MALANG, KOMPAS.com - Tidak dimungkiri bahwa saat ini sering dijumpai pelaku UMKM dari kalangan anak muda. Namun, tidak jarang juga dari mereka yang gugur karena tidak mampu bertahan dalam menghadapi persaingan dunia usaha.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Novi Puji Lestari memberikan beberapa tips atau strategi yang bisa diterapkan bagi pelaku UMKM pemula dari kalangan anak muda.
Menurutnya, pebisnis harus memiliki ketertarikan di bidang wirausaha dan juga jiwa entrepreneurship. Selain itu, pelaku usaha juga harus memiliki prinsip konsisten dalam menjalankan bisnisnya.
Baca juga: Kisah Ellys Yanto Memulai Bisnis Kue karena Hobi Baking
"Dalam berbisnis, kita harus tahu kapan untung dan kapan rugi. Sayangnya masih banyak orang juga yang belum paham akan hal itu," kata Novi pada Jumat (16/6/2023).
Novi mengatakan, bahwa jiwa kewirausahaan sebenarnya bisa ditumbuhkan. Salah satunya melalui lingkungan yang mendukung.
Meski demikian, keinginan yang kuat tak menjadi syarat utama. Perlu beberapa hal lain yang menjadi pertimbangan agar seorang pebisnis pemula memiliki peluang sukses dalam usahanya.
Pertama, tidak boleh gengsi atau malu dalam berwirausaha. Bisnis tidak akan berjalan jika kita hanya diam saja tanpa mempromosikannya.
"Jika malu, bagaimana produk yang dijual bisa laku," katanya.
Kedua, soal kemauan dan kemampuan untuk belajar mengatur keuangan dengan baik. Menurutnya, perlu sikap profesional dan disiplin agar pengelolaan uang bisnis dan pribadi tidak tercampur.
Ketiga, pelaku usaha disarankan tidak menyerah. Novi menegaskan, bahwa berbisnis memang bukan perkara mudah. Beragam resiko harus dihadapi, seperti mendapat kerugian yang sebenarnya sering dialami oleh para pebisnis besar.
Namun, kerugian tidak bisa dijadikan alasan untuk menyerah dan berhenti dalam berwirausaha. Menurutnya, para pebisnis muda harus melakukan evaluasi. Kemudian memperbaiki kendala yang dihadapi secara bertahap.
Terakhir adalah tempat. Novi menjelaskan bahwa secara teori, tempat menentukan sukses tidaknya suatu bisnis. Variabel pertama dalam marketing mix yaitu place atau tempat.
Bila tempat usaha semakin mudah dijangkau orang dan pelanggan, maka menjadi peluang besar kemungkinan untuk sukses.
"Marketing mix atau bauran pemasaran ini harus ada jika kita ingin mendirikan usaha. Salah satunya adalah place atau tempat usaha yang strategis," katanya.
Meski demikian, seiring berkembangnya teknologi, tempat kini tidak lagi menjadi prioritas utama. Sebab, usaha yang tidak memiliki tempat strategis, dapat menjalankan promosinya melalui berbagai platform media online dan sistem delivery.
"Jadi tempat bukan lagi menjadi prioritas dalam meraih kesuksesan, namun bagaimana cara kita memanfaatkan teknologi sebagai wadah dalam berbisnis menjadi hal yang lebih penting," katanya.
Baca juga: Ingin Mengembangkan Product Mindset? Begini Caranya...
Lebih lanjut, dia juga menyarankan terkait produk usaha yang ditawarkan. Menurutnya, semakin berguna dan unik suatu produk maka semakin membuat calon konsumen tertarik untuk membeli.
Selain itu, harga juga menjadi tolok ukur kualitas suatu barang. Sebagian konsumen akan berpikir bahwa semakin tinggi harganya maka akan bagus kualitasnya.
"Kemudian promosi, di era digital saat ini sangat membantu untuk menjalankan promosi, baik yang berbayar maupun yang gratis. Mau sebagus apapun tempatnya, se-berkualitas apapun produknya, se-terjangkau apapun harganya, tapi jika tidak dipromosikan maka orang tidak akan tahu bisnis yang kita miliki," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.