Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bisnis Legendaris AGTL Ny. Nani S, Berdiri Sejak Tahun 1989

Kompas.com - 08/05/2024, 10:52 WIB
Ester Claudia Pricilia,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Bisnis legendaris yang dapat bertahan lama selalu mempunyai kisah panjang nan menarik di baliknya.

Salah satu bisnis legendaris di Jakarta yang telah beroperasi selama 34 tahun, yakni Ayam Goreng Tulang Lunak (AGTL) Ny. Nani S.

Bisnis yang telah ada sejak tahun 1989 itu, kini dioperasikan oleh generasi keduanya.

Baca juga: Berjualan Sejak 1980, Ini Kisah Bisnis Legendaris Es Campur Ko Acia

AGTL Ny. Nani S itu merupakan bisnis nasi boks yang cukup unik. Maskot mereka adalah ayam yang memiliki tekstur tulang yang sudah lunak. Jadi ketika digigit, tulang-tulang ayamnya akan langsung hancur.

Mereka juga menggunakan ukuran ayam 1,5, yang terbilang besar dibandingkan dengan ayam-ayam pada usaha kuliner lain.

Bisnis tersebut merupakan bisnis keluarga, yang di dalamnya terdiri dari beberapa keluarga yang ikut juga mengurus berjalannya AGTL Ny. Nani S.

Saat ini, AGTL Ny. Nani S dijalankan oleh anak sang pendiri, yaitu Bung Cahyo (50). Mulai dari produksi hingga marketing, Bung Cahyo yang mengurusnya.

Supir Taksi yang Ingin Menambah Pendapatan 

Saat itu, ayah Cahyo merupakan seorang supir taksi. Untuk meningkatkan pendapatan keluarga, orangtua Cahyo memutuskan untuk membuka usaha.

Cahyo mengungkap, awalnya AGTL Ny. Nani S. hanya berupa usaha kuliner yang menggunakan tenda. Saat itu, untuk membangun warung tenda diperlukan modal sebesar Rp 15 juta.

Namun, lama-kelamaan mereka berhasil berkembang dari tenda, mengontrak, memperluas kontrakan, hingga berhasil punya restoran sendiri yang saat ini berlokasi di Haji Ten, Jakarta Timur (Pusat).

“Awalnya orangtua bilang memang niatnya bukan bikin usaha yang besar, karena saat itu berjualan untuk menambah pendapatan dan sebagai upaya keluarga kami sebagai perantau dari Solo dan Jogja,” jelas Cahyo saat berbincang dengan tim Kompas.com, Rabu (01/05/2024).

Namun berkat kegigihan orangtua Cahyo, usaha AGTL Ny. Nani S terus berkembang menjadi besar. Bahkan, hingga mempunyai 20 cabang yang bermitra.

“Allah mudahkan dan kasih kami lebih dari permintaan kami. Sampai saat ini kami berhasil punya rumah makan sendiri, yang sudah tidak bisa disebut warung tenda lagi,” ucapnya penuh syukur.

Baca juga: Cerita di Balik Ramainya Kedai Mie Tjap Chili, Ludes 500 Porsi per Hari

Menutup Beberapa Cabang akibat Pandemi

Outlet Pusat AGTL Ny. Nani SKompas.com - Ester Claudia Pricilia Outlet Pusat AGTL Ny. Nani S

Sayangnya, di tengah berkembangnya bisnis AGTL Ny. Nani S, pandemi Covid-19 melanda dan mereka terpaksa harus menutup beberapa cabang yang bermitra.

Cahyo mengatakan, kendala tersulit bagi dirinya selama menjalankan usaha adalah ketika dilanda pandemi Covid-19.

Apalagi, penutupan cabang-cabang usaha tersebut berdampak bagi tenaga kerja ATGL Ny. Nani S. Mereka terpaksa harus merumahkan banyak pekerja.

Namun demikian, AGTL Ny. Nani S tetap berjualan selama pandemi. Justru saat pandemi, menjadi momen penting bagi AGTL Ny. Nani S, dengan mengeluarkan produk nasi boks.

“Waktu itu karena ada kebijakan enggak boleh makan di tempat dan enggak boleh berkumpul, maka nasi boks jadi solusinya. Saat itu kami bisa kirim-kirim ke rumah sakit atau orang-orang yang tidak berani keluar rumah,” jelasnya.

Baca juga: Kisah Ayam Goreng Berkah Rachmat yang Mampu Bertahan hingga Puluhan Tahun

Penurunan Produksi Pasca Pandemi

Pasca pandemi, rupanya masalah belum selesai. Dampak pandemi masih terasa. Diakui Cahyo, banyak perubahan terjadi, khususnya pada produksi ayam mereka.

“Sebelum pandemi kami bisa memotong 500 ekor ayam per harinya, pasca pandemi cukup turun drastis. Jadi sekarang sekitar 50% nya saja, sekitar 200-250 ekor lah per harinya,” ujarnya.

Tapi hal itu tak memengaruhi kualitas ayam AGTL Ny. Nani S. Cahyo memastikan, ukuran, bumbu yang digunakan, hingga cita rasa tetap sama. Baik bisnis dalam kondisi ramai atau sepi.

Terbukti, upaya itu berhasil mempertahankan pelanggan setia AGTL Ny. Nani S. Cahyo menyebut, pembeli AGTL Ny. Nani S hingga saat ini kebanyakan dari pelanggan setia yang sudah membeli AGTL Ny. Nani S sejak dulu.

“Sebanyak 95 persen pembeli kami dari pelanggan setia semua. Menurut saya memang testimoni terbaik itu ya adanya repeat order tersebut,” kata Cahyo.

Baca juga: Kisah Hotifah, Merintis Bisnis Kentang Mustofa Bermodal Rp 500 Ribu Setelah Kena PHK

Berhasil Mencapai Ribuan Pesanan Nasi Boks

Seperti kata pepatah “Usaha tak mengkhianati hasil,” begitu juga upaya keluarga mereka untuk tetap melanjutkan bisnisnya. Saat ini AGTL Ny. Nani S. mempunyai tiga cabang tersisa di Jakarta.

Mereka seakan juga berhasil membuktikan tagline mereka, yaitu “Rajanya Nasi Box”. Pasalnya sekarang ini, pesanan nasi boks yang masuk bisa mencapai ribuan, yaitu di angka 10 ribu sampai 15 ribu, dengan rekor tertinggi adalah 25 ribu nasi boks dalam sekali kirim.

Padahal, saat pandemi mereka hanya menerima pesanan ratusan nasi boks.

“Pengiriman dalam jumlah banyak itu kami selalu jamin bisa cepat, tepat, dan aman,” katanya.

Cahyo menjelaskan, biasanya pesanan - pesanan nasi boks yang masuk, datang dari acara-acara seperti arisan, rapat RT atau RW, kenaikan kelas, wisuda, rapat perkantoran, dan sebagainya.

Berkat pesanan yang melonjak, saat ini mereka kembali mempekerjakan 25-30 orang, gabungan dari ketiga cabang itu.

Strategi Menghadapi Perubahan Zaman

Selain permasalahan pandemi, tren dan perubahan zaman juga menjadi tantangan bagi Cahyo dalam menjalankan bisnis keluarganya itu.

Terlebih lagi, target market AGTL Ny. Nani S bukanlah anak-anak kekininan.

Dilihat dari harga yang paling murah pun, harga tersebut hanya cocok bagi keluarga ataupun kalangan menengah ke atas.

“Harga paling murah kami itu ayamnya saja harganya sudah 24 ribu, itu belum nasi, tahu, tempe, sambal, dan lain sebagainya. Jadi kami memang tidak menargetkan anak muda kekinian,” ungkap Cahyo.

Namun ia tak menutup mata untuk melakukan promosi secara online. Sejauh ini, Cahyo tetap memasarkan bisnisnya lewat media sosial Instagram (@agtl.rajanyanasibox), Facebook, Snack Video, Grabfood, Gofood, hingga Shopee.

Di samping promosi online, strategi marketing konvensional, seperti menebar brosur juga masih dilakukan.

Cahyo berharap, bisnis AGTL Ny. Nani S ini bisa menginspirasi orang di luar sana yang ingin memulai bisnis kuliner. Cahyo ingin, mereka yang berbisnis kuliner tidak hanya terpaku dengan omzet, tetapi juga fokus pada kualitas makanannya.

Baca juga: Cara Tan Ek Tjoan Bakery Bertahan dari Persaingan Bisnis dan Perubahan Zaman

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau