Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UMKM Ini Sukses Sulap Sisa Pembakaran Batu Bara PLTU Ombilin Jadi Batako

Kompas.com - 01/03/2022, 17:44 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - PT PLN (Persero) bersama sejumlah pelaku UMKM memanfaatkan abu sisa pembakaran batu bara atau fly ash dan bottom ash (FABA) menjadi batako.

Salah satu yang digandeng dalam inisiatif ini adalah BUMDes Karya Muda Mandiri dan CV Bangun Nusantara Raya selaku UMKM yang berada di sekitar PLTU Ombilin, Sawahlunto, Sumatera Barat.

Ketua BUMDes Karya Muda Mandiri, I Made Safari Oktaria mengapresiasi pendampingan yang diberikan PLN sehingga produk batako dari FABA mulai diterima masyarakat secara antusias.

Baca juga: BCA Borong Batik dari Desa Tirto Pekalongan untuk Dijadikan Seragam Karyawan

“Kami berhasil menggeser paradigma masyarakat terhadap abu batu bara dengan pembuatan batako ini. Sekarang masyarakat antusias menggunakan produk batako dari sisa pembakaran batu bara di PLTU Ombilin,” jelasnya, Selasa (1/2/2022).

I Made menuturkan, kerja sama pengelolaan FABA tersebut merupakan upaya PLN untuk menghasilkan nilai tambah kehadiran PLTU yang memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat sekitar. Salah satunya lewat batako yang diproduksi BUMDes Karya Muda Mandiri dan CV Bangun Nusantara.

Hasil produksi batako dari FABA kini dipakai untuk agenda bedah rumah yang digelar pemerintah setempat, pagar sekolah, hingga beragam bentuk penggunaan lain.

“Kami juga sedang menjajaki kerja sama dengan pelaku usaha konstruksi,” jelasnya.

I Made menambahkan, dengan komposisi semen sebanyak 20 persen, FABA 15 persen dan pasir 65 persen, BUMDes Karya Muda Mandiri mampu memproduksi sebanyak 100-200 pcs per hari dengan memanfaatkan FABA sebanyak 5-10 ton per minggu.

Di sisi lain, produksi batako dari CV Bangun Nusantara mampu memproduksi sebanyak 2.000-3.000 pcs per hari dengan memanfaatkan FABA 20-40 ton per minggu dengan komposisi semen sebanyak 20 persen, FABA 30 persen, dan pasir 50 persen.

I Made mengatakan, kualitas batako yang menggunakan FABA sebagai bahan campurannya lebih diminati konsumen karena lebih kokoh dari segi kekuatannya, hal ini disebabkan oleh sifat pori-pori FABA yang rapat.

Manfaat pengelolaan limbah pembakaran batu bara juga dirasakan oleh CV Bangun Nusantara Raya. Pimpinan CV Bangun Nusantara Raya, Aditya mengatakan bahwa batako hasil produksi setelah menggunakan FABA dapat mengurangi penggunaan semen dalam proses produksi.

Sebelum menggunakan FABA, proses produksi batako menggunakan dolomit/kapur dalam campurannya sehingga membutuhkan semen dalam jumlah banyak. Setelah menggunakan FABA, proses produksi batako tidak lagi menggunakan dolomit/kapur sehingga dapat mengurangi pemakaian semen.

Hingga saat ini, PLN menyediakan FABA dari lokasi PLTU secara cuma-cuma untuk UMKM sedangkan pengangkutan dan biaya produksi ditanggung oleh UMKM yang memanfaatkan, sehingga zero cost bagi PLN.

Baca juga: Tips agar Kamu Betah Menjalankan Bisnis di Perantauan

Executive Vice President PLN, Agung Murdifi, mengatakan pemanfaatan FABA menjadi salah satu fokus program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) PLN tahun 2022. Program ini juga termasuk upaya PLN dalam mengimplementasikan Environmental, Social and Corporate Governance (ESG).

“PLN mendorong UMKM dan masyarakat memanfaatkan FABA secara cuma-cuma untuk pembuatan batako, jalan beton dan berbagai pemanfaatan lainnya,” ujarnya.

Menurutnya, melalui pemanfaatan FABA, PLN berharap bisa mendukung pertumbuhan UMK dan pembangunan daerah.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau