Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Argopandoyo dan Vera Tjahyani, Pasutri yang Rintis Bisnis Homedecor dari Sampah Tak Terpakai

Kompas.com - 23/04/2024, 11:03 WIB
Ester Claudia Pricilia,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Untuk mendapatkan limbah-limbah itu mereka mengaku mengambilnya dari apa yang ada di sekitarnya. Namun untuk kayunya, mereka mengaku mengambil dari perusahaan-perusahaan kayu di dekat rumahnya saja yaitu daerah Kembangan, Jakarta Barat.

Awalnya mereka harus membayarnya, tetapi lama kelamaan perusahaan kayu itu memberikannya secara sukarela.

“Mereka seneng kalau kita ambil sisa kayu itu, bahkan mereka minta kita ambil semua sampah mereka secara rutin,” ujar Vera.

Omzet Tidak Penting, Yang Penting Produk Mereka Disukai dan Dipakai

Melalui Volks Arts, Argo dan Vera dapat menghasilkan omzet di bawah Rp 10 juta tiap bulannya. Omzetnya juga fluktuatif tergantung seberapa sering mereka mengikuti pameran dan mendapatkan pesanan.

Namun, menurut mereka omzet itu tidak penting. Mereka lebih senang jika melihat ada orang yang membeli produk mereka dan kemudiannya memakai produk itu. Banyak orang dari luar negeri yaitu Jepang, China, dan Afrika yang langsung klop dengan produk Volks Arts saat bertemu di pameran.

“Kami bangga dan puas melihat produk murni hasil ide dan tangan kami, yang dari sampah buangan, disukai orang dan kemudian dipajang di rumah-rumah mereka,” jelas Vera.

Maka dari itu, target pasar Argo dan Vera dari awal memang kepada pecinta seni, yaitu orang yang melihat dan menghargai produk dari nilai seninya. Vera mengatakan para pecinta seni itu tidak ragu membeli produknya dalam jumlah banyak, yaitu bisa di atas 5pcs.

“Owner café, usaha kos-kosan, dan untuk latar podcast juga beberapa beli di kami untuk latar dan pajangan dinding,” kata Argo

Banyaknya Bantuan dari Pemerintah Membantu Mengatasi Kendala Volks Arts

Memasarkan produk homedecor dari bahan-bahan limbah ini tentu tidak mudah, karena orang biasa atau orang awam tidak akan paham dengan seberapa bernilainya produk dari hasil 3R (Reduce, Recycle, dan Reuse) ini.

Argo dan Vera mengaku mendapat banyak bantuan dari pemerintah seperti kecamatan Kembangan, Serut (Serpong Utara), hingga Jakpreneur. Ketiga itu memberikan arahan, pelatihan, dan bimbingan bagi mereka berdua untuk mengelola Volks Arts.

Hal tersebut sangat membantu Argo dan Vera, karena mereka berdua tidak mempunyai pengetahuan akan bisnis, yang mana permasalahan itu selalu menjadi kendala Volks Arts. Menurut mereka, ketidaktahuan akan cara berbisnis menyebabkan kurangnya respon pembeli terhadap Volks Arts.

Baca juga: Kisah Ahmat, Rintis Usaha Limbah Kayu Jati dan Berdayakan Masyarakat Sekitar

Selain itu, mereka juga merasa kesulitan akan pemasaran. Namun, mereka terbantu karena ketiga pihak itu selalu mengajak Volks Arts untuk pameran di berbagai daerah, nasional bahkan internasional.

“Pameran dengan tempat yang sesuai menjadi pemasaran yang efektif, karena kami tidak punya toko fisik langsung. Dengan pameran akan mempertemukan kita dengan buyer yang luas. Jadi bisa meningkatkan penjualan,” jelas Argo.

Produk Volks ArtsKompas.com - Ester Claudia Pricilia Produk Volks Arts

Selain menggunakan pameran sebagai pemasaran utama, mereka juga memanfaatkan pemasaran online seperti PaDi UMKM, Instagram (@volks.arts), Linktree, Facebook, dan Tiktok.

Selain kedua permasalahan itu, kendala lain yang paling sering dirasakan adalah permasalahan tenaga kerja. Vera mengaku kalau sering mengikuti pameran, resiko yang mereka terima adalah mereka tidak punya waktu untuk produksi karena mereka harus menjaga stand.

Harapan Argo dan Vera untuk Volks Arts

Kendala-kendala itu tak membuat mereka berdua menyerah. Argo dan Vera tetap komitmen agar terus menjadi produktif untuk mengupayakan bisnis Volks Arts.

Mereka berharap bisa terus peduli lingkungan dan bisa menularkannya kepada orang-orang di luar sana. Argo mengatakan bahwa ia ingin sekali mempunyai kelas sendiri agar bisa berbagi kepada orang-orang banyak dan bisa merekrut orang agar menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi mereka.

Sedangkan Vera, ia berharap agar Volks Arts bisa terus maju di skala nasional maupun internasional. Ia ingin produk Volks Arts dikenal dan dipakai oleh banyak orang.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:

Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau