Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Pekerja Pabrik, Tuti Nurhayati Sukses Bisnis Boneka Beromzet Belasan Juta

Kompas.com, 7 Maret 2024, 12:30 WIB
Ester Claudia Pricilia,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Usaha boneka masih eksis hingga saat ini. Boneka disukai oleh semua kalangan, terutama anak-anak.

Tuti Nurhayati merupakan salah satu pelaku usaha yang masih menggeluti bisnis boneka. Dengan merek Zhovy Toys, Tuti menjalankan usaha grosir dan eceran boneka.

Sebelum membangun bisnis sendiri, Tuti merupakan seorang karyawan di pabrik perusahaan boneka terkenal.

Baca juga: Hasilkan Cuan Banyak, Simak 7 Tips Sukses Memulai Bisnis Boneka

Kesukaannya pada boneka, membuat Tuti memutuskan mendirikan usaha boneka sendiri di tahun 2002, bersama beberapa temannya yang juga mantan karyawan perusahaan boneka.

“Sebelum mendirikan Zhovy Toys, saya itu pekerja di pabrik ekspor boneka. Setelah berkeluarga, saya berhenti bekerja, lalu memutuskan untuk buka usaha sendiri, soalnya udah dapat pengalaman dari situ. Saya juga suka sama boneka,” beber Tuti saat ditemui Kompas.com di kediamannya, di Jakarta, Rabu (6/3/2024).

Menurutnya, boneka tidak terbatas pada kalangan usia tertentu dan bisa dibeli oleh seluruh kalangan.

Apalagi, anak-anak akan selalu lahir, sehingga boneka akan selalu memiliki pasarnya sepanjang zaman.

Hal itulah, yang membuat Tuti merasa sangat yakin, bahwa produksi boneka tidak akan tutup.

"Awalnya, saya tidak punya pengalaman sama sekali dalam bisnis. Saya hanya mempelajari sedikit tentang marketing dari perusahaan saat bekerja," ungkapnya. 

Baca juga: Cerita Marcelina, Resign Kerja demi Kejar Impian Punya Bisnis Sendiri

Produksi Boneka Zhovy Toys

Saat ini produksi Zhovy Toys dilakukan di dua kota, yaitu Bogor dan Jakarta. Di Bogor merupakan tempat produksi utama, sementara di Jakarta tempat untuk finishing dan penyimpanan (gudang).

"Sekarang mempekerjakan total 8 orang, yang terbagi 6 di Bogor, dan 2 di Jakarta. Pekerjanya kebanyakan perempuan," ujar Tuti.

Delapan orang tersebut, semuanya memiliki kemampuan dasar menjahit dan bisa mengoperasikan mesin.

“Soalnya jahit boneka itu butuh keterampilan yang tinggi, enggak sama dengan jahit baju. Jahit boneka itu ada pola tersendiri,” ujar wanita berusia 46 tahun itu.

Sementara untuk produksi boneka, biasanya melalui beberapa tahapan, mulai dari bahan yang diperlukan dicetak, lalu dijahit menggunakan mesin jahit, diisi dakron, dipasang mata dan hidung, lalu sampai ke tahap finishing.

Dalam sebulan, dikatakan Tuti, Zhovy Toys bisa memproduksi 1.000 lebih boneka, tergantung orderan yang masuk.

Halaman:

Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau