KOMPAS.com – Usaha kuliner selalu memiliki daya tarik sendiri bagi para calon pelaku usaha. Salah satu alasannya, karena makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok setiap orang.
Bagi kamu yang tertarik memulai usaha di bidang kuliner, kamu bisa membuka usaha ayam goreng atau fried chicken seperti usaha Jauhar Asmara, DJACK’s Fried Chicken.
“Saya menjalankan usaha fried chicken sejak tahun 2020 dan sudah memiliki 11 mitra yang tersebar di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Saya bisa mengirim 80 ekor per hari ke para mitra,” ungkap Jauhar saat ditemui Kompas.com di kantor FIF Group Cabang Pasar Minggu, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Baca juga: Cerita Jauhar Asmara Merintis DJACKs Fried Chicken, Jual Mobil untuk Modal
Jauhar membagikan 6 tips membuka usaha fried chicken bagi kamu yang tertarik membangun bisnis kuliner.
Jauhar mengatakan, untuk memulai usaha fried chicken berkonsep kemitraan, pelaku usaha bisa memulainya dengan membuat outlet kecil dengan modal Rp 30 jutaan. Setelah usahanya berkembang, pelaku usaha bisa melebarkan sayap dengan membuka paket kemitraan atau franchise.
Sebelum membuat bisnis, kamu harus terlebih dahulu merencakan secara matang usahamu.
Apa yang mau kamu jual, apa yang akan menjadi keunikan usahamu?, apa keunggulan usahamu? Apa saja bahan bakunya? Apa saja peralatan yang dibutuhkan? hingga strategi promosi seperti apa yang akan digunakan? Semua ini harus dipikirkan dan direncanakan dengan matang.
Untuk membuat perencaan yang matang, kamu bisa menggunakan Business Model Canvas (BMC) sebagai petunjuk arah bisnis akan berjalan.
Selain itu, kamu juga bisa menggunakan analisis SWOT. Analisis ini untuk mengevaluasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threats).
Analisis SWOT berguna untuk menentukan strategi dan arah bisnismu pada masa depan dan untuk menentukan strategi yang tepat untuk usahamu.
Baca juga: Wahyuningsih, Ibu Rumah Tangga yang Sukses Merintis Unie Dimsum
Setiap orang yang menjalankan usaha pasti fokus pada keuntungan. Meskipun demikian, Jauhar mengatakan, di awal membangun usaha jangan hanya memikirkan keuntungan.
“Kalau untung pasti sudah siap mental kita, tapi saat merugi siap apa tidak mental kita? berdasarkan pengalaman yang saya dapat, banyak pelaku usaha yang hanya mampu bertahan 5 bulan,” kata Jauhar.
Setelah mendesain perencaan secara matang, kamu juga bisa lakukan riset pesaing di sekitar usahamu.
Kamu bisa mengamati harga yang ditawarkan pesaing, media promosi, dan promosi apa saja yang mereka gunakan.
Hal tersebut bisa kamu pelajari untuk menentukan harga dan strategi promosi yang akan kamu gunakan.
Baca juga: Kisah Sukses Tahu Jeletot Taisi, dari Teras Rumah hingga Punya 600 Mitra di Pulau Jawa
Selain mengamati kompetitor, kamu juga harus mengamati kebutuhan market usahamu.
Jangan sampai meluncurkan produk, tapi tidak ada yang beli sama sekali, karena tidak sesuai antara produk yang kamu tawarkan dengan market lokasi usahamu.
“Tidak cukup mendirikan usaha hanya bermodalkan tempat bagus dan makanan yang enak. Kamu harus lakukan survei lokasi usahamu. Bisa saja tempatnya bagus dengan traffic tinggi, tapi penjualannya jelek sekali dibanding tempat biasa saja, tapi penjualan bagus,” papar Jauhar.
Baca juga: Berpotensi Cuan, Simak 5 Olahan Nanas yang Bisa Jadi Ide Usaha
Jauhar mengatakan, sebagai pelaku usaha, penting untuk mengulas perjalanan bisnis yang kita lalui dan kemudian mengevaluasinya.
Evaluasi ini untuk melihat sejauh mana tujuanmu sudah tercapai dan untuk memperbaiki apa saja kekuranganmu dalam menjalankan usaha tersebut, sehingga bisa menjadi lebih baik lagi ke depannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.