Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Masalah yang Kerap Dirasakan Pebisnis Suvenir Kulit

Kompas.com - 04/05/2023, 16:30 WIB
Rheina Arfiana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Umbul Ramadhan (38) sebagai pemilik merek Quwalli Leather berbagi cara menghadapi tantangan-tantangan yang dirasakan selama menjalani bisnis suvenir kulit.

Umbul menjalankan bisnis dibantu oleh 14 orang pekerja di mulai dari produksi sampai pengemasan. Di bidang kulit untuk produksi sendiri para pekerja tidak ingin digaji bulanan dan meminta borongan karena mereka digaji menyesuaikan dengan deadline pengerjaan.

Umbul pernah mendapatkan order paket suvenir yang berisi tiga macam produk sebanyak 400 buah. Selama lima hari berhasil selesai dengan memproduksi 1.200 produk dan 400 kemas.

Baca juga: Strategi Brand T Vintage and Recycled Lewati Pandemi Covid-19

Namun, melakukan bisnis tidaklah mudah karena harus menghadapi beberapa tantangan dan permasalahan. Hal tersebut juga dirasakan oleh Umbul Ramadhan.

1. Pembayaran tidak tepat waktu

Selama menjalankan bisnis, pasti ada saatnya bertemu klien yang sulit melakukan pembayaran, terutama korporasi.

“Korporasi sulit untuk melakukan pembayaran dan tidak tepat waktu. Ketika ditagih ada saja alasan yang diberikan seperti bagian bendahara sedang pergi, dokumen sudah dikirim lengkap tapi belum diterima, dan lebih lama lagi jika pejabat berwenang tidak di kantor,” kata Umbul ketika dihubungi oleh Kompas.com, Sabtu (29/3/23).

Pembayaran melewati waktu yang telah ditentukan tak dikenakan sanksi karena sebagai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebagai posisi yang lemah. Sehingga, cara menghadapinya dengan cara menanyakan terus-menerus agar melakukan pembayaran.

Baca juga: 4 Tips Menjangkau Pelanggan Secara Efektif ala Pemilik Brand Biyantie

2. Kurangnya pemahaman pelanggan

Pelanggan melakukan komplain karena kurangnya pemahaman mengenai kulit.

“Orang awam biasanya melihat merek kulit itu bagus tidaknya dari lemes dan kakunya. Padahal melihat kulit yang bagus tidak dilihat dari lemasnya. Kulit itu bisa dibuat di balai kulit. Ketika order dikasih yang bagus malah kadang komplain dan maunya yang lemas,” kata Umbul.

Ia mengungkapkan, ketika sudah dipakai lama kulit akan lemas sendiri.

Untuk menangani hal tersebut, diberikannya pemahaman mengenai jenis-jenis kulit. Terlebih sekarang ini ada jenis kulit crazy horse yang mahal tapi memiliki warna yang redup.

Baca juga: Tips Mengubah Hobi Jadi Cuan ala Pemilik Brand Streetwear Hammerstout

3. Mengalami Penipuan

Ketika melakukan bisnis ritel mengalami beberapa kali penipuan. Salah satu bentuknya adalah setelah pengiriman barang tidak bisa dihubungi dan tidak mau merespon lagi.

“Ketika nomor telepon masih aktif dikejar terus, tetapi kalau orangnya menghilang saya ikhlaskan karena untuk ritel jumlahnya tidak banyak,” kata Umbul.

Ia mengungkapkan, supaya tidak mengalami hal yang serupa untuk pembelian ritel pembayaran harus dilakukan terlebih dahulu dan setelahnya barang baru dikirimkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur

Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur

Program
Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas

Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas

Program
Rendang Buya, UMK Binaan PTBA yang Siap Mendunia

Rendang Buya, UMK Binaan PTBA yang Siap Mendunia

Jagoan Lokal
Yayasan Astra bersama Pemerintah Dorong Transformasi IKM Lokal

Yayasan Astra bersama Pemerintah Dorong Transformasi IKM Lokal

Program
Dorong Rantai Pasok Berkelanjutan, Yayasan Astra Tingkatkan Kapasitas IKM Nasional

Dorong Rantai Pasok Berkelanjutan, Yayasan Astra Tingkatkan Kapasitas IKM Nasional

Program
Desa Binaan IPB University Ekspor 36 Ton Pinang

Desa Binaan IPB University Ekspor 36 Ton Pinang

Training
Tokopedia-TikTok Gaet Ibu-Ibu di Makassar Hasilkan Uang dari Rumah

Tokopedia-TikTok Gaet Ibu-Ibu di Makassar Hasilkan Uang dari Rumah

Program
Dukung Industri Kreatif di Daerah, Pemerintah Bakal Bentuk Dinas Ekraf

Dukung Industri Kreatif di Daerah, Pemerintah Bakal Bentuk Dinas Ekraf

Program
YBDA Dampingi 13.000 UMKM, Fokus ke Manajemen dan Akses Pasar

YBDA Dampingi 13.000 UMKM, Fokus ke Manajemen dan Akses Pasar

Program
Jurus Tokopedia Genjot UMKM, Jagokan Produk Lokal hingga Beri Diskon Konsumen

Jurus Tokopedia Genjot UMKM, Jagokan Produk Lokal hingga Beri Diskon Konsumen

Training
Kisah Kegigihan Buruh Tani asal Malang hingga Punya Toko Sembako

Kisah Kegigihan Buruh Tani asal Malang hingga Punya Toko Sembako

Program
LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

Program
25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

Jagoan Lokal
Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Jagoan Lokal
Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jagoan Lokal
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau