“Kita dilematis waktu itu, pemerintah nuntut SNI, tapi pewarna dan kain belum ada standarisasi atau SNI, jadi kita bingung,” jelas Santoso.
Baca juga: Kisah Sukses Tahu Jeletot Taisi, dari Teras Rumah hingga Punya 600 Mitra di Pulau Jawa
Namun Santoso tak mundur. 'Tangan dinginnya' terbukti mengantarkan Santoso pada kesuksesan sebagai pengrajin batik Lasem.
Dalam membuat batik, Santoso bersama timnya membutuhkan 20 hari dan melewati 21 proses.
Bukan hanya itu, dalam hal pewarnaan batik, Santoso tidak melakukan secara satuan, ia menunggu 30 hingga 50 batik untuk diwarnai sekaligus, tanpa memandang batik murah, menengah, ataupun mahal.
Hingga kini, Ia mampu memberdayakan 80 orang untuk bekerja dalam proses produksi dan 250 Ibu rumah tangga yang ada di Kecamatan Lasem, Pamotan, dan Pancur untuk membatik.
“Ibu rumah tangga bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari membatik untuk membantu ekonomi keluarganya," kata Santoso.
"Meskipun demikian, saya suka mengingatkan, kalau suami pulang kerja harus ditemani, jangan malah membatik. Batik saya lama tidak apa-apa, asal keluarga bahagia. Karen aitu, malah suaminya ikut mengantarkan hasil batik ke rumah saya,” sambungnya.
Baca juga: Peluangnya Menjanjikan, Begini Untung Rugi Bisnis Jastip
Dari hasil kerja keras bersama timnya, Santoso mampu meraup omzet hingga Rp 400 juta dalam sebulan.
“Angka ini tidak menentu. Dalam setahun biasanya ada dua bulan penjualan batik itu menurun, yaitu bulan Februari dan Maret. Saya tidak tahu kenapa bisa seperti itu, cuma turunnya enggak jauh, paling rendah Rp 350 juta kita dapat,” tutur Santoso.
Ia mengakui, dalam membuat batik, dirinya menggabungkan warna khas Lasem dengan beberapa sentuhan inovasi, sehingga menghasilkan produk batik yang menarik.
“Batik Lasem itu ciri khasnya batik tiga negeri, tapi saya kasih sentuhan inovasi sedikit dengan memberikan gambar naga misalnya, agar tidak monoton. Jadi kita inovasi untuk bisa membuat corak lain dengan pakem motif warna khas Lasem,” pungkasnya.
Baca juga: Bazaar UMKM Bulanan Kementerian BUMN Catat Transaksi Rp9,8 Miliar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.