KOMPAS.com - Dalam menjalankan bisnis kuliner, mengelola stok atau persediaan bahan baku menjadi bagian yang cukup penting. Hal ini karena banyaknya jenis bahan baku yang dibutuhkan. Selain itu, juga karena masing-masing bahan baku memiliki masa kadaluarsa dan cara penyimpanan yang tidak sama.
Mungkin banyak pelaku usaha yang belum paham tentang pengelolaan stok barang yang tepat. Sehingga tak jarang kerap harus membuang beberapa persen stok karena rusak dan tak bisa lagi digunakan.
Dilansir dari Cermati.com, berikut ini beberapa langkah yang bisa digunakan untuk membantu mengelola bahan baku dalam bisnis kuliner, antara lain:
Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam pengelolaan bahan baku adalah dengan menyusun inventory management.
Pertama, pengelompokan bahan baku berdasarkan tujuannya, seperti barang apa saja yang akan langsung dijual, barang penunjang proses produksi dan barang peralatan pendukung.
Kedua, perhatikan cara penyimpanannya menggunakan lemari pendingin, chiller, ataupun freezer untuk barang yang perlu perhatian khusus seperti buah, sayur, dan makanan siap saji.
Ketiga, siklus perputaran dalam menyusun stok bahan baku yang terbagi atas fast-moving (barang yang berkaitan dengan kadaluarsa) atau slow-moving yang tahan lebih lama.
Strategi selanjutnya ini disebut juga dengan metode pencocokan tiga sumber data. Yakni data PO atau purchase order, invoice dari pihak supplier, dan data barang diterima atau GRN (Good Receipt Note).
Ketiga data tersebut harus memiliki kesesuaian antara satu dengan yang lain. Ini dilakukan untuk memastikan akurasi data terkait jumlah barang apa saja yang sudah dibeli.
Ketika menggunakan metode ini, pastikan untuk selalu memperhatikan informasi penting yang ada. Mulai dari tanggal pesanan dibuat, penerimaan barang, waktu pembayaran, hingga siapa penerima dan yang menghitung barang tersebut.
Baca juga: Bisnis Kuliner yang Bisa Cuan Banyak Patut Dicoba
Ini merupakan salah satu aturan paling dasar dalam mengelola stok barang, terutama bahan baku dalam bisnis kuliner. Dimana barang dengan masa kadaluarsa lebih dulu yang sebaiknya lebih dulu diolah atau digunakan.
Untuk itu, Anda perlu mengatur posisi stok di lemari penyimpanan dengan lebih terorganisir. Pastikan stok lama atau tanggal kadaluarsanya sudah dekat berada di posisi depan, agar lebih mudah untuk dijangkau.
Jika perlu, tulis tanggal kadaluarsa dari masing-masing stok di kartu stock recording atau stock opname. Lalu simpan di masing-masing pintu lemari penyimpanan. Sehingga, Anda bisa mengambil stok yang paling lama lebih dulu tanpa harus melakukan pengecekan lagi.
Dalam bisnis kuliner, ada yang namanya stock recording atau disebut juga stock opname. Ini merupakan agenda rutin yang dilakukan setiap menjelang akhir periode atau tutup gerai. Yakni melakukan penghitungan dan pencatatan semua jenis barang atau bahan baku secara fisik.
Biasanya, pencatatan stok ditulis di kartu agar lebih mudah dilihat, sekaligus untuk pencocokan data. Karena biasanya, pencocokan tersebut dilakukan dengan membandingkan beberapa data yang ada. Mulai dari jumlah stok barang sebelumnya, dengan jumlah penjualan, serta jumlah stok yang ada saat ini.