Sementara itu, karyawan laki-laki lebih banyak bertugas mengaduk adonan. Hal ini karena untuk aktivitas tersebut memerlukan kekuatan otot serta harus tahan panas.
Rata-rata waktu kerja adalah setengah hari. Untuk yang mengaduk adonan, karyawan yang bertugas mulai bekerja dari jam 08.00 pagi dan berakhir pada sekitar jam 11.00. Sementara untuk pengemasan mulai bekerja jam 13.00 hingga jam 17.00 sore,” kata Egi.
Para karyawan tersebut juga memperoleh gaji dengan standar UMR setempat.
Salah satu karyawan, Siti (28) mengungkapkan bahwa pendapatan keluarga sangat terbantu dengan keberadaan usaha dodol Boga Rasa.
Siti yang setiap hari bertugas memasak gula aren padat menjadi cair bercerita bahwa dia senang bisa bekerja dengan waktu kerja yang tidak lama, yakni sekitar 4 jam sehari. Dengan demikian, dia bisa kembali ke rumah begitu selesai bekerja.
“Saya sudah sekitar 2 tahun bekerja di tempat ini. Alhamdulillah bisa dapat tambahan penghasilan bagi keluarga,” ujarnya.
Ketekunan Egi Mardani menjaga cita rasa dodol Boga Rasa menjadikan dia berkesempatan menjadi UMKM binaan BRI. Awalnya, dia diarahkan untuk masuk ke program Brilianpreneur, yakni program BRI yang mendorong pelaku usaha bisa melakukan ekspor.
Namun karena produk yang dibuat berupa makanan tradisional dan tanpa tambahan zat kimia, dia belum siap untuk ikut program ekspor yang difasilitasi Brilianpreneur.
“Kalau diekspor, dodol harus ditambah dengan bahan kimia dan itu justru membuat rasa dan tekstur menjadi rusak,” ungkap dia.
Meski demikian, dia tetap berkesempatan mengikuti berbagai pelatihan, seperti halnya pengemasan, aspek kebersihan dan kesehatan produk makanan, pemanfaatan media sosial, hingga pengelolaan usaha.
Baginya, program pembinaan yang dilakukan BRI sangat membantu dia serta pelaku UMKM lainnya dalam menghadapi dinamika perubahan.
Tak sekedar pembinaan, Egi juga mendapatkan tawaran fasilitas KUR untuk mendukung usaha dodolnya yang terus berkembang.
“BRI sangat bagus berhubungan dengan kami, dan mereka selalu menanyakan perkembangan usaha yang dijalankan,” pungkas Egi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.