Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Woman Ecosystem Catalyst Akan Bantu Perempuan Pelaku UMKM Mengembangkan Bisnis

Kompas.com - 18/01/2024, 22:09 WIB
Bestari Kumala Dewi

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) saat ini didominasi perempuan. Bahkan, angkanya mencapai lebih dari 60%.

Sayangnya, perempuan pelaku UMKM pada praktiknya masih menghadapi berbagai keterbatasan, termasuk dalam pengembangan bisnis.

Sebagai upaya pemberdayaan wirausaha dan organisasi Perempuan, Sampoerna untuk Indonesia berkolaborasi dengan Perkumpulan Imanijasi Penaja Mula dan Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah akan menggelar Woman Ecosystem Catalyst (WEC) mulai awal tahun ini.

Baca juga: Bukalapak Gelar Program PUJAAN untuk Dukung Pertumbuhan UMKM Perempuan

WEC merupakan program pemberdayaan ekonomi kewirausahaan, khususnya untuk perempuan dalam mengembangkan UMKM.

WEC Representative Shinta Arum mengatakan, pembukaan program WEC akan diawali dengan "kick off" pada 24 Januari 2024 di Yogyakarta, dan akan berlangsung sekitar enam bulan.

"Kami akan bantu 'ndandani' (memperbaiki) bisnis, mulai tata kelola bisnis, branding, marketing keuangan, sampai wardrobe kami siapkan, sampai ketemukan mereka dengan investor," kata Shinta di Semarang, seperti dikutip dari Antara, Kamis (18/1/2024).

Melalui tema "Daya Wanita untuk Indonesia", fokus kegiatan WEC kali ini adalah membantu wirausaha dan organisasi perempuan menemukan "product-market-fit" melalui rangkaian kegiatan yang diberikan.

"Kegiatan diberikan dengan mengangkat beberapa story, yaitu fokus pada bisnis perempuan, eksplorasi cerita dari peserta, dan kolaborator sebagai ecosystem developer," jelas Shinta.

Nantinya, para perempuan wirausaha akan didampingi dan dibantu menemukan solusi atas kendala yang dihadapi, misalnya bagaimana harus bertemu dengan investor untuk pengembangan bisnis.

"Selama ini, kendalanya akses ya. Teman-teman enggak ngerti harus ketemu siapa, sehingga dengan WEC ini bisa. Kemudian, wardrobe ini juga kami siapkan karena penting," katanya.

Pasalnya, menurut Shinta, selama ini banyak perempuan wirausaha yang tidak terlalu mementingkan penampilan saat bertemu investor, padahal wardrobe menjadi identitas yang menentukan dalam pengembangan bisnis.

"Wardrobe banyak yang tidak menjadi concern teman-teman UMKM yang menjalankan bisnis ya. Ketemu klien, ya sudah pakai pakaian sehari-hari. Padahal, penampilan kan menjadi style, identitas sendiri," papar Shinta lagi.

Baca juga: Sektor UMKM Didominasi Perempuan, Menkominfo Dorong Pemanfaatan Teknologi Digital

Para peserta akan didampingi tokoh wirausaha, seperti Yessie Natasia Mareti (CEO Yorri Eatery, Fashionitas, dan FUZZ), Asri Saraswati Iskandar (CMO Agradaya), dan Ghufron Mustaqim (Co-Founder dan CEO Evermos).

Program WEC sangat terbuka bagi womenpreneur dengan beberapa persyaratan, yakni memiliki bisnis minimal enam bulan, berusia minimal 17 tahun, dan memiliki tim minimal dua orang.

"Sektor bisnisnya terbagi atas food and beverage, agriculture, technology, creative, fashion and craft, wellness, organization, dan renewable energy," sebutnya.

Untuk kuota pendaftaran, dibuka untuk 1.500 orang dari seluruh Indonesia dan akan diseleksi hingga tersaring 20 tim untuk mengikuti WEC yang berlangsung hingga 8 Juni 2024.

Rencananya, WEC akan menggelar roadshow di sembilan wilayah, yakni Banyumas, Makassar, Medan, Malang, Bandung, Banjarmasin, Bali, Jakarta, dan Papua.

Baca juga: WomenSweetpreneurs Dorong UMKM Perempuan Manfaatkan Story Telling Merek untuk Gaet Pelanggan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau