Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Umbul Ramadhan, Merintis Bisnis Produk Kulit hingga Raup Omzet Miliaran

Kompas.com - 04/05/2023, 09:05 WIB
Rheina Arfiana,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Berawal dari hobi membuat tas kulit untuk dipakai sendiri, Umbul Ramadhan (38) asal Yogyakarta tidak menyangka banyak orang yang menyukai dan memesan tas kulit buatannya.

Akhirnya, Umbul mulai mengerjakan produk pesanan dan berhenti bekerja di kantor, karena orderan mulai banyak dan merasa waktunya tak cukup jika harus bekerja di kantor.

Berjalannya waktu membuat bisnis tas kulit milik Umbul, yang awalnya bisnis ritel menjadi bisnis yang berfokus ke souvenir corporate dari produk kulit sapi, meski tetap melayani ritel.

“Kita fokusnya ke pemerintah dan perusahaan. Hal yang membedakan dengan pesaing itu dari segi waktu, karena pemerintah sendiri kalau order mepet waktunya,” kata Umbul ketika dihubungi oleh Kompas.com, Sabtu (29/3/23).

Baca juga: Flame Leather, UMKM Purworejo Olah Kulit Sapi hingga Beromzet Belasan Juta Rupiah

“Selain itu desain, di mana kita selalu membuat produk baru setiap bulan dan bisa custom. Lalu, harga yang diberikan juga lebih kompetitif,” tambahnya.

Ia mengungkapkan, alasannya memilih market pemerintah dan perusahaan karena orderan yang diterima dalam jumlah banyak, di sisi lain ilmu marketing di pekerjaan sebelumnya juga bisa terpakai karena bertemu dengan bagian pengadaan.

Bisnis yang berdiri di tahun 2016 ini memiliki toko offline di desa wisata Jipangan Bangunjiwo Bantul, Yogyakarta.

Dengan nama brand Quwalli Leather, Umbul sudah banyak memproduksi souvenir, seperti name tag holder, dompet, dan gantungan kunci.

“Modal awal menggunakan tabungan sendiri, karena awalnya hobi hanya membutuhkan sekitar Rp 2 juta, tetapi setelah bisnis berjalan mengajukan pinjaman ke bank sebanyak Rp 15 juta,” kata Umbul saat ditanya soal modal merintis bisnis.

Baca juga: Keewa, Bisnis Sepatu Kulit asal Yogya yang Menembus Pasar Luar Negeri

Ia mengungkapkan, riset marketnya memiliki risiko yang minim karena tidak menimbun banyak barang.

Di mana setiap ada orderan masuk baru diproduksi dan setelah barang jadi, baru dilakukan pembayaran, sehingga tidak membutuhkan modal yang banyak.

Ketika ditanya pendapatan, ia mengaku perbulan tidak merata, karena orderan menumpuk di akhir tahun. Omzet tertinggi yang didapatkan selama setahun sekitar hampir Rp 2 miliar rupiah di tahun 2022.

Hal itu disebabkan karena bersamaan dengan momen pemerintah menggencarkan program belanja ke UMKM. Selain itu, pemerintah juga membuat beberapa marketplace, seperti Mbizmarket.

“Dengan marketplace, bagian pengadaan terhindar dari customer nakal dan pembayaran yang melebihi jatuh tempo. Melalui marketplace kita sama-sama enak, karena saya di-deadline, bagian pengadaan juga harus di-deadline untuk perjanjian pembayarannya harus kapan,” kata Umbul.

Baca juga: Kisah Krisna Pratama Ubah Kayu Bekas Perahu Jadi Bisnis Furnitur

Hingga saat ini, Umbul mengungkap, orderan paling banyak yang ia terima dari pulau Sumatera dan Kalimantan.

"Pernah juga ada order dari perusahaan Singapura," ujarnya.

Ke depannya ia berharap, belanja produk UMKM lebih digencarkan dan pemerintah lebih sering mengadakan pameran, terutama di kelas Internasional, sehingga bisa menjadi kesempatan bagi UMKM di daerah untuk lebih berkembang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang

Terkini Lainnya

Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur

Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur

Program
Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas

Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas

Program
Rendang Buya, UMK Binaan PTBA yang Siap Mendunia

Rendang Buya, UMK Binaan PTBA yang Siap Mendunia

Jagoan Lokal
Yayasan Astra bersama Pemerintah Dorong Transformasi IKM Lokal

Yayasan Astra bersama Pemerintah Dorong Transformasi IKM Lokal

Program
Dorong Rantai Pasok Berkelanjutan, Yayasan Astra Tingkatkan Kapasitas IKM Nasional

Dorong Rantai Pasok Berkelanjutan, Yayasan Astra Tingkatkan Kapasitas IKM Nasional

Program
Desa Binaan IPB University Ekspor 36 Ton Pinang

Desa Binaan IPB University Ekspor 36 Ton Pinang

Training
Tokopedia-TikTok Gaet Ibu-Ibu di Makassar Hasilkan Uang dari Rumah

Tokopedia-TikTok Gaet Ibu-Ibu di Makassar Hasilkan Uang dari Rumah

Program
Dukung Industri Kreatif di Daerah, Pemerintah Bakal Bentuk Dinas Ekraf

Dukung Industri Kreatif di Daerah, Pemerintah Bakal Bentuk Dinas Ekraf

Program
YBDA Dampingi 13.000 UMKM, Fokus ke Manajemen dan Akses Pasar

YBDA Dampingi 13.000 UMKM, Fokus ke Manajemen dan Akses Pasar

Program
Jurus Tokopedia Genjot UMKM, Jagokan Produk Lokal hingga Beri Diskon Konsumen

Jurus Tokopedia Genjot UMKM, Jagokan Produk Lokal hingga Beri Diskon Konsumen

Training
Kisah Kegigihan Buruh Tani asal Malang hingga Punya Toko Sembako

Kisah Kegigihan Buruh Tani asal Malang hingga Punya Toko Sembako

Program
LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

Program
25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

Jagoan Lokal
Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Jagoan Lokal
Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jagoan Lokal
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau