Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Pelaku Usaha Ini Membuat Inovasi Produk yang Unik dengan Batik

Kompas.com, 2 Oktober 2024, 17:59 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Batik, kebanggaan dari Indonesia yang harus dilestarikan. Salah satu cara untuk menjaga kelestarian batik adalah dengan memakainya, mempelajarinya, hingga membuatnya.

Berbisnis dengan mengangkat tema batik di dalamnya juga bisa menjadi peluang yang menjanjikan. Mengapa demikian? karena batik akan terus lekat kehadirannya dengan kehidupan sehari-hari di Indonesia.

Motif batik tidak musiman, sehingga jika membuat produk menggunakan motif batik boleh dikatakan timeless atau tidak akan tertinggal zaman.

Produk dengan motif batik nyatanya tidak harus melulu berbentuk kain batik. Ada banyak inovasi-inovasi produk yang bisa dihasilkan meskipun dengan penggunaan motif batik.

Berikut ini beberapa pelaku usaha dengan produk-produk unik yang menggunakan motif batik di dalamnya, seperti yang telah dirangkum oleh Kompas.com,

Baca juga: Pemkab Serang Siapkan Sentra 12 Motif Batik Kabupaten Serang

1. Fesyen Dengan Motif Batik yang Unik

Sangat umum jika batik dalam bentuk kain. Biasanya, kain batik tersebut dijadikan produk-produk fesyen seperti baju, outer, rok, selendang, dan masih banyak lagi.

Namun, owner Neng Geulis Gallery yang juga merupakan seorang desainer, Frida Aulia memilih motif-motif yang unik untuk batiknya. Wanita lulusan Institut Pertanian Bogor ini senang sekali menciptakan motif-motif batik yang mengangkat cerita kekayaan alam di Bogor.

Dalam memproduksi batik, Frida bekerja sama dengan para pengrajin batik. Namun, Frida tetap menjadi fesyen desainer yang menentukan motif seperti apa untuk dibuat. Siapa sangka, dengan kreativitasnya ini Frida sampai membuat batik dengan motif-motif yang jarang ditemukan.

Baca juga: Wujudkan Passion di Bidang Fesyen, Frida Aulia Bangun Bisnis hingga Kenalkan Batik ke Mancanegara

Motif batik hiu botol Batik Neng GeulisKompas.com - Anagatha Kilan Sashikirana Motif batik hiu botol Batik Neng Geulis
Saat berbincang dengan Kompas.com, Frida mengaku terinspirasi dari beberapa jenis ikan sebagai tema batiknya, seperti Batik Ikan Talapia hingga Hiu Botol. Selain itu, Frida juga membuat motif Batik Taman Koleksi IPB hingga Batik Rektorat IPB.

Batik bertema tempat ikonik di Bogor juga ada, seperti Batik Sempur, Batik Alun-alun Bogor, dan Batik Kebun Raya Bogor. Bahkan ada batik kuliner Bogor juga, seperti Batik Soto Mie dan Batik Asinan Bogor.

Meskipun motif batiknya unik-unik, tetapi Frida sudah melanglang buana memperkenalkan batik Indonesia. Misalnya di New York Indonesia Fashion Week, Frida turut mengisi sharing session di Fashion Institute Technology New York. Di sana, ia berbagi cerita seputar Batik Angklung by Batik Neng Geulis.

Baca juga: Sandiaga Uno Nilai Batik Gonggong Tanjungpinang Adaptif ke Nuansa Kekinian

"Melalui kegiatan di luar negeri seperti ini, saya memiliki kesempatan untuk memperkenalkan batik Indonesia ke ranah internasional," kata Frida kepada Kompas.com, Selasa (23/4/2024).

2. Batik Ecoprint di Kulit

Jika sebelumnya batik masih diaplikasikan di kain, owner Wrekso Leather Goods, Ardi Lada justru lebih memilih media kulit untuk batik ecoprint-nya. Batik ecoprint adalah teknik pewarnaan menggunakan bahan alami untuk mencetak pola.

Jika biasanya pewarnaan batik ecoprint ini di atas kain, Ardi justru coba berinovasi mengkombinasikan produk kulit dengan teknik ecoprint. Salah satu alasannya, karena Wrekso Leather Goods memang sedari awal menjual produk kulit sehingga Ardi ingin membuat produk batik ecoprint yang sesuai dengan keahliannya.

Baca juga: Kisah Ardi Lada, Inovasi Bisnis Produk Kulit dengan Teknik Ecoprint

Tas kulit ecoprint milik Ardi Lada owner Wrekso Leather Goods, INACRAFT 2024Kompas.com - Anagatha Kilan Sashikirana Tas kulit ecoprint milik Ardi Lada owner Wrekso Leather Goods, INACRAFT 2024
Terlebih lagi menurut Ardi, jarang ada penjual yang menggunakan kulit sebagai media ecoprint. Saat ini, Ardi sukses menjual produk tas kulit, dompet kulit, bahkan lembaran kulit dengan teknik ecoprint

“Yang main kulit biasa udah banyak, jadi harus ada diferensiasi dan inovasi. Apalagi di Yogyakarta udah banyak yang jualan tas kulit. Tapi yang memproduksi ecoprint di kulit itu jarang. Saya mulai ecoprint ini saat pandemi dan belum ada yang jual produk ecoprint kulit seperti ini," kata Ardi, Rabu (28/02/2024).

3. Motif Batik di Keramik

 Membatik di atas kain saja butuh keterampilan karena cukup rumit, bayangkan jika membatik tetapi di atas keramik? Terdengar sangat unik, batik keramik ini merupakan andalan dari produk-produk Imah Keramik, buatan Taurisia Y.T Wijaya atau yang akrab disapa Sisi.

Baca juga: Owner Imah Keramik Ungkap Pentingnya Hak Cipta Bagi Seniman Lokal

Sejak tahun 2009, Imah Keramik beroperasi sebagai tempat wisata edukasi mengenai keramik. Produk-produk keramiknya juga dijual dengan nama brand Bogor Lion Art. Batik keramik ini salah satu inovasi yang dibuat oleh Sisi, dan sudah dibuatkan hak ciptanya.

Batik keramik, Imah KeramikKompas.com - Anagatha Kilan Sashikirana Batik keramik, Imah Keramik

Sebagai seniman, Sisi juga mengetahui sulitnya untuk menemukan ide dalam membuat karya seni dan berbisnis. Butuh proses yang panjang pula untuk merealisasikan ide tersebut menjadi sebuah produk atau karya.

Imah Keramik dan Bogor Lion Art memiliki ciri khas produk batik keramik. Ide dan inovasi pembatikan pada keramik yang dibuatnya ini sudah memiliki hak cipta agar tidak ada pihak luar yang sembarangan menggunakannya.

"Kami buat hak ciptanya pembatikan pada keramik, karena itu memang belum ada sebelumnya dan kami bergerak di arah sana untuk mengembangkan inovasi itu. Jadi batik keramik ini merupakan ciri khas dari produk kami," jelas Sisi kepada Kompas.com, Selasa (11/06/2024).

4. Lilin Batik

Tak ketinggalan produk batik yang juga unik dari Jakarta Candle. Pemilik Jakarta Candle, Yulianah membuat lilin dengan motif batik. Jika biasanya lilin dikreasikan dengan warna-warni saja, tetapi Yulianah membuat lilin dengan motif batik.

Baca juga: Jakarta Candle Gunakan Bahan Alami dan Berhasil Raup Omzet Rp 700 Juta Per Tahun

Jakarta Candle merupakan brand lilin suvenir dan dekorasi asal Indonesia yang sukses menembus pasar lokal dan ekspor, sehingga mampu meraup omzet hingga Rp 700 juta setahun.

Yulianah owner Jakarta CandleKompas.com - Anagatha Kilan Sashikirana Yulianah owner Jakarta Candle
Dengan mengusung tema etnik kekayaan Indonesia, Jakarta Candle menjual lilin dengan keunikan tersendiri. Produk pertamanya adalah cinnamon candle dan lilin motif batik.

“Motivasinya karena di Indonesia itu kan kaya banget akan budaya dan sumber daya alam. Motif nya itu banyak yang terinspirasi dari kekayaan alam yang ada di Indonesia” papar Yulianah selaku pendiri Jakarta Candle saat diwawancarai oleh Kompas.com pada Senin, (26/02/2024).

Terbukti, meskipun mengangkat motif batik di produknya, nyatanya bisnis lilin Yulianah juga tetap banyak peminatnya bahkan hingga menembus pasar global. Jadi, berbisnis dengan menggunakan unsur batik juga bisa menjanjikan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau