Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Kenalkan Kain Tradisional Indonesia, Sondang Merintis Mejikuhibiniu Butik

Kompas.com - 20/04/2024, 11:15 WIB
Ester Claudia Pricilia,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Di mana produk-produk itu bukan produk yang dipakai hanya saat mendatangi acara adat, tetapi bisa dipakai juga untuk kegiatan sehari-hari.

“Mejikuhibiniu memadukan kain-kain itu ke dalam fesyen yang kekinian, supaya anak-anak muda bisa dan mau pakai, contohnya ada hoodie, blazer, topi, masih banyak lagi,” katanya.

Baca juga: Edan-Edanan, Kembangkan Kain Tradisional Hingga Raup Omzet Ratusan Juta

Untuk memulai bisnisnya, Sondang mengaku mengeluarkan modal sekitar Rp 10 juta. Modal ini utamanya untuk membeli kain-kain tradisional yang harganya terbilang mahal.

Perbulannya Sondang dapat menerima omzet sebesar Rp 25-30 juta, jika sedang ramai pameran atau bazar. Sedangkan jika mengandalkan penjualan online saja, omzetnya sekitar Rp 5-10 juta.

Program Pemerintah Banyak Membantu Mejikuhibiniu Butik

Sondang mengakui, memang tak mudah memperkenalkan produk dalam negeri seperti produk Mejikuhibiniu Butik, karena harus bersaing dengan gempuran fesyen impor dari luar negeri.

Namun ia sangat bersyukur, karena pemerintah banyak memberikan bantuan kepada bisnisnya.

Ia menyebut, sangat terbantu dengan program yang sedang digalakkan pemerintah, yaitu seruan memakai produk-produk dalam negeri dan berbagai kebijakan lainnya.

Saat ini, Mejikuhibinu Butik juga merupakan (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) UMKM binaan Kementrian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM).

“Kemenkop UKM banyak memberikan pembinaan dan pelatihan kepada saya, salah satunya yang paling penting tentang digitalisasi UMKM. Selain itu juga sering diajak pameran,” ungkap wanita itu.

Dengan banyaknya bantuan pemerintah yang dirasakan oleh Sondang, ia merasakan bersaing dengan produk lain bukanlah kendalanya. Namun, Sondang merasakan kendala lainnya yaitu pada produksinya.

Rumitnya Proses Produksi

Menurut Sondang, selama menjalankan bisnis fesyen Mejikuhibiniu, persaingan produk bukanlah kendala utama, tapi rumitnya proses produksi justru menjadi tantangan terbesar.

Pasalnya, memadukan kain tradisional ke dalam tas, baju, atau sepatu memiliki tingkat kerumitan yang tinggi.

Apalagi produk-produk Mejikuhibiniu Butik, merupakan produk yang limited dan handmade.

Sondang mengungkap, kendala terbesarnya adalah pada perajinnya. Sulit menemukan mitra (perajin) yang tepat untuk bekerja sama membuat produk seperti yang ia mau.

“Saat mau produksi, keseringan perajin merasa kesulitan, karena untuk membuat produk yang dipadukan dengan kain ini membutuhkan effort 3 kali lipat lebih besar daripada produk yang biasa. Mereka juga takut, karena kain yang dipakai ini cukup mahal,” paparnya.

Baca juga: Tas Berbahan Baku Goni Berpadu Kain Endek Bali jadi Souvenir G20

Halaman:

Terkini Lainnya
Dukung Petani Kopi Lokal, DBS Salurkan 'Blended Finance' ke Adena Coffee
Dukung Petani Kopi Lokal, DBS Salurkan "Blended Finance" ke Adena Coffee
Program
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Jagoan Lokal
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
Training
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Program
Menteri UMKM Janji Dampingi Pengusaha 'Outdoor' untuk Perluas Akses Pasar
Menteri UMKM Janji Dampingi Pengusaha "Outdoor" untuk Perluas Akses Pasar
Training
Kualitas Peralatan Outdoor Lokal Tak Kalah dari Produk Luar
Kualitas Peralatan Outdoor Lokal Tak Kalah dari Produk Luar
Training
Beri Perlindungan Hukum ke UMKM, Pemerintah Gandeng Kongres Advokat Indonesia
Beri Perlindungan Hukum ke UMKM, Pemerintah Gandeng Kongres Advokat Indonesia
Program
Kreasi Pala Nusantara Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai saat Ekonomi Lesu
Kreasi Pala Nusantara Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai saat Ekonomi Lesu
Jagoan Lokal
Usia 25, Yoel Punya 3 Gerai Makanan Sehat Berkat Kebiasaan Lama
Usia 25, Yoel Punya 3 Gerai Makanan Sehat Berkat Kebiasaan Lama
Jagoan Lokal
Panen Tebu di Blitar Melimpah, Pabrik GulaIni  Naikkan Target Giling
Panen Tebu di Blitar Melimpah, Pabrik GulaIni Naikkan Target Giling
Program
Budi Daya Maggot, Paiman Berhasil Raup Omzet Puluhan Juta Per Bulan
Budi Daya Maggot, Paiman Berhasil Raup Omzet Puluhan Juta Per Bulan
Jagoan Lokal
SMBC Indonesia Gandeng Komunitas Lokal Perkuat Perempuan Pelaku UMKM
SMBC Indonesia Gandeng Komunitas Lokal Perkuat Perempuan Pelaku UMKM
Training
Suadesa Festival 2025 Dorong Perputaran Ekonomi di Desa Karangrejo hingga Rp3 Miliar
Suadesa Festival 2025 Dorong Perputaran Ekonomi di Desa Karangrejo hingga Rp3 Miliar
Program
Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur
Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur
Program
Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas
Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau