LAMPUNG, KOMPAS.com - Menjaga jauh lebih berat dibanding membangun. Begitu mungkin yang coba disampaikan oleh Pensil Bersejarah, sebuah penerbit yang berbasis Kota Metro, yang khusus menerbitkan naskah-naskah sejarah.
Masa pandemi yang berkepanjangan membuat industri perbukuan lesu, sementara banyak tenaga kreatif yang beririsan dengan industri ini.
Pengelola penerbit Pensil Bersejarah, Adi Setiawan mengaku kondisi saat ini memang sangat berat, terlebih bagi penerbitannya yang baru dibentuk pada 2021 lalu.
Baca juga: Perajin Batik di Kabupaten Malang Masih Berusaha Bangkit
"Industri perbukuan ini banyak beririsan dengan sektor ekonomi kreatif, khususnya desain dan penulisan, tidak akan jadi sebuah buku jika tidak ada desain dan sebagainya," kata Adi saat dihubungi, Selasa (9/8/2022).
Tenaga-tenaga kreatif ini di antaranya desainer grafis, layouter, copy editor, digital promotional, hingga penulis lepas.
Menurutnya, tenaga kreatif ini lebih banyak memilih bersifat freelance dan individunya relatif masih muda.
"Tentunya kita juga berdayakan penulis-penulis lokal Kota Metro, banyak yang punya gagasan menarik, tetapi tidak berani menerbitkan buku," kata Adi.
Kemudian, pandemi Covid-19 melanda. Produktivitas Pensil Bersejarah yang sedang menanjak terpaksa mengambil rem tangan. Namun cuan tetap berdatangan, meski sedikit dan agak tersendat.
Adi menuturkan, posisi seperti ini yang menimbulkan godaan, orang datang dengan uang dan naskah untuk diterbitkan.
"Kita nggak mau sembarangan terima naskah, kadang naskah yang masuk masih tidak layak, tetapi pemodal maunya langsung cetak tanpa proses editing," kata Adi.
Hingga kini Pensil Bersejarah mencoba bertahan tanpa menggadaikan etikanya. Adi mengambil strategi "Satu bulan satu buku baru". Dengan begitu, kualitas tetap terjaga dan cuan berjalan.
Baca juga: Begini Tips Jitu Bagi Pebisnis Keripik agar Konsumen Tidak Kecewa
"Kita tetap realistis dan berusaha konsisten untuk menerbitkan buku-buku bertema sejarah," kata Adi.
Terhitung, sudah 12 judul diterbitkan, diantaranya berjudul Peristiwa Sejarah dan Budaya Lokal di Lampung Timur; Dakwah Islam dan Misi Katolik di Lampung; 85 Tahun Kota Metro: Kenangan, Harapan dan Gagasan.
"Tema ini pilihan brand kita yang membedakan dengan penerbitan lain," kata Adi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.