Pada tahun 2018, Ishaq hanya menjajakan produknya di pasar tradisional,toko oleh-oleh, warung kopi, dan juga hanya di sekitaran Kecamatan Bontocani.
"Saya sudah dua kali saya mengikuti event skala nasional dan provinsi. Karenanya, produk kami semakin dikenal orang dan penjualan kami naik kelas ke tingkat provinsi," jelas dia.
Selain itu, ia juga menggunakan website, facebook, dan instagram untuk menyebarluaskan produknya agar semakin luas dan semakin terkenal.
Baca juga: Penyaluran KUR di Aceh Periode Januari-Agustus 2023 Lampaui Target
Tantangan terberat yang dialami oleh ishaq yaitu mengenai permodalan, karena ia pengusaha pemula. Permintaan semakin tinggi seperti vietnam, arab saudi, tetapi ia kekurangan modal untuk memproduksi kopi dan gula aren.
Ishaq menambahkan bahwa kurang besarnya gudang atau ruang penyimpanan untuk menyimpan produknya yang rentan rusak.
Ia berharap usahanya semakin berkembang dan berdampak untuk masyarakat khsusunya Desa Bana. Dan juga, dapat merubah pola pikir warga Desa Bana yang khususnya petani agar mengolah terlebih dahulu hasil perkebunannya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang