Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wasapadai 4 Hal yang Bisa Menyebabkan Usaha Kecil Gagal

Kompas.com - 08/01/2024, 19:28 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Banyak orang beranggapan, membangun usaha lebih mudah dan menyenangkan ketimbang bekerja di perusahaan.

Faktanya, banyak tantangan yang harus dihadapi pelaku usaha untuk membangun usaha maupun memertahankan usaha.

Memang ada sejumlah usaha kecil di berbagai industri yang berkinerja baik, sehingga bisa terus menghasilkan keuntungan dan berkembang, namun menurut Small Business Administration, sekitar 33% usaha kecil gagal dalam dua tahun pertama, sekitar 50% gulung tikar setelah lima tahun, dan sekitar 33% berhasil bertahan selama 10 tahun atau lebih.

Baca juga: Kurangi Risiko Gagal Merintis Bisnis, Simak Tips Melakukan Beachhead Market

Beberapa tanda sebuah bisnis akan mengalami kegagalan antara lain yakni kekurangan uang tunai, ketidakmampuan membayar pinjaman tepat waktu, ketidakmampuan membayar pemasok tepat waktu, pelanggan yang terlambat membayar, kehilangan pelanggan, dan strategi bisnis yang tidak jelas.

Untuk melindungi bisnis baru atau yang sudah mapan dari kegagalan, penting bagi pelaku usaha untuk memahami apa saja yang dapat menyebabkan kegagalan bisnis dan bagaimana setiap hambatan dapat dikelola atau dihindari.

Alasan paling umum kegagalan usaha kecil adalah kurangnya modal atau pendanaan, mempertahankan tim manajemen yang tidak memadai, infrastruktur atau model bisnis yang salah, dan kesalahan pemasaran.

1. Kurang Dana

Alasan utama mengapa bisnis kecil gagal adalah kurangnya pendanaan atau modal. Dalam banyak kasus, pemilik bisnis sangat menyadari berapa banyak uang yang dibutuhkan untuk menjaga operasi tetap berjalan setiap hari, termasuk mendanai penggajian, membayar biaya sewa dan utilitas, serta memastikan bahwa vendor luar dibayar tepat waktu.

Namun, ada kalanya pendapatan yang dihasilkan dari penjualan produk atau jasa tak sesuai, sehingga menyebabkan kekurangan dana, yang bisa dengan cepat membuat usaha kecil berhenti beroperasi.

Penyebab kedua adalah kesalahan dalam menentukan harga produk dan layanan. Hal ini biasa terjadi, untuk mengalahkan persaingan dalam industri yang sangat ketat.

Dengan memberikan harga lebih murah, pelaku usaha berharap dapat menarik pelanggan baru lebih banyak.

Dalam beberapa kasus, strategi ini bisa berhasil Tapi, memertahankan harga produk yang terlalu rendah untuk waktu yang lama, sudah tentu akan merugikan bisnis.

Ketika biaya produksi, pemasaran, dan pengiriman lebih besar daripada pendapatan yang dihasilkan dari penjualan baru, bisnis kecil tak punya pilihan selain menutup usaha.

Untuk membantu usaha kecil mengelola rintangan pembiayaan yang umum terjadi, pemilik usaha harus terlebih dulu membuat anggaran yang realistis untuk operasional perusahaan dan menyiapkan dana Cadangan dari kantong sendiri sendiri selama tahap permulaan atau ekspansi.

Sangat penting untuk meneliti dan mendapatkan opsi pembiayaan dari berbagai sumber, sebelum pendanaan dari pihak luar benar-benar diperlukan.

Ketika saatnya tiba untuk mendapatkan pendanaan, pemilik bisnis harus sudah memiliki berbagai sumber yang dapat mereka manfaatkan untuk mendapatkan modal.

Baca juga: Pernah Gagal Berbisnis, Dua Mahasiswa Ini Sukses Jualan Kacang Mete Renjana

Halaman:

Terkini Lainnya
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau