Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lepas Posisi Nyaman sebagai Bankir BUMN, Pasangan Ini Sukses Berbisnis Camilan

Kompas.com - 20/06/2022, 15:44 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

KOMPAS.com - Banyak orang memimpikan bisa bekerja di bank BUMN karena menawarkan gaji besar, karier, dan tentunya lebih bergengsi. Karenanya, para pencari kerja berlomba-lomba untuk bisa masuk ke perusahaan pelat merah, utamanya sektor perbankan.

Namun, tidak bagi M Syahid Basyaruddin (32) dan pasangannya Larida Alfarina. Keduanya memilih untuk resign dari bank BUMN karena terobsesi untuk menjalankan usaha sendiri.

"Saya memilih untuk mundur karena ingin fokus mengembangkan usaha makanan yang awalnya dirintis oleh istri saya," ujarnya Senin (20/6/2022).

Baca juga: Kena PHK? Ini Sumber Penghasilan Baru untuk Tenaga Honorer

Sebelum menjalankan usaha makanan, Basyaruddin merupakan bankir BNI yang bertugas di Kuningan Jawa Barat. Di bank milik pemerintah tersebut, dia telah berkarier selama 10 tahun sebelum kemudian resign pada 2022 ini.

Sementara itu istrinya, Larida Alfarina, merupakan mantan karyawan Bank Mandiri. Larida terlebih dulu memilih resign yakni pada tahun 2018 untuk merintis usaha cemilan.

Melihat ada yang lebih menarik untuk dikerjakan di luar pekerjaan sehari-hari sebagai bankir, keduanya lantas merintis usaha sendiri.

Dari Makanan Siap Saji ke Makanan Kemasan

Perjalanan bisnis dimulai dari tahun 2018 ketika sang istri memilih mundur dari pekerjaannya terlebih dulu. Begitu resign, Larida membuka usaha kuliner camilan ayam crispy berbagai macam rasa dengan merek Ridsya Pop Chick.

Usaha ayam crispy yang dijalankan terbilang sukses. Sejak dibuka pada 2018 hingga tahun 2020, Ridsya Pop Chick sudah memiliki 10 cabang.

Tak puas dengan pencapaian bisnis ayam crispy, Larida dan Basyaruddin mengembangkan produk lain, yakni minuman susu olahan dengan merek Syarla Stories. Sama seperti produk sebelumnya, minuman ini juga digemari oleh masyarakat.

Namun pencapaian usaha yang dirintis keduanya menghadapi masa-masa suram ketika pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia. Banyak pelaku usaha yang mengalami kesulitan penjualan dan bahan baku akibat mobilitas warga yang dibatasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com