Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bermodal Rp 2,2 Juta, Ily Handmade Banyak Dilirik Pembeli dari Luar Negeri

Kompas.com - 17/10/2023, 13:10 WIB
Nur Wahyu Pratama,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Produk kerajinan tangan tidak akan ada habisnya, karena terus menghasilkan produk kreasi yang beragam.

Apalagi, perubahan tren pasar semakin cepat dan para crafter semakin bisa memahami tren pasar, sehingga produk kerajinan semakin bagus dan trendy.

Seperti produk-produk kerajinan yang dihasilkan, Rini Setyowati sebagai owner Ily Handmade yang dirintis sejak tahun 2016.

Baca juga: Cerita Alberthina Asal NTT Membangun Bisnis Cokelat DHokiest

“Saya membuat produk ini awalnya dilakukan sebagai pengisi waktu luang saat pulang kerja, agar tidak bosan. Saya awalnya menggunakan bahan kain import,” tutur Rini kepada Kompas.com saat dihubungi via Zoom, Sabtu (7/10/2023).

Nama Ily Handmade terinspirasi dari qoutes Disney, happily ever after yang berarti bahagia selama-lamanya. Dengan nama ini, saya berahap bisa menciptakan kebahagiaan dan kesenangan untuk orang yang menerima dan menggunakan produk kami.

Putuskan Resign

Sebelumnya, wanita asal Sidoarjo ini merupakan seorang perawat di salah satu rumah sakit yang ada di Surabaya.

"Saat saya masih menjadi perawat, saya ditugaskan di kamar operasi dan bekerja dengan sistem on call atau stand by," ujarnya.

“Jadi jadwal saya itu harus stand by setiap saat. Seperti kalau jam 2 dini hari terjadi kecelakaan, saya harus ke rumah sakit. Sementara, jarak perjalanan saya mamakan waktu selama 1 jam,” lanjut Rini.

Hal itu membuat suami Rini mengkhawatirkan keselamatannya, hingga akhirnya pada tahun 2017, Rini memutuskan resign dan disuruh fokus menekuni hobi dan bisnis kerajinan tangan ini.

Baca juga: Kembangkan Bisnis dengan Paket Franchise, Reza Roti & Kopi Berbagi Tips Sukses

Inovasi Produk untuk Menghadapi Pesaing

Tak berselang lama, dunia handmade saat itu menjadi booming, sehingga banyak crafter baru yang bemunculan. Mayoritas dari mereka pun menggunakan bahan yang sama dan memiliki motif yang sama pula.

Menurut Rini, produk kerajinan tangan sangat terkenal dengan produk yang eksklusif dan limited.

Untuk itu, ia mulai berinovasi, membuat perbedaan dalam produk kerajinannya dengan menggunakan teknik menyulam. Ia mulai mencoba mempelajari dua teknik sulam tangan, yaitu teknik kristik dan embroidery.

Baca juga: Kisah Aan Membangun Bisnis Threeyana Decoupage, Awalnya Iseng Unggah Status

“Ketika saya mencoba, saya lebih menyukai yang embodery, karena dengan teknik ini kita bisa lebih banyak belajar teknik jahitan,” ucapnya.

Saya berusaha mencoba berulang kali sampai akhirnya tercipta sebuah tas sulam. Kemudian, tas sulam tersebut saya posting di Facebook.

“Respons konsumen sangat antusias, banyak yang tertarik dan banyak yang order. Selain itu, saya juga mengadakan workshop sulam tangan embroidery,” ucapnya lagi.

Baca juga: Cerita Henny Merintis Pisang Goreng Sultan hingga Beromzet Ratusan Juta

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau