Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

73 Persen Anak Muda di Indonesia Ingin jadi Pebisnis, Bukan jadi Pegawai

Kompas.com - 05/09/2022, 16:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Perguruan tinggi memegang peranan yang penting dalam upaya mendorong evolusi kewirausahaan Indonesia. 

Hal itu disampaikan oleh Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki dalam Webinar Universitas Garut bertajuk “Bagaimana Membangun Ketahanan dan Pertumbuhan UMKM Hingga Mampu Melalui Disrupsi”, di Jakarta.

"Menjadi penting kita bekerja sama dengan universitas untuk mendorong evolusi kewirausahaan dari UMKM yang masih dalam skala ekonomi subsisten atau hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga menjadi UMKM yang memiliki produk berbasis inovasi, teknologi, dan ilmu pengetahun," kata Teten dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.

Setiap tahunnya Indonesia memiliki 3,5 juta angkatan kerja baru yang lulus dari sekolah sampai ke tingkat perguruan tinggi. Sebanyak 1,7 juta di antara jumlah tersebut merupakan sarjana. Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang rata-rata mencatatkan angka 5 persen tiap tahunnya, hanya 2 juta lapangan kerja yang mampu disediakan.

Berkaca dari hal tersebut, Teten berpandangan bahwa perguruan tinggi harus mulai mengubah kurikulumnya, bukan lagi menciptakan sarjana yang ingin menjadi pegawai pemerintah atau swasta, tapi lebih ingin menjadi wirausaha.

Lebih lanjut, Teten mengatakan, berdasarkan data dari KemenKopUKM, saat ini sebanyak 73 persen anak muda dari seluruh penduduk Indonesia ingin menjadi pebisnis, bukan lagi menjadi pegawai.

Selain itu, survei CSIS (Centre for Strategic and International Studies) juga menyatakan bahwa lebih dari 70 persen anak muda ingin menjadi pebisnis.

"Ini menjadi bahan penting bagi perguruan tinggi untuk meredesain terutama fakultas bisnis dan ekonomi guna menyiapkan entrepreneur. Karena itu perguruan tinggi penting untuk menyiapkan para pelaku UMKM kita yang lebih berkelas," kata Teten.

Dalam waktu bersamaan, KemenKopUKM juga tengah menyiapkan program 1 juta wirausaha mapan baru. Hal ini dilakukan karena meskipun jumlah UMKM Indonesia mencapai 64 juta lebih, persentase kewirausahaan Indonesia masih rendah atau hanya 3,18 persen.

Targetnya, minimal jumlah persentase kewirausahaan ini dapat mencapai 3,95 persen sampai dengan 4 persen di tahun 2024.

Maka dari itu, Teten merasa perguruan tinggi perlu mengembangkan riset bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan juga memanfaatkan program Matching Fund dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk membuat riset yang hasil dapat dikomersialisasi kepada UMKM.

"Pascapandemi ini kita bukan hanya ingin pulih tapi bertransformasi. Bank Dunia juga sudah mengingatkan kita bahwa Indonesia harus menyiapkan lapangan kerja yang berkualitas," kata Teten.

Sebagai pusat pembelajaran mahasiswa dan pengembangan ilmu, Teten menambahkan bahwa Indonesia dapat menjadikan University of Melbourne sebagai best practice terbaik yang telah menghadirkan Business Innovation Lab yang berfokus pada pengembangan UMKM.

Selain itu, University of Melbourne memiliki pelatihan desain thinking bagi para mahasiswa untuk mengembangkan usahanya mulai dari studi kelayakan bisnis, product development, hingga international shipping atau ekspor yang didukung oleh alumni sebagai mentor.

Dalam rangka memperkuat kolaborasi, KemenKopUKM telah melakukan MoU dengan berbagai universitas guna mengembangkan potensi perkoperasian dan UMKM melalui pendidikan, pendampingan, pemagangan, pengabdian kepada masyarakat, Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, serta terus mendorong agar lembaga inkubator di kampus bisa menjadi pengembangan UMKM.

Di tempat yang sama, Rektor Universitas Garut, Abdusy Syakur Amin menuturkan di tengah beragam tantantangan yang terjadi baik di dalam negeri maupun di luar negeri, UMKM harus melakukan penguatan diri agar dapat bertahan dan berkembang.

Melalui webinar ini, dia pun berharap dapat terbentuk gagasan yang dapat diaplikasikan kepada pelaku UMKM.

"Semoga acara ini memberikan pencerahan dan wawasan baru untuk membantu UMKM untuk bertahan dan berkembang ke depannya," kata Abdusy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kedai Es Teh Jaya Abadi, Buktikan Bisnis Minuman Teh Tak Kalah dengan Kopi

Kedai Es Teh Jaya Abadi, Buktikan Bisnis Minuman Teh Tak Kalah dengan Kopi

Jagoan Lokal
Cerita di Balik Ramainya Kedai Mie Tjap Chili, Ludes 500 Porsi per Hari

Cerita di Balik Ramainya Kedai Mie Tjap Chili, Ludes 500 Porsi per Hari

Jagoan Lokal
Tokopedia Ungkap Tren Belanja Selama Ramadan 2024, Produk Groceries Terlaris

Tokopedia Ungkap Tren Belanja Selama Ramadan 2024, Produk Groceries Terlaris

Program
Kadin Sebut Digitalisasi Buka Peluang Baru dalam Bisnis

Kadin Sebut Digitalisasi Buka Peluang Baru dalam Bisnis

Program
Ini 3 Cara Membangun Kedekatan Emosional dengan Konsumen

Ini 3 Cara Membangun Kedekatan Emosional dengan Konsumen

Training
5 Tips Mengatur Karyawan Bisnis Anda

5 Tips Mengatur Karyawan Bisnis Anda

Training
Perjalanan Ratna Merintis Batik Handayani Geulis, Mulai dari Melahirkan Pengrajin Batik Bogor

Perjalanan Ratna Merintis Batik Handayani Geulis, Mulai dari Melahirkan Pengrajin Batik Bogor

Jagoan Lokal
3 Tips Memperoleh Review Positif dari Pelanggan untuk Bisnismu

3 Tips Memperoleh Review Positif dari Pelanggan untuk Bisnismu

Training
3 Penyebab Bisnis Tidak Berjalan Optimal

3 Penyebab Bisnis Tidak Berjalan Optimal

Training
Hadapi Pesanan Melonjak, Soes Surgawi Fokus Tingkatkan Kinerja Tim Produksi

Hadapi Pesanan Melonjak, Soes Surgawi Fokus Tingkatkan Kinerja Tim Produksi

Training
Belasan Warga Binaan Perempuan Malang Pamerkan Produk Fesyen

Belasan Warga Binaan Perempuan Malang Pamerkan Produk Fesyen

Training
Berdayakan UMKM Orang Asli Papua, Pemkab Sorong Anggarkan Rp1,7 miliar

Berdayakan UMKM Orang Asli Papua, Pemkab Sorong Anggarkan Rp1,7 miliar

Program
Dari Driver Ojek Online, Olan Sukses Jadi Juragan Loyang dengan Bantuan KUR

Dari Driver Ojek Online, Olan Sukses Jadi Juragan Loyang dengan Bantuan KUR

Jagoan Lokal
Wujudkan Passion di Bidang Fesyen, Frida Aulia Bangun Bisnis hingga Kenalkan Batik ke Mancanegara

Wujudkan Passion di Bidang Fesyen, Frida Aulia Bangun Bisnis hingga Kenalkan Batik ke Mancanegara

Jagoan Lokal
3 Cara Mengatasi Ulasan Negatif di Platform Online, Pelaku Usaha Harus Tahu

3 Cara Mengatasi Ulasan Negatif di Platform Online, Pelaku Usaha Harus Tahu

Training
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com