekerja disabilitas yang bisa bekerja setiap hari, tetapi ada pula yang hanya bisa shift pendek. Untuk shift pendek biasanya mereka bekerja 4 jam sehari, sementara untuk shift full day 8 jam sehari.

Baca juga: Kisah Rian, Disabilitas Tuli yang Merintis Bisnis Kue dan Catering Bersama Istrinya

4. Sosialisasi

Selain itu, sebelum merekrut pekerja disabilitas akan lebih baik jika pelaku usaha memberikan workshop/pelatihan kepada karyawan existing sehingga mereka bisa belajar berinteraksi yang tepat.

Lengkapi pula informasi kepada pelanggan sehingga meminimalisir ketidaktahuan berujung complain ketika pekerja disabilitas ditempatkan face-to-face dengan pelanggan. Sebab hal ini sering kali menjadi tantangan bagi usaha yang mempekerjakan disabilitas.

"Terkadang, masih banyak customer yang belum paham kondisi disabilitas seperti apa. Kebanyakan coffeeshop menyediakan minuman yang serba cepat prosesnya, sementara barista disabilitas tidak bisa dituntut untuk kerja cepat," jelas Thao.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

Program
25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

Jagoan Lokal
Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Jagoan Lokal
Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jagoan Lokal
Pesanan Pembuatan Parsel di Kota Malang Meningkat Selama Ramadhan

Pesanan Pembuatan Parsel di Kota Malang Meningkat Selama Ramadhan

Training
Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Jagoan Lokal
Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Jagoan Lokal
UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

Program
Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Program
Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Jagoan Lokal
Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Program
Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Program
BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

Program
TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

Program
DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil