Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Sistem Kerja Sama Bisnis Arung Jeram Sungai Elo di Magelang

Kompas.com - 22/04/2024, 17:15 WIB
Alfiana Rosyidah,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Potensi Sungai Elo yang membentang di daerah Magelang, rupanya dapat dimanfaatkan sebagai wisata arung jeram atau rafting. Hal ini kemudian dimanfaatkan oleh 21 operator bisnis rafting di Magelang. 

Sisi menarik dari 21 operator tersebut ialah sistem paguyuban yang diterapkan untuk mempersatukan bisnis arung jeram Sungai Elo.

Untuk menelisik lebih dalam, Kompas.com berjumpa dengan Ketua Paguyuban Arung Jeram Sungai Elo, Nuryana (57) pada Sabtu (20/4/2024).

Sebelum berbincang, Kompas.com dipersilakan untuk duduk di tepi Sungai Elo. Di bawah naungan atap gazebo berbahan kayu, Nuryana mulai membicarakan sistem kerja sama Paguyuban Arung Jeram Sungai Elo yang sudah dilakukan bertahun-tahun.

Baca juga: Festival Budaya Pasar Terapung 2023 Jadi Kesempatan Mengenalkan Produk UMKM dan Wisata

Tidak Saling Berebut Tamu

Sesuai dengan namanya yang berupa paguyuban, artinya 21 operator bisnis arung jeram Sungai Elo tidak bersaing untuk memperebutkan tamu atau peserta rafting.

Mereka tidak berlomba-lomba untuk mencari keuntungan yang paling besar dibandingkan yang lain. 

Supaya tidak berebut tamu, tiap operator memiliki fasilitas yang sama. Nuryana menyebut fasilitas ini meliputi paket snack, makan, dan kelapa muda. 

"Di tiap operator fasilitasnya sama, sehingga tamu enggak perlu khawatir soal fasilitas. Alhamdulillahnya juga jarang ada kendala dan kami selalu memantau," tutur Nuryana. 

Baca juga: Simak Prospek Cerah Jual Bir Pletok di Tempat Wisata

Tidak hanya tamu, Paguyuban Arung Jeram Sungai Elo juga sudah bekerja sama dengan berbagai travel agent.

Para travel agent pun bebas untuk memilih operator arung jeram, dengan fasilitas yang sama. 

Saling Menyewakan Perahu

Meski menggunakan sistem paguyuban, 21 operator bisnis arung jeram Sungai Elo tetap mendapatkan keuntungan. Caranya adalah dengan saling menyewakan perahu. 

Nuryana bercerita, tidak semua operator memiliki jumlah perahu yang cukup, sehingga paguyuban berfungsi untuk melengkapi kekurangan-kekurangan tersebut. 

Baca juga: Impian Murniati Wujudkan Desa Wisata Petik Nanas di Pemalang

Perahu di Paradise Rafting Sungai Elo MagelangKompas.com - Alfiana Rosyidah Perahu di Paradise Rafting Sungai Elo Magelang

"Jadi misal operator A butuh perahu, nanti operator B bisa menyewakan. Nah, keuntungannya ya dapat dari operator A yang bayar sewa ke operator B. Begitupula dengan alat-alat yang lain," ucap Nuryana. 

Karena menggunakan sistem saling menyewa perahu, operator yang meminjamkan juga harus membatasi jumlah tamu yang datang. Jika tamu datang pada pagi hari, pihak operator akan menyarankan untuk datang kembali di siang hari. 

"Lalu kalau ada operator yang perahunya habis karena disewakan, dia juga tetap dapat untung. 'Kan dia dapat uang dari sewa perahu itu," lanjutnya. 

Baca juga: Manfaatkan Ekosistem Wisata Borobudur, Desa Ini Raup Pendapatan Rp 400 Juta

Halaman:

Terkini Lainnya

Bisnis Inklusif: Definisi, Imiplementasi, dan Ciri-Cirinya

Bisnis Inklusif: Definisi, Imiplementasi, dan Ciri-Cirinya

Training
Modern Trade dalam Bisnis Ritel: Karakteristik dan Keunggulannya

Modern Trade dalam Bisnis Ritel: Karakteristik dan Keunggulannya

Training
Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan Model Bisnis Inklusif

Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan Model Bisnis Inklusif

Program
Inovasi dalam Industri Batik, CV. Astoetik Buat Kompor Batik Listrik

Inovasi dalam Industri Batik, CV. Astoetik Buat Kompor Batik Listrik

Jagoan Lokal
Wamen UMKM Dorong Gen Z jadi Entepreneur Tangguh

Wamen UMKM Dorong Gen Z jadi Entepreneur Tangguh

Program
CEO Ini Ungkap Peluang dan Tantangan Industri Produk Kecantikan Indonesia

CEO Ini Ungkap Peluang dan Tantangan Industri Produk Kecantikan Indonesia

Training
Apa yang Penyebab Merek China Bisa Dominasi Pasar Lokal Saat Ini?

Apa yang Penyebab Merek China Bisa Dominasi Pasar Lokal Saat Ini?

Training
CEO Hypefast: 6 dari 10 Orang Indonesia Tak Bisa Bedakan Produk Indonesia atau China

CEO Hypefast: 6 dari 10 Orang Indonesia Tak Bisa Bedakan Produk Indonesia atau China

Program
Kementerian UMKM Akan Buat Super Apps 'Sapa UMKM'

Kementerian UMKM Akan Buat Super Apps "Sapa UMKM"

Program
 Perpanjangan PPh Final 0,5 Persen, Menteri UMKM Sebut Sudah Sepaham dengan Menteri Keuangan

Perpanjangan PPh Final 0,5 Persen, Menteri UMKM Sebut Sudah Sepaham dengan Menteri Keuangan

Training
Menteri UMKM Minta PPh Final 0,5 Persen untuk UMKM Diperpanjang

Menteri UMKM Minta PPh Final 0,5 Persen untuk UMKM Diperpanjang

Program
Menteri UMKM Sebut Judi 'Online' Jadi Biang Kerok Turunnya Daya Beli Masyarakat

Menteri UMKM Sebut Judi "Online" Jadi Biang Kerok Turunnya Daya Beli Masyarakat

Training
Menteri UMKM Pastikan Program Entrepreneur Hub Dilanjutkan di Masa Pemerintahannya

Menteri UMKM Pastikan Program Entrepreneur Hub Dilanjutkan di Masa Pemerintahannya

Program
Penghapusan Utang 70.000 UMKM Tunggu Aturan Internal Bank Himbara

Penghapusan Utang 70.000 UMKM Tunggu Aturan Internal Bank Himbara

Program
Erick Thohir Sebut 50.000 UMKM Masuk Ekosistem Tender di Bawah Rp 15 Miliar

Erick Thohir Sebut 50.000 UMKM Masuk Ekosistem Tender di Bawah Rp 15 Miliar

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau