Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dodol Boga Rasa, Primadona Baru Oleh-oleh Tradisional Khas Jawa Barat

Kompas.com - 01/03/2024, 14:17 WIB
Bambang P. Jatmiko

Penulis

Untuk menjaga kualitas tersebut, dia memiliki pemasok tetap untuk bahan baku dodolnya. Egi tidak bisa sembarangan mengambil bahan-bahan tersebut guna menjaga cita rasa.

Omzet hingga Rp 5 Juta Per Hari

Untuk menghasilkan dodol dengan kualitas yang baik, bahan-bahan tersebut dimasak selama kurang lebih 2-3 jam di atas tungku. Selama proses tersebut, adonan harus selalu dibolak-balik agar kematangan bisa merata.

Setelah itu, gula aren yang sudah dicairkan dituangkan ke dalam adonan hingga berwarna merah kecoklatan.

Baca juga: Dodol Betawi Didorong Punya Rasa Cokelat hingga Keju

“Kami memiliki takaran khusus sehingga dodol Boga Rasa ini memiliki rasa yang spesial dari dodol lainnya,” ujar dia.

Kualitas dan rasa dodol Boga Rasa yang selalu terjaga mendorong konsumen ingin kembali lagi membeli dodol ini.

Sebagaimana diungkapkan Muhitoh (51), dia rela jauh-jauh pergi dari Serpong ke Tenjo hanya untuk membeli dodol Boga Rasa. Dia mengaku selalu ingin mengunyah dodol ini karena rasanya yang enak.

“Rasanya enak, makanya saya datang ke sini, sekalian bisa melihat cara membuatnya,” kata Muhitoh.

Sementara itu konsumen lainnya, Elis (47) menceritakan bahwa dia pernah mencoba dodol merek lainnya, namun dia tidak bisa mendapatkan rasa sebagaimana yang dimiliki dodol Boga Rasa.

“Akhirnya ya kembali ke sini buat beli dodol Boga Rasa. Saya senang karena rasanya enak dan berbeda dari yang lain,” ungkapnya.

Kualitas rasa yang selalu terjaga tersebut menjadikan konsumen Boga Rasa loyal. Ini terbukti setiap hari rumah yang juga dijadikan kios jualan oleh Egi selalu dipenuhi pembeli.

Dari situlah, Egi membukukan keuntungan yang lumayan. Dia mengaku omzet dari jualan dodol ini mencapai Rp 3 juta hingga Rp 5 juta dalam sehari.

“Itu ketika pada hari-hari biasa. Penjualan akan meningkat pada momen-momen tertentu, seperti Lebaran, Natal, Imlek,” kata dia.

Serap Tenaga Kerja Sekitar

Dalam sehari, dodol yang diproduksi oleh Egi mencapai sekitar 300 kg. Untuk memasak sebanyak itu, dia mengandalkan delapan tungku, di mana masing-masing tungku dikerjakan oleh satu orang.

Selain proses memasak, tahap yang tidak kalah penting adalah pengemasan. Proses ini dilakukan setelah adonan dodol benar-benar matang.

Baca juga: 5 Hal Penting untuk Kembangkan Bisnis, Jangan Salah Langkah

Untuk mendukung proses produksi tersebut, Egi mempekerjakan sebanyak 25 karyawan yang sebagian besar adalah warga sekitar. Dari jumlah tersebut sebagian besar adalah karyawan perempuan yang bertugas menyiapkan bahan serta pengemasan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau