Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Agustinus Budi Merintis Bisnis Pottery hingga Ekspor ke Luar Negeri

Kompas.com - 05/06/2023, 16:08 WIB
Rheina Arfiana,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Berawal dari keisengan mencari aktivitas berfaedah ketika mudik lebaran, Agustinus Budi (34) asal Sleman mengikuti kelas potter dan berakhir berbisnis pottery.

Bisnis pottery merupakan bisnis penghasil produk dari tanah liat yang melalui proses pembakaran. 

Sebelumnya, Agustinus yang kerap disapa Agus bekerja di pabrik sebagai engineer maintenance. Ia kemudian memutuskan resign untuk memulai bisnis pottery yang bernama Agustinus Budi Pottery, sejak Agustus 2021.

Baca juga: Berani Resign, Winarno Sukses Berbisnis Tegel Klasik

“Untuk bisnis pottery ini fokusnya di tableware dan dekorasi dari keramik yang kita buat hanya dengan tangan. Jadi, produk yang dihasilkan itu handmade dan mengandalkan keterampilan,” kata Agus ketika dihubungi oleh Kompas.com, Jumat (2/6/2023).

Agus mengungkapkan, dalam proses produksi pottery membutuhkan waktu sekitar 10 hari dengan bantuan 3 orang pekerja yang masing-masing di bagian pembuatan, pewarnaan, dan finishing, serta packaging.

Hal yang membedakan produk Agustinus Budi Pottery dengan pesaing, antara lain produk yang dibuat benar-benar handmade, bisa menerima custom, warna yang unik karena mengembangkan sendiri melalui riset, dan pelanggan bisa request warna.

Proses produksi pottery dilakukan di studio Agustinus Budi Pottery yang terletak di Jl. Legi No. 1A Demangan Baru, Caturtunggal, Depok, Sleman, DI Yogyakarta.

Target pasar bisnis pottery milik Agus ini ditujukan pada pria dan wanita, coffe shop, restoran, hotel, pengusaha hampers dan souvenir.

Baca juga: Cerita Sukses Tiar Bisnis Kerajinan Batok Kelapa, Berawal dari Hobi Seni

Agus mengungkap, awalnya pemasaran bisnis pottery hanya dari omongan teman ke teman. Sementara untuk menjangkau masyarakat lebih luas, Agus fokus mengandalkan media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Website.

"Saat ini kita telah melakukan pengiriman produk pottery ke berbagai wilayah Indonesia dan sempat melakukan pengiriman ke luar negeri, yakni Arab Saudi," jelas Agus.

Ketika ditanya modal awal, ia mengatakan merogoh kocek kurang lebih sekitar Rp 60 juta dari tabungannya. Hal ini disebabkan karena mahalnya harga tungku yang terbuat dari ceramic fiber, meja putar, dan biaya merenovasi sebagian ruang tamu untuk dijadikan studio.

Baca juga: Kisah James Silalahi, Usaha Drum Bekas Hingga Raup Omzet Miliaran Rupiah

Salah satu alasan Agus bertahan menjalankan bisnis pottery miliknya, karena ia meyukai bidang pottery, sehingga ketika ada masalah atau tantangan yang muncul, ia tidak mudah patah semangat dan segera mencari jalan keluarnya.

Agus berharap bisnis yang sedang dijalankannya ini mampu bertahan, berkembang, menghasilkan lebih besar, dan mempekerjakan lebih banyak orang.

"Jadi, bisa memberikan dampak baik untuk orang yang bekerja dengan saya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya

Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur

Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur

Program
Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas

Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas

Program
Rendang Buya, UMK Binaan PTBA yang Siap Mendunia

Rendang Buya, UMK Binaan PTBA yang Siap Mendunia

Jagoan Lokal
Yayasan Astra bersama Pemerintah Dorong Transformasi IKM Lokal

Yayasan Astra bersama Pemerintah Dorong Transformasi IKM Lokal

Program
Dorong Rantai Pasok Berkelanjutan, Yayasan Astra Tingkatkan Kapasitas IKM Nasional

Dorong Rantai Pasok Berkelanjutan, Yayasan Astra Tingkatkan Kapasitas IKM Nasional

Program
Desa Binaan IPB University Ekspor 36 Ton Pinang

Desa Binaan IPB University Ekspor 36 Ton Pinang

Training
Tokopedia-TikTok Gaet Ibu-Ibu di Makassar Hasilkan Uang dari Rumah

Tokopedia-TikTok Gaet Ibu-Ibu di Makassar Hasilkan Uang dari Rumah

Program
Dukung Industri Kreatif di Daerah, Pemerintah Bakal Bentuk Dinas Ekraf

Dukung Industri Kreatif di Daerah, Pemerintah Bakal Bentuk Dinas Ekraf

Program
YBDA Dampingi 13.000 UMKM, Fokus ke Manajemen dan Akses Pasar

YBDA Dampingi 13.000 UMKM, Fokus ke Manajemen dan Akses Pasar

Program
Jurus Tokopedia Genjot UMKM, Jagokan Produk Lokal hingga Beri Diskon Konsumen

Jurus Tokopedia Genjot UMKM, Jagokan Produk Lokal hingga Beri Diskon Konsumen

Training
Kisah Kegigihan Buruh Tani asal Malang hingga Punya Toko Sembako

Kisah Kegigihan Buruh Tani asal Malang hingga Punya Toko Sembako

Program
LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

Program
25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

Jagoan Lokal
Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Jagoan Lokal
Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jagoan Lokal
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau