Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi yang Mengubah Jalan Hidup Perajin Loyang di Citeureup

Kompas.com - 28/04/2024, 22:06 WIB
Bambang P. Jatmiko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Bagi banyak orang, krisis menjadi sebuah momok yang menakutkan karena bisa membuat banyak rencana gagal dieksekusi dan keberlangsungan bisnis menjadi terancam.

Namun bagi mereka yang memandang dengan kacamata berbeda, krisis bisa jadi sebuah peluang. Ketika muncul situasi yang membuat berbagai tatanan kembali ke setelan awal, di situlah semua orang punya peluang yang sama untuk berkembang.

Prinsip itu pula yang dipegang oleh para perajin loyang dan perkakas logam di Citeureup, Kabupaten Bogor Jawa Tengah.

Baca juga: Dinamisnya Industri Perkakas Logam yang Menghidupi Banyak Warga di Citeureup

Ketika pandemi menyebabkan banyak pelaku usaha yang gulung tikar, justru para perajin tersebut tidak sedikit yang berkembang dan memasuki fase usaha yang lebih berkelanjutan.

Hal ini terlihat dari banyaknya para perajin yang mulai memanfaatkan platform digital sebagai sarana untuk mendukung bisnis. Sebagaimana diketahui, e-commerce dan media sosial saat ini menjadi faktor penting dalam menunjang berbagai kegiatan, termasuk dunia usaha.

Melalui platform online, banyak perajin yang memperoleh konsumen baru dengan nilai order yang jauh lebih stabil. Selain itu, para produsen perkakas logan juga bisa mendapat margin lebih besar jika dibandingkan dengan mengandalkan toko dan pedagang besar dalam mendistribusikan produk.

Perajin Perkakas Logam Berhasil Bangkit

Salah satu perajin yang berkembang saat pandemi adalah Sukma Maulana (41). Laki-laki yang akrab dipanggil Olan itu mengatakan saat Covid dia berhasil bangkit setelah memanfaatkan platform e-commerce untuk jualan perkakas logam, utamanya loyang.

“Usaha saya tutup dan saya sempat menjadi driver ojek online. Namun saya mulai merintis usaha secara online setelah tahu bahwa e-commerce bisa dimanfaatkan untuk usaha jual-beli,” kata dia saat ditemui di rumahnya, Senin (22/4/2024).

Usaha yang dirintis sejak tahun 2020 itu membuahkan hasil. Olan bisa menjual ribuan pieces loyang dan perkakas logam kepada end user yaitu para ibu rumah tangga serta pembuat kue.

Pembelinya pun tak sebatas dari Jabodetabek. Produk-produk yang dijual Olan bahkan sudah dipesan oleh pembeli yang ada di berbagai pelosok Indonesia.

Baca juga: Dari Driver Ojek Online, Olan Sukses Jadi Juragan Loyang dengan Bantuan KUR

Hal serupa juga diungkapkan oleh perajin loyang lainnya, Munji (36). Saat berbincang dengan Kompas.com, dia menyatakan bahwa usaha yang dia jalankan mulai berkembang ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia dan dunia.

Karena penjualan secara konvensional terbatas, Munji memanfaatkan platform digital untuk menopang usahanya. Karena itu pula, dia mampu mendapatkan pelanggan dan memperoleh order besar.

“Karena menggunakan e-commerce, saya bisa mendapatkan konsumen yang kebanyakan adalah toko dan pedagang. Karena menjadi langganan, banyak pembeli yang kemudian memesan langsung ke saya,” kata Munji.

Didorong untuk Manfaatkan Platform Digital

Deputi Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Siti Azizah mengatakan penting bagi pelaku UMKM memanfaatkan platform digital dalam mendukung usahanya.

Menurut Siti Azizah, dalam era yang serba digital, pelaku UMKM harus paham bahwa bisnis tak lagi bisa dijalankan dengan cara-cara konvensional.

Siti Azizah saat membuka acara Open Call Entredev 2024 di Jakarta, Selasa (6/2/2024).Kemenkop Siti Azizah saat membuka acara Open Call Entredev 2024 di Jakarta, Selasa (6/2/2024).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Festival Budaya dan UMKM Hajat Betawi Condet Kembali Digelar, Hadirkan 100 UMKM

Festival Budaya dan UMKM Hajat Betawi Condet Kembali Digelar, Hadirkan 100 UMKM

Program
PON XXI 2024 Aceh-Sumut Pemkot, Medan Tampilkan Produk UMKM Khas

PON XXI 2024 Aceh-Sumut Pemkot, Medan Tampilkan Produk UMKM Khas

Training
5 Alasan Mengapa Bisnis Salon Berpeluang Berhasil, Tertarik?

5 Alasan Mengapa Bisnis Salon Berpeluang Berhasil, Tertarik?

Training
Lewat Fasilitas PKE, LPEI Dorong Eksportir Indonesia Garap Pasar Afrika

Lewat Fasilitas PKE, LPEI Dorong Eksportir Indonesia Garap Pasar Afrika

Training
Pemerintah AS Umumkan Bantu Infrastruktur dan Usaha Kecil Milik Perempuan Senilai Lebih dari Rp 10 Triliun

Pemerintah AS Umumkan Bantu Infrastruktur dan Usaha Kecil Milik Perempuan Senilai Lebih dari Rp 10 Triliun

Program
KemenKopUKM Siapkan Lima Fondasi Transformasi UMKM

KemenKopUKM Siapkan Lima Fondasi Transformasi UMKM

Program
Tantangan Menjual Produk Tunggal dan Strategi untuk Mengatasinya

Tantangan Menjual Produk Tunggal dan Strategi untuk Mengatasinya

Training
Sri Sultan HB X Ajak Masyarakat Gunakan Produk Lokal

Sri Sultan HB X Ajak Masyarakat Gunakan Produk Lokal

Training
Kisah Perubahan di Desa Semedo, Kini Ekspor Puluhan Ton Gula Semut

Kisah Perubahan di Desa Semedo, Kini Ekspor Puluhan Ton Gula Semut

Jagoan Lokal
FIA UI Gelar Pelatihan Kaizen dan “Japanese Management” Untuk Siswa LPK

FIA UI Gelar Pelatihan Kaizen dan “Japanese Management” Untuk Siswa LPK

Training
Total Membantu UMKM

Total Membantu UMKM

Program
Kelebihan Menjual Produk Tunggal, Lebih Efisien dan Dinantikan Pembeli

Kelebihan Menjual Produk Tunggal, Lebih Efisien dan Dinantikan Pembeli

Training
KemenKopUKM Fasilitasi Sertifikasi Halal bagi 1.000 Usaha Mikro di Banten

KemenKopUKM Fasilitasi Sertifikasi Halal bagi 1.000 Usaha Mikro di Banten

Program
Tingkatkan Kesejahteraan Petani, Pemerintah RI Dorong Program Kerjasama Kemitraan Closed Loop Agribisnis Hortikultura

Tingkatkan Kesejahteraan Petani, Pemerintah RI Dorong Program Kerjasama Kemitraan Closed Loop Agribisnis Hortikultura

Program
Bappenas Temukan Sejumlah PLUT KUMKM Hadapi Kendala dan Belum Optimal

Bappenas Temukan Sejumlah PLUT KUMKM Hadapi Kendala dan Belum Optimal

Training
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau