Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Lisa Yuni, Teguh Berbisnis Sepatu Berbahan Kulit Sapi

Kompas.com, 31 Desember 2023, 14:51 WIB
Fransisca Mega Rosa Mustika,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bagi Lisa Yumi, sepatu yang seharusnya digunakan oleh seseorang yang akan bekerja di suatu perusahaan adalah sepatu yang merepresentasikan keanggunan maupun kegagahan diri penggunanya.

Dari pengalaman yang dirasakannya sebagai seorang penggemar sepatu kets, Lisa merasa jika di luar sana banyak produk sepatu lokal yang sebenarnya bagus, tetapi kualitasnya belum maksimal.

Kedua hal tersebut melatarbelakangi kegiatan yang hingga saat ini ditekuninya, yakni menjalankan usaha bernama Sepatu Prabu.

Alasan Memulai Usaha Sepatu Kulit

Mari kita menarik mundur sedikit waktu kembali ke tahun 2019. Pada saat itu Lisa dan sang suami tergerakkan untuk membuat sepasang sepatu berbahan kulit sapi.

Baca juga: Kisah Anis, Kembangkan Bisnis Pelana Kuda Satu-satunya di Yogyakarta

Alasan kuat yang mendasari Lisa untuk menghasilkan produk sepatu lantaran dia melihat adanya kebutuhan akan sepasang alas kaki yang representatif dan cocok digunakan seorang pegawai baru. 

“Seperti halnya anak-anak yang baru lulus kuliah dan baru masuk kerja, mereka kan butuh sepatu kerja yang nyaman, representatif, dan yang harganya oke itu kan agak susah, apalagi untuk bahan kulit,” papar Lisa saat dihubungi Kompas.com beberapa waktu lalu.

“Karena kami lihat ada kebutuhan itu, akhirnya lahirlah Prabu,” tambah Lisa.

Baca juga: Kisah Ahmat, Rintis Usaha Limbah Kayu Jati dan Berdayakan Masyarakat Sekitar

Bukan Seorang Perajin Sepatu

Dari pengakuan yang dibeberkan Lisa, sebelum mulai menjalankan Sepatu Prabu, Lisa adalah seorang pegawai bank multinasional. Terdengar sangat tidak relevan bukan?

Meski bukan seorang perajin sepatu dan memiliki riwayat sebagai multinational banker, melalui hobi berbelanjanya, Lisa ingin mengalihkan pengeluaran belanja sepatu menjadi suatu produk sepatu kulit yang berkualitas.

“Saya dan suami memang doyan banget belanja, tapi setiap belanja selalu terbesit pikiran, kenapa sepatu lokal yang harganya oke, nggak ada yang cocok di hati,” katanya.

Kala itu, Lisa memulai usahanya dari rumah di sepetak ruang berukuran 2x2 meter, dan bekerjasama dengan seorang pembuat pola sepatu dan seorang penjahit sepatu.

Baca juga: Ballerbro, Berawal dari Kisah Kakak Adik Tak Mampu Beli Sepatu Basket

Dari sana lah dia menghasilkan sepatu-sepatu kulit yang kemudian banyak diminati.

Sepatu kulit pria dalam koleksi seri Rajasa.Dok. Prabu Indonesia Sepatu kulit pria dalam koleksi seri Rajasa.

Bertanggungjawab dan Mendalami Ilmu Pembuatan Sepatu

Lisa menyadari jika dirinya memiliki tanggungjawab yang besar terhadap usaha yang dijalankannya. 

Bukan sekedar tanggungjawab dalam hal keberlangsungan dan ketersediaan desain sepatu yang akan dihasilkan, tetapi Lisa bertanggungjawab dengan mencari ilmu dalam hal proses pembuatan sepatu. Semua dilakukan karena awalnya dia sangat awam soal bisnis sepatu.

“Berangkat dari passion yang kami miliki, akhirnya kami pelajari betul teknik pembuatan sepatu. Kami mempelajari teori-teorinya,” kata Lisa.

Halaman:

Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau