Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manfaatkan Limbah Logam, Edi Waluyo Sukses Jualan Jam Unik hingga Mancanegara

Kompas.com - 09/10/2023, 12:01 WIB
Nur Wahyu Pratama,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Limbah selalu menjadi permasalahan kebersihan lingkungan. Ada berbagai jenis limbah, termasuk limbah logam.

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup, pada tahun 2022 limbah logam menyumbang 3,02 persen dari total komposisi sampah di Indonesia.

Padahal, jika dimanfaatkan dengan tepat, limbah berpeluang menghasilkan cuan lho.

Baca juga: Dari Komunitas Overheard Beauty, Emiria Larasati Bangun Brand Kecantikan Kitschy

Potensi tersebut dimanfaatkan oleh Edi Waluyo, pemilik usaha El Art, yang berhasil mengubah limbah logam menjadi sebuah karya, yaitu jam.

 “Saya memilih logam, karena ingin turut andil memberikan dampak baik ke lingkungan dengan mengolah limbah-limbah ini,” ujar Edi kepada Kompas.com saat ditemui di pameran INACRAFT 2023 di JCC Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Sebelumnya, Edi pernah membuka usaha kuliner bakso dari tahun 2017 dan terpaksa tutup di tahun 2019, karena pandemi. Kemudian tahun 2020, ia mulai membangun usaha kriya logam El Art.

Pria asal Tegal tersebut, memulai kriya logam hanya dengan modal Rp 20 juta untuk membeli peralatan seperti las, gerindra, bor, dan bahan limbah logam. Ia mempelajari semuanya secara otodidak melalui video tutorial yang berada di internet.

Edi mengaku, dirinya sudah menyukai seni sejak kecil. Ia bahkan sering membuat karya seni dari tanah lembung dan bubur kertas untuk dijadikan patung.

Baca juga: Cerita Septi Merintis Bisnis Kerajinan Seven and Only dengan Modal Rp 300 Ribu

Produk El Art, kreasi jam dari limbah logam.Nur Wahyu Pratama Produk El Art, kreasi jam dari limbah logam.

Produk Unik El Art

Salah satu produk yang menonjol dari brand El Art, yaitu jam dengan nama Rotating Gear Clock (RGC). Edi mulai mengadopsi model jam tersebut pada tahun 2021.

“Jam rantai atau Rotating Gear Clock (RGC) itu sejak 2021. Itu saya terinspirasi dari salah satu brand luar negeri yang memproduksi jam full logam, namanya Clock9nine asal Kanada. Saya izin adopsi produk beliau dengan menggunakan bahan yang berbeda, sebagai bentuk differensiasi produk,” ungkapnya.

Baca juga: Perjuangan Izma Bangun Katering Dapur Bu Sastro hingga Jadi Langganan Artis

Uniknya, beberapa produk jam karya Edi, yakni Piston Clock, Bearing Clock, Owl Clock, dan lampu LED dibuat menggunakan limbah logam dari otomotif, khususnya mobil.

"El Art itu basicnya jam unik. Banyak pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang mengangkat isu limbah, tapi pembuatannya bukan dari limbah. Berbeda dengan saya, saya punya komitmen tidak mau menyalahi konsep saya yang memang ingin memanfaatkan limbah," jelas Edi.

Menciptakan Pasar

Menurut Edi, tantangan terbesar dalam menjalankan usahanya adalah harus bekerja keras untuk menciptakan pasar.

“Produk saya merupakan inovasi baru di Indonesia, jadi tidak memiliki pangsa pasar. Terpaksa saya harus membuka pasar bagi produk saya sendiri. Kalau produk yang sudah ada kompetitor pasti ada pasarnya,” tutur pria berusia 35 tahun ini.

Selain itu, Edi tak jarang merasa kesulitan dalam mengurus segala dokumen perizinan untuk pengiriman ke luar negeri.

Halaman:

Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau