KOMPAS.com - Sejak masa muda, Fathurachman sudah menyukai seni, khususnya seni lukis. Ia banyak menghabiskan waktu untuk bercengkrama bersama para seniman yang ada di Surabaya.
Dari pergaulannya bersama seniman dan kecintaannya terhadap seni, Fathurachman menggagas untuk membuat sebuah galeri karya seni untuk mempublikasikan karya rekan-rekannya. Usaha miliknya bernama Mulia Art Gallery.
“Mulanya kita mencoba untuk memamerkan karya teman-teman di sebuah mall di Surabaya dengan menyewa sebuah tempat. Dari pameran kecil pertama itu, kita masih menerapkan profit sharing,” ungkap Fathurachman kepada Kompas.com saat ditemui di pameran Inacraft on October 2023 di Jakarta Convention Center, Jumat (6/10/2023).
Mulia Art Gallery terletak di Ruko Fortuna, Delta Sari Indah No. 37 Ngingas, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo. Untuk membangun sebuah galeri seni di tahun 2003, Fathurachman mengungkapkan membutuhkan modal sekitar Rp50 juta yang merangkap biaya operasional serta penyewaan tempat.
Baca juga: Cerita Abella Merintis Usaha Crafting hingga Sukses Gaet Konsumen Luar Negeri
Saat ini, Fathurachman menjadi salah satu exhibitor dalam pameran INACRAFT edisi bulan October 2023 yang diselenggarakan muali 4-8 Oktober 2023. Dalam pameran ini, Fathurachman membawa beberapa jenis karya dari seniman lepasnya, seperti lukisan naturalis dan realis, juga hasil karya kaligrafi.
Fathurachman menceritakan bagaimana tantangan dan lika-liku selama menjalani bisnisnya sebagai pemilik galeri seni, mulai dari peminat seni hingga tantangan mempertahankan galeri seni miliknya.
“Di luaran sana, galeri seni kan juga banyak, jadi untuk membranding galeri saya dengan suatu ciri khas yang enggak dimiliki galeri lain, saya membuat kontrak eksklusif dengan seniman yang memiliki kreasi potensial di mata penikmat seni,” jelasnya.
Baca juga: Cerita Satrio Membangun Bisnis Ketapel hingga Ekspor ke Manca Negara
Sebagai wiraswasta, tentu Fathurachman harus bisa bersikap idealis dan realis. Ia tidak bisa mempertahankan idealismenya untuk bisa menarik pasar, sehingga Ia harus terbuka bahwasanya para penikmat seni di Indonesia kebanyakan menyukai karya seni naturalis dan realis.
“Ya saya kan harus memikirkan banyak perputaran uang dan lain-lainnya, jadi saya ya mengikuti pasar. Karena realitanya, para penikmat seni itu masih lebih banyak di naturalis dan realis,” kata Fathurachman.
Fathurachman juga menjelaskan bahwa karya seni itu kurang bisa dinikmati melalui media online, sebab itu ia lebih banyak memfokuskan penjualan secara langsung melalui kegiatan pameran.
“Saya punya website, tetapi itu tidak efektif bagi saya. Karena kalau seni itu orang harus menyentuh dan melihat, atau memverifikasi seninya secara langsung,” lanjut Fathurachman.
Baca juga: Kisah Melisa Darmawan Membangun Bisnis, Bermula Karena Jenuh Bekerja
Karya yang dipamerkan di galeri seni miliknya sudah pernah dikirimkan hampir ke seluruh pulau di Indonesia. Yang paling banyak kata Fathur, berasal dari Jakarta.
Tidak hanya pengiriman dalam negeri, produk Mulia Art Gallery juga pernah dikirimkan sampai ke luar negeri.
Dengan menghadiri kegiatan pameran, Fathurachman bisa menjakau pasar baru, walaupun tidak semuanya langsung membeli di tempat.
Ke depannya, Fathurachman berharap pemerintah dapat berpartisipasi aktif menggelar berbagai event seni yang memberi kesempatan bagi penggiat seni anak bangsa untuk memperkenalkan dan mempromosikan karya mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.