JAKARTA, KOMPAS.com - Di lereng Merbabu, ada bisnis kopi yang dijalankan oleh laki-laki dengan latar belakang dunia otomotif. Ia menaruh ketertarikan besar pada dunia kopi.
Laki-laki itu adalah Paijo Madin (30). Ia memang suka mengonsumsi kopi dan memutuskan untuk mencoba menanam tanaman kopi. Selain itu, ia juga berusaha menjaga kelestarian mata air dengan tanaman kopi tersebut.
Selama merintis Merapi Merbabu Coffee sejak 2019, Paijo juga berusaha untuk memberdayakan petani sekitar.
Kompas.com pun mendapat kesempatan berbincang dengan Paijo secara online pada Senin (6/5/2024).
Baca juga: Paijo Madin Rintis Bisnis Kopi Sekaligus Jaga Kelestarian Mata Air di Lereng Merbabu
Membicarakan soal petani, Paijo memiliki motivasi tersendiri soal pemberdayaan mereka. Menurutnya, petani di sekitarnya tidak bisa hanya mengandalkan sayur dan cabai karena merupakan tanaman musiman.
"Biasanya petani di sini menanam sayuran dan cabai, enggak ada yang tanaman tahunan. Jadi lewat kopi ini, bisa jadi modal petani kalau harga sayur dan cabai anjlok," ungkap Paijo.
Paijo menyebut ada 20 petani yang sudah dia berdayakan melalui bisnisnya. Para petani ini nantinya akan menanam benih, lalu merawat hingga siap dipanen.
Baca juga: Cerita Yohanes Bangun Uncle Jo Coffee, Berawal karena Sering Meeting di Kedai Kopi
Para petani itu diambil dari 4 kecamatan, yaitu Pakis, Sawangan, Dukun, dan Selo, Boyolali. Petani-petani tersebut bermitra dengan Paijo untuk menghasilkan biji kopi.
"Biasanya petani akan panen selama dua kali seminggu. Mereka bisa kerja setengah hari atau satu hari," lanjut Paijo.
Langkah untuk memberdayakan petani, yaitu dengan membeli hasil panen para petani tersebut. Paijo memiliki standar harga tersendiri bagi para petani dalam tiap kilogramnya.
Ia tidak ingin menggunakan standar harga secara global. Menurutnya, dengan menggunakan harga global, nantinya akan mempengaruhi para petani jika harga kopi turun.
"Lalu petani-petani ini kalau sudah panen, hasilnya bisa dibeli dalam harga standar Rp 8.000 hingga Rp 10.000 per kilo nya. Harga standar ini kalau dibeli oleh saya," ucap Paijo.
Sedangkan jika ingin menjual dengan harga di atas Rp10.000, Paijo menyarankan untuk menjual ke orang lain.
"Kalau ada standar harga seperti itu, jadinya petani punya hitungan yang jelas," pungkasnya.
Baca juga: Kisah Jurasep Membangun Warung Kopi dengan Sentuhan Seni dan Budaya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.