Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serka Heri Tekuni Bisnis Kopi hingga Kuasai Pasar Kafe di Malang Raya

Kompas.com - 21/03/2023, 06:46 WIB
Nugraha Perdana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Seorang Babinsa asal Desa Taji, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang yakni Serka Heri Purnomo telah 12 tahun menekuni usaha kopi. Dia memberdayakan para petani di tempatnya bertugas agar kesejahteraan mereka meningkat.

Geliat usaha kopi di Desa Taji bermula pada 2010, ketika saat itu daerah lereng pegunungan Bromo tersebut banyak lahan yang terdampak longsor. Kemudian, masyarakat dan pemerintah setempat memutuskan melakukan penghijauan.

Salah satu tanaman yang digunakan untuk penghijauan adalah pohon kopi. Pohon tersebut ditanam tanpa merusak tanaman yang sudah ada sebelumnya.

Baca juga: BNI Siapkan KUR untuk Klaster Kopi agar "Go Global"

Serka Heri mengungkapkan, awalnya lahan yang digarap seluas 4 hektare. Namun kini sudah mencapai ratusan hektare dengan melibatkan sekitar 100 petani.

"Dengan begitu hutannya tetap dapat terlindungi, mengurangi longsor dan dari sisi ekonominya juga ada," kata Serka Heri saat ditemui dalam kegiatan Bazaar dan Pasar Murah di Poltekad Kodiklatad, Kota Batu pada Senin (20/3/2023).

Serka Heri menjelaskan, tujuan menggeliatkan ekosistem usaha kopi di Desa Taji adalah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Setelah lima tahun sejak penanaman, atau pada 2015, masyarakat baru bisa merasakan hasil panen dengan pohon kopi dapat berbuah.

"Karena masyarakat di sana saat itu perekonomiannya di bawah rata-rata, kita ingin mengangkat perekonomian mereka. Baru setelah lima tahun kopi dapat berbuah," katanya.

Selama menunggu pohon kopi dapat berbuah, Serka Heri terus belajar tentang dunia kopi mulai dari hulu hingga hilir. Salah satu hasilnya adalah berdirinya Warung Kopi Taji Lereng Bromo.

"Saya juga belajar terus tentang proses kopi, mulai tahun 2016 aktif di komunitas kopi Malang Raya dan Jawa Timur, sehingga ketika ada acara kopi saya selalu hadir. Dari situ, beberapa kali ikut lomba tingkat Kabupaten dan Jawa Timur dapat juara," katanya.

Ciri Khas yang Berbeda

Kini, banyak masyarakat pecinta kopi yang berkunjung ke Desa Taji karena penasaran. Menurutnya, kopi yang dihasilkan dari ketinggian lereng gunung lebih dari 1000 MDPL itu memiliki ciri khas yang berbeda dari lainnya.

"Lereng gunung di Kabupaten Malang ini ada empat, ada Arjuna, Kawi, Semeru dan Bromo. Kopi Taji ini di lereng Bromo, khasnya untuk jenis Arabica itu, asam jawanya muncul, wanginya beda dengan lereng-lereng yang lain. Begitu juga yang Robusta, pahitnya lebih rendah, ada juga asamnya," katanya.

Baca juga: Cerita Bhakti Bantu Kedai Kopi Lokal Jember Hadapi Persaingan dengan Brand-brand Besar

Kini, masyarakat di Desa Taji setiap setahun sekali memanen hasil pertanian kopi. Rencananya pada 2023 ini, untuk jenis Arabica sudah bisa dipanen bulan April dan Mei dengan perkiraan setiap hektarnya dapat menghasilkan buah kopi sekitar 1 ton.

Sedangkan, untuk jenis Robusta akan dipanen pada Agustus hingga Oktober dengan perkiraan setiap hektarnya dapat menghasilkan buah kopi sekitar tiga ton.

"Saya juga memproduksi kopi berbentuk bubuk, jadi dari para petani kopinya saya beli, ditampung untuk diolah, dan hasilnya dijual," katanya.

Bidik Pasar di Malang

Kopi Taji sudah dipasarkan terutama di kafe-kafe yang ada di Malang Raya. Selain itu, juga ada pelanggannya yang berasal dari Surabaya, Sidoarjo, Bandung dan Jakarta. Menurutnya, permintaan kopi di pasaran sangat tinggi.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Program
Dompet Dhuafa Kenalkan Potensi Ekonomi Kaki Gunung Lawu lewat 'Fun Run'
Dompet Dhuafa Kenalkan Potensi Ekonomi Kaki Gunung Lawu lewat "Fun Run"
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau