Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Olah Jeruk Kasturi jadi Sirup, Ibu Rumah Tangga di Medan Ini Nikmati Manisnya Cuan

Kompas.com - 25/07/2022, 17:20 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

KOMPAS.com - Jeruk kasturi menjadi salah satu primadona buah dari Sumatera Utara dan identik dengan nama jeruk medan. 

Buahnya kecil dan rasanya asam, membuat jeruk kasturi ini banyak digunakan sebagai campuran air kelapa muda yang dijual di pinggiran jalan. Karena itu pula, eksistensi jeruk kasturi ini tidak terlalu menarik minat konsumen untuk membelinya.

Namun di tangan seorang enterpreneur, jeruk yang asam ini bisa memiliki nilai tambah dan digemari oleh konsumen.

Baca juga: Presiden Maicih Bongkar Rahasia Sukses untuk Pengusaha Pemula, Catat!

Adalah Ida Ermayeni (60), seorang ibu rumah tangga, yang berhasil menyulap jeruk kasturi menjadi produk olahan dengan nilai ekonomi yang tinggi dengan merek Ratu Kasturi. Di tangannya, jeruk kasturi diolah menjadi sirup dan mampu menembus pasar di kota-kota di luar Sumatera Utara.

Bisa ditebak, cuan pun mengalir. Tak hanya ke dia sendiri, namun juga bagi para petani jeruk yang selama ini setia menanam dan merawat jeruk kasturi di berbagai wilayah yang ada di Sumatera Utara.

"Saya memang suka minum sari jeruk kasturi yang diperas bersama air kelapa muda. Namun saya melihat, ada manfaat yang jauh lebih besar jika buah tersebut diolah menjadi minuman," kata dia di sela-sela pelatihan penulisan konten digital yang diselenggarakan Kompas.com dengan Kementerian Koperasi dan UKM beberapa waktu lalu.

Berangkat dari ide itulah, Ida memutar otak agar jeruk kasturi yang selama ini kurang memiliki nilai ekonomi, bisa menjadi sebuah produk dengan nilai yang jauh lebih tinggi.

Berawal dari Hobi dan Tinggalkan Usaha Salon

Sebagai ibu rumah tangga, Ida memiliki kesibukan lain untuk mengisi waktu di rumah, yakni membuka salon dan jualan baju.

Suatu hari pada 2018, dia melihat ada banyak sekali pasokan jeruk kasturi yang dihasilkan oleh para petani jeruk di Langkat dan Deli Serdang, Sumatera Utara. Jeruk-jeruk itu kurang diminati oleh pasar lantaran buahnya yang asam, sehingga pemanfaatannya pun tidak banyak.

"Paling hanya dipakai untuk campuran air kelapa muda," kata Ida.

Berangkat dari keprihatinan itulah, Ida mencoba melakukan inovasi dengan mengolah jeruk kasturi menjadi minuman yang punya nilai ekonomi. Hal ini dilakukannya karena dia memang punya hobi minum minuman jeruk kasturi.

Baca juga: Manfaatkan Bahan-bahan di Sekitar, Amanda Jalankan Bisnis Fesyen Ramah Lingkungan

Pada awalnya, dia membuat olahan jeruk kasturi untuk dikonsumsi sendiri dan keluarganya. Selanjutnya, dia mencoba membagi-bagikan produknya itu kepada teman-teman dekat. Tujuannya untuk melihat respons atas produk yang dibuatnya itu.

"Saya meminta kepada mereka untuk menilai rasanya, dan saya minta saran. Ini penting sebagai modal awal dalam mengawali sebuah usaha," jelasnya.

Setelah mendapatkan berbagai masukan, dia memantapkan diri untuk merintis usaha produksi sirup dengan bahan baku jeruk kasturi dengan merek dagang Ratu Kasturi. Sekaligus, dia memilih untuk tidak meneruskan usaha salon dan jualan baju.

Jalin Kerjasama dengan Petani dan Upaya Inovasi

Dengan melihat berbagai pertimbangan dan potensi pasar yang ada, Ida akhirnya memilih untuk lebih serius berbisnis sirup jeruk kasturi. Peningkatan kualitas produk menjadi perhatiannya.

Untuk menjaga kualitas sirup yang diproduksi, dia mengambil bahan baku jeruk kasturi langsung dari petani dengan standar yang telah ditetapkannya. Dengan demikian, bahan baku yang diolah memiliki kualitas yang sama.

Perlahan tapi pasti, bisnis yang dijalankan mulai menampakkan hasil. Para pembeli datang untuk mendapatkan produk yang dibuat itu.

Tak lupa, dia membuat inovasi dengan memproduksi berbagai varian rasa. Selain  original, Ida juga mencoba membuat sirup dengan varian rasa somboy atau manisan dari China yang terbuat dari buah plum. Ini karena selama ini di Medan sudah lazim jeruk kasturi dikombinasikan dengan somboy.

Namun ada cerita yang menarik ketika dia mencoba mengajukan sertifikat halal dari MUI atas produk-produk yang dibuatnya itu.

sirup jeruk kasturi merek Ratu Kasturidok Ida Irmayeni sirup jeruk kasturi merek Ratu Kasturi

Ida berkisah, dalam pengurusan izin halal, tim auditor dari LPOM MUI selalu melihat apakah bahan baku dan bahan tambahan yang digunakan sudah ada sertifikasi halal. Jika tidak ada, maka tim auditor tidak akan mengeluarkan fatwa halal.

"Termasuk bahan somboy yang menjadi bahan tambahan pada sirup kami, ternyata tidak ada yang memiliki label halal, sehingga kami harus mencari alternatif yang lain untuk cita rasa varian pengganti somboy," ungkap Ida.

Berangkat dari situ, dia memilih menghentikan produksi sirup varian somboy. Sebagai gantinya, Ida membuat sirup jeruk kasturi dengan varian kurma.

Justru dengan perubahan itulah, sirup buatan Ida semakin digemari, pasalnya konsumen banyak yang memilih membeli yang varian kurma.

Baca juga: 5 Jajanan Sekolah yang Bisa Jadi Ide Usaha di Rumah

"Hingga saat ini, varian rasa kurma ini yang menjadi best seller. Ini karena ternyata kurma juga dapat mengimbangi rasa asam yang dimiliki oleh jeruk kasturi," ungkapnya.

Dari usaha sirup ini, Ida setiap bulannya rata-rata berhasil menjual 300 botol @400 ml sirup jeruk kasturi. Di mana per botol dijual seharga Rp 65.000.

Penjualan produk ini pun sudah menjangkau berbagai kota di luar Sumut, seperti Bandung, Bogor, Jakarta, Surabaya, serta Pekanbaru.

Produk Turunan

Selain sirup dari sari jeruk kasturi, Ida Ermayeni juga memproduksi manisan yang terbuat dari kulit jeruk. Di mana, kulit yang dibuat sebagai manisan tersebut merupakan sisa dari produksi sirup.

"Benar-benar bermanfaat semuanya. Tak hanya jeruknya, tapi juga kulitnya," kata Ida.

Untuk produk manisan kulit jeruk ini, Ida mengemasnya dalam pastik ukuran 200 gram. Produk ini juga memberikan cuan kepada Ida karena peminat manisan dari kulit jeruk juga tidak sedikit.

Dari usaha mengolah jeruk kasturi yang asam inilah, Ida berhasil meraup keuntungan yang manis setiap bulannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau