Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sukses Zahlan Berbisnis Kerajinan dari Pelepah Pisang, Awalnya Hanya Supplier

Kompas.com - 26/05/2023, 09:00 WIB
Rheina Arfiana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Berawal menjadi supplier gedebog pisang, Zahlan (40), warga asal Widarapayung Kulon, Cilacap, Jawa Tengah menjadi pengrajin di bidang kerajinan pelepah pisang dan limbah-limbah serat lainnya.

Zahlan mengungkapkan, ada rekanan dari Temanggung yang menyuplai bahan baku pelepah pisang untuk pembuatan keranjang tembakau.

Namun, beberapa tahun mengalami penurunan karena gagal panen untuk tembakau. Alhasil, gedebog pisang yang sudah dikumpulkan oleh pengrajin petani kurang laku.

“Dari situ kami mencari sumber mana yang membutuhkan gedebog, ternyata bertemu dengan rekan yang menggeluti dunia gedebog yang turun-temurun,” kata Zahlan ketika dihubungi oleh Kompas.com, Kamis (25/5/2023).

“Kami belajar dari situ awal mulanya, jadi saya tidak hanya terfokus dengan keranjang tembakau karena itu musiman juga dan gedebog mau dikemanakan,” sambung Zahlan.

Baca juga: Kresek Project, Bisnis Kerajinan Tangan dari Daur Ulang Sampah Kresek

“Makanya saya belajar dari master yang sudah menggeluti dunia gedebog dan dari situ kita bergerak di bidang kerajinan. Ternyata gedebog juga bisa dialokasikan menjadi kerajinan,” kata Zahlan.

Ia mengungkapkan, selama menjadi supplier banyak tawaran dari pabrik-pabrik untuk membuat barang jadi dan setelah itu mengandalkan Pre Order (PO) dari pabrik.

“Kemarin pabrik itu sempat terkendala karena ekspor ke Ukraina yang ada perang, kan kita menurun lagi. Jadi, kita cari solusi gimana caranya supaya pengrajin kita bisa tetap berkarya dan ada kerjaan,” jelas Zahlan.

Ia mengambil tindakan untuk melalang buana mencari pasar lokal seperti pergi ke Bali, Tangerang dan juga beberapa pameran untuk mengantisipasi dari pabrik untuk ekspor jika tidak ada pesanan sudah menguasai pasar lokal.

Baca juga: Ingin Sukses Jadi Eksportir Kerajinan? Simak Tips dari LPEI Ini

Bisnis kerajinan bermerek Brekele Craft yang berdiri dari bulan Maret 2020 telah membuat semua furnitur, wall decor, aksesoris pajangan dinding, bahkan interior ceiling.

Berjalannya waktu pesanan tidak hanya datang dari vendor dan pabrik untuk ekspor, melainkan juga bekerja sama dengan pelaku di pasar lokal dan mengikuti pameran. Selain itu, juga memiliki showroom di Widarapayung Kulon.

Proses produksi kerajinan membutuhkan sekitar 300 orang di berbagai bagian seperti di bagian mencari bahan baku, menganyam, dan lainnya.

Tidak hanya itu, Zahlan juga memberdayakan masyarakat sekitar untuk proses produksinya, jika mereka tidak memiliki keterampilan maka akan diajarkan.

Ketika ditanya modal, ia mengeluarkan kurang lebih Rp400 jutaan dari tabungan. hal ini disebabkan karena model kerajinan membutuhkan alat sesuai jumlah pekerja karena tidak mungkin produksi besar tetapi tidak memiliki alat.

Produk kerajinan pelepah pisangdok.pemilik Brekele Craft Produk kerajinan pelepah pisang

Baca juga: Mau jadi Suplier Kerajinan dari Kayu ke Hotel dan Restoran? Simak Penjelasannya...

“Untuk pendapatan naik turun, kalau lagi mengerjakan produk skala besar container pernah di kisaran di bawah Rp100 juta selama satu bulan. Sedangkan untuk skala lokal masih di puluhan juta,” jelas Zahlan.

Cara bisnis kerajinan tetap bertahan dengan inovatif dan membuat sampel yang belum ada di pasaran.

“Sekarang saya main di gedebog sudah dipadukan dengan wlingi, mendong, janur gebang, dan lainnya,” kata Zahlan.

Zahlan mengatasi persaingan pasar dengan selalu positif, mempertahankan kualitas, dan finishing yang bagus. Selain itu, bahan baku kerajinan dibuat sendiri tanpa kulak.

Harapan untuk bisnis kerajinan tidak ingin bermuluk-muluk, hanya para pengrajin di Brekele Craft tetap berkarya dan pihak terkait seperti pemerintah turut serta mengiklankan dan menggunakan produk Brekele Craft.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com