Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkatkan Pendapatan, Petani Bunga di Kota Batu Dilatih Merangkai Bunga

Kompas.com - 26/09/2022, 07:30 WIB
Nugraha Perdana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

BATU, KOMPAS.com - Kota Batu, Jawa Timur memiliki potensi pertanian bunga potong yang digunakan sebagai berbagai keperluan, utamanya karangan bunga. Usaha ini banyak berada di Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji.

Untuk itu, Walikota Batu, Dewanti Rumpoko mendorong para petani bunga tersebut untuk bisa meningkatkan nilai jual harga dengan usaha merangkai bunga.

Menurutnya, harga bunga potong akan memiliki nilai yang jauh lebih tinggi ketika sudah dirangkai saat dijual.

Baca juga: Kisah Cokelat Sulamina, Rasa Autentik dari Tangan Petani Lokal Kepulauan Sula

"Jadi jangan hanya menjual bunganya saja, tetapi juga harus belajar merangkai bunga, karena nilai value harganya akan berbeda jauh," kata Dewanti pekan lalu.

Pihaknya juga siap mendukung kegiatan dari Ikatan Perangkai Bunga Indonesia atau IPBI Kota Batu bekerjasama dengan dinas terkait untuk memberikan pelatihan merangkai bunga kepada masyarakat.

"Mudah-mudahan IPBI bisa berkolaborasi dengan dinas-dinas terkait dan desa untuk membantu mengembangkan nilai ekonomis bunga potong," katanya.

Ketua IPBI Kota Batu, Eulalia Waspadini mengatakan saat ini harga bunga potong seperti mawar setiap tangkai dari petani dijual Rp 1.000. Sedangkan satu rangkaian bunga berbentuk sederhana bisa dijual dengan harga Rp 75.000.

Menurutnya, rangkaian bunga dapat memiliki harga yang tinggi karena mempunyai nilai seni dan teknik.

"Yang kita jual seni dan teknik. Misal, rangkaian sederhana ada 20 tangkai mawar dan daun harganya bisa Rp 75.000, kalau dijual satuan hanya Rp 25.000," katanya.

Pihaknya juga memiliki program kegiatan berkeliling ke desa atau kelurahan di Kota Batu untuk memberikan pelatihan merangkai bunga kepada masyarakat.

"Kegiatan nanti memberi pelatihan ke petani bunga, PKK juga, sudah mulai berjalan. Kami akan memperluas kegiatan agar petani atau pecinta bunga di Batu mengerti teknik merangkai bunga," katanya.

Eulalia mengatakan untuk bisa mahir dalam merangkai bunga cukup membutuhkan waktu kurang dari setahun. Dengan syarat, asalkan seseorang yang belajar merangkai bunga dapat latihan secara rutin.

Baca juga: Meraup Untung Puluhan Juta dari Budidaya Bunga Bougenvile

"Contoh teknik sederhana, misal ada daun lili paris dipilih-pilih jadi layer, daun bisa kita pilih dan anyam," katanya.

Dia mengatakan potensi usaha merangkai bunga sangat menjanjikan seiring landainya kasus pandemi Covid-19. Saat ini dari 26 anggota yang ada, sebanyak 70 persen merupakan pengusaha perangkai bunga.

Mereka juga memanfaatkan hasil pertanian bunga di Kota Batu sebagai bahan dasar pembuatan rangkaian bunga.

"Langganan kita banyak seperti ulang tahun, jadi tidak hanya wedding. Yang pesan lewat online juga ada," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com